💮Eustoma🌸

178 27 3
                                    

Pagi ini aku tergesa-gesa turun dari kamarku yang ada dilantai dua, bersiap untuk datang ke kantor karena katanya akan ada klien baru dengan projek yang lumayan menjanjikan. Bodohnya aku baru membuka pesan satu jam sebelum perjanjian dengan klien itu, padahal bosku yang mengirimiku pesan itu telah mengirim tadi malam tapi aku sama sekali tak menyentuh ponselku semalaman karena harus menyelesaikan deadline komik untuk lusa.

Jadi beginilah aku sekarang, sesaat setelah membaca pesan dari pak bos, aku langsung terburu-buru mandi, tak ada lima menit aku sudah selesai. Tak ada waktu untuk memilih pakaian, aku hanya mengambil baju dan celana yang berwarna sepadan lalu mengenakan jaket panjangku yang berwarna putih, warna netral, tak ada yang akan menarik perhatian. Aku membiarkan rambutku terurai, wajahku hanya kupoles cushion tipis dan liptint pada bibir. Kuambil ponsel yang tergeletak diatas meja, dan selesai. Tak ada sarapan, aku cepat-cepat memakai sepatu dan pergi, tapi sebelum pergi aku mengunci pintu, tenang saja.

Tiga puluh menit sebelum waktu janji yang ditentukan, dan aku sekarang sedang cemas menunggu kedatangan bus. Kakiku tak tenang, tanganku terus saja menggenggam ponsel dengan cemas karena pak bos sangat percaya kepada kinerjaku, jadilah dia memberikan projek ini padaku dan aku takut jika aku terlambat, bukan tak mungkin kesempatan tuk mendapat projek itu berpindah ke tangan orang lain. Apalagi ini projek oleh perusahaan komik Jepang yang sangat terkenal, bahkan perwakilan dari Jepangnya rela datang kesini langsung demi menyerahkan berkas dan membahas kontraknya, itu yang aku dengar dari bos.

Tak sampai lima menit akhirnya busnya sampai, aku bernapas lega. Tapi aku merasa seperti ada yang kurang, jadi aku meraba-raba kantong jaket dan celanaku.

Astaga dompetku!!

Aku sudah terlihat bingung, aku harus apa? Masalahnya kartu busku ada didalam dompet dan tasku yang berisi dompet itu tertinggal dirumah. Untuk kembali ke rumah akan terlalu lama, belum lagi harus  menunggu bus selanjutnya datang juga, tak akan sempat sampai tepat waktu. Pandangan mataku terus saja melihat orang-orang didepanku masuk ke bus satu per satu, sedangkan aku sedang terlihat bingung dan gelisah seperti orang bodoh.

Akhirnya aku menghela nafas, mungkin ini bukan rezekiku. Saat hendak pergi, tapi antrian orang didepanku sudah habis, dan sekarang posisiku tepat didepan pintu bahkan telah menyentuk bagian bawah bus, sedangkan orang dibelakangku mendorongku masuk. Tak ada pilihan lain, mungkin aku jujur saja kepada supirnya dan memohon maaf serta kembali keluar dari bus.

Tapi aku salah. Orang di belakangku yang mendorongku masuk itu semakin mendorong pundakku, apa-apaan orang ini?!

"Dengan wanita ini sekalian ya." Ucap orang dibelakangku tadi, menempelkan kartu busnya dua kali. Aku langsung memutar tubuhku dan aku sangat terkejut saat mendapati pria ini bertubuh sangat tinggi dan aku malah dihadapkan dengan dada bidangnya, aku cepat-cepat mendongakkan kepala untuk melihat wajahnya. Dia tersenyum dan berjalan sangat santai meninggalkanku disini yang masih terkejut.

"Nona, kita akan berangkat. Cepatlah duduk." Perintah supir busnya padaku. Aku hanya menganggukkan kepala dan memohon maaf padanya.

Mataku melihat sekeliling dan mendapati pria tadi tengah duduk disamping jendela dan menghadap ponselnya, entah apa yang ia mainkan disana. Karena aku ingin berterimakasih padanya, akhirnya aku memilih untuk duduk disampingnya.

"Permisi..." sapaku lirih.

Pria itu melihatku dengan tatapan tajamnya beberapa saat, namun akhirnya dia tersenyum juga dan mematikan ponselnya.

"Te... terimakasih sudah membayarkannya." Ucapku lumayan gugup dan jujur ini sangat canggung bagiku untuk memulai percakapan karena biasanya aku menjadi seorang pendengar, bukan pembicara.

Fallin' Flower [舞い落ちる花びら] ||SVT💎 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang