💮Closer🌸

116 22 3
                                    

Entah karena hal apa, tapi malam ini aku memutuskan untuk pergi ke toko swalayan guna membeli makanan ringan. Atau karena mungkin aku sangat bahagia belakangan ini, terlebih tadi siang mengenai projek baru novel itu. Jadi aku ingin memakan sesuatu yang manis seperti coklat atau permen mungkin?

Tentu saja karena aku ke swalayan ini pada malam hari, jadilah aku menemui Chan lagi yang berada di belakang meja kasirnya itu, dan dia ternyata mengingat wajahku dan menyapaku.

"Mbak yang kemarin itu kan?" Ucapnya.

"Eh iya, waktu itu aku lupa mengenalkan diriku ya? Namaku Lee Jia." Aku tersenyum padanya sekilas.

"Wah... marga kita ternyata sama, aku Lee Chan. Mbaknya tinggal disekitar sini?"

Aku mengangguk singkat padanya. "Iya, dikomplek belakang toko ini. Eh tapi jangan memanggilku mbak, terlihat sangat kaku."

"Oh maaf. Aku hanya tak ingin ada salah paham dan dianggap tak sopan karena aku baru berumur dua puluh satu."

Aku terkejut, bukan hanya marga kita saja yang sama, tapi bahkan umur kita pun sama. Sudah terasa seperti saudara kembar saja. Setelah berbincang sebentar, dan pas sekali dia telah men-scan semua barang belanjaanku, tiba-tiba saja ada yang menepuk pundakku dari belakang.

"Oh? Ternyata benar kau."

Orang yang menepuk pundakku barusan adalah Wonwoo, dia juga terlihat membawa keranjang penuh belanjaan.

"Letnan Wonwoo? Kebetulan sekali kita bertemu disini."

Pria ini malah tersenyum dan menjadikan matanya yang terbingkai kacamata itu berubah membentuk bulan sabit, lucu sekali.

"Oh iya, silahkan. Aku permisi dulu." Aku minggir ke arah samping, mempersilahkan tempat untuknya agar menyelesaikan belanjaannya di kasir.

"Eh Jia!"

Aku menoleh ke arah belakang lagi, "iya?"

"Ayo pulang bersama saja." Ucap Wonwoo.

"Eh? Oh, iya. Baiklah, aku.... tunggu didepan." Aku segera keluar toko itu sembari membawa kantung plastik putih berisi belanjaanku. Pasti tadi aku seperti orang bodoh saat didepan Wonwoo kan? Memalukan.

Tak berselang lama, dia pun keluar dari toko juga setelah membayar semuanya.

"Ayo." Ucapnya dengan menatapku sekilas.

Aku hanya menganggukkan kepala sedikit dan mulai berjalan beriringan bersamanya.

Tak satupun dari kita yang mau membuka percakapan, sampai akhirnya Wonwoo berkata.
"Eh, mengenai hal tadi pagi... maafkan temanku ya?"

Hal tadi pagi? Oh pasti masalah salah alamat itu?

"Tidak apa-apa. Bukan masalah yang besar kok."

"Tapi tetap saja aku merasa tidak enak karena telah mengganggu pagimu. Dia bernama Hansol, Jung Hansol, dia itu masih anak baru dan pindahan dari Cheongdam."

Aku mengangguk mengerti sembari mendengarkan dengan seksama.
"Tapi temanmu itu benar-benar lucu. Dia terlihat tersipu saat mengetahui bahwa ternyata salah alamat." Aku terkekeh kecil.

Wonwoo pun ikut tertawa, "dia memang begitu. Tapi tak banyak orang yang mengetahui selera humornya, karena tertutup oleh ketampanannya."

Aku tersenyum. Ternyata Wonwoo tidak semenyeramkan yang aku kira, dia juga bisa bercanda dan asik untuk teman mengobrol.

Lalu sisa malam itu sepanjang perjalanan pulang ke rumah, kita berdua saling bercerita hal-hal random dan ada pula hal konyol, lalu akan saling tertawa bersama.

Fallin' Flower [舞い落ちる花びら] ||SVT💎 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang