💮The End🌸

246 26 3
                                        

Di ruangan rawat rumah sakit itu, terlihat seorang pria yang baru saja terbangun dari reaksi obat tidur yang disuntikkan padanya lima jam lalu, dan dia sedang memainkan ponselnya sejenak masih dalam posisi telentang di ranjang rumah sakit itu.

Namun tiba-tiba saja tirai disampingnya terbuka, yang dikira itu adalah perawat rumah sakit karena telah lewat lima lebih setengah jam, tapi bukan. Yang datang malah seorang nenek tua, mengetahui hal itu pria tersebut langsung mengambil posisi duduk untuk menghormatinya.

Nenek itu tersenyum dan berkata, "Wen Junhui?"

Pria itu terkejut, "bagaimana nenek tahu namaku? Dan nenek itu siapa?" Tanyanya.

Bukannya menjawab, tapi nenek itu mengeluarkan sesuatu dari tas tangannya, sebuah bunga berwarna merah muda. Lalu nenek itu menyodorkan bunga tersebut pada pria bernama Jun tadi.
"Pergilah, selamatkan dia lagi." Ucapnya.

Jun memandangi bunga itu, lalu dengan ragu dia menerimanya dan terus saja memandangi bunga itu dalam genggamannya, sehingga dia tidak mengetahui bahwa nenek tadi tiba-tiba saja menghilang entah kemana.

"Nek?" Jun turun dari ranjang rumah sakitnya dan berjalan sekeliling ruangan itu, tak ada siapapun. Namun lagi-lagi dia memandangi bunga itu. Entah karena apa, tapi tiba-tiba saja dia seperti mendapat penglihatan berupa cuplikan adegan dengan jelas di depan matanya.

Dia mengetahui perempuan dalam cuplikan penglihatannya itu. Jia.

Lalu berpindah, sebuah gambar jembatan.

Dilanjutkan pemandangan aliran sungai.

Tak lama semua itu pudar, dan pria itu kembali sadar. Namun dilihatnya di tangan, bahwa bunga itu telah tiada?

"Apa itu tadi? Jia? Di.... jembatan sungai Han!" Pria itu berseru dan dengan segera mengambil jaket yang berada di kursi samping ranjang rumah sakit itu, lalu berlari keluar dengan tergesa. Tak peduli jika nanti ada perawat yang mencarinya.

🌸

Saat ini Jun dihadapanku, sedang memakaikan jaketnya padaku. Hangat. Itu yang kurasakan. Namun setelah itu, entah mengapa aku merasa sangat lemah, seluruh tubuhku sakit dan terasa beku. Padahal sejak dua jam lalu, aku biasa saja, bahkan saat diperjalanan kemari.

"Kenapa kau disini? Kau ingin mati lagi?" Tanya Jun padaku dengan masih memasang wajah yang sama. Marah? Khawatir?

"Kenapa... kau tahu aku disini?" Bukannya menjawab, aku malah berbalik memberikan pertanyaan padanya, namun dengan suara yang lemah dan serak.

Tapi seketika raut wajah Jun berubah, "kita bahas itu nanti. Sekarang ayo ke rumah sakit." Ucapnya dengan masih memegangi kedua lenganku. Namun aku menggelengkan kepala.

"Bawa aku pulang saja, aku tak suka rumah sakit."

Jun terdengar menghela nafas, "baiklah." Lalu dia menghentikan taksi yang lewat, dia membantuku untuk berjalan. Tapi aku terlalu lemah untuk itu dan akhirnya hampir terjatuh jika saja Jun tidak menahan tubuhku. Kemudian dia memutuskan untuk menggendongku saja ala bridal style sampai ke dekat taksi. Aku terlalu lemas untuk memberontak, jadi aku hanya diam saja atas semua yang dia lakukan.

Setelah mengatakan alamat rumahku, taksi itu melaju lurus. Nafasku tersendat, dan kuputuskan untuk memejamkan mata sejenak, bukan tidur. Tapi seketika aku kembali dikejutkan dengan Jun yang tiba-tiba saja melepaskan high heels putih ku, dan aku meringis karena sedikit perih yang disebabkan luka disana.

Fallin' Flower [舞い落ちる花びら] ||SVT💎 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang