I'm suggest you all to listen Fallin' Flower audio on repeat for this chapter and also next chapter.
2,5k+ words!!
So please choose your relax position and prepare your snack😊
HAPPY READING~
__________________________________
Berkali-kali aku menyangkal hal itu, tapi tak bisa, mulutku berkata tidak tapi hatiku menjawab sebaliknya, karena kenyataannya memang begitu. Aku jatuh cinta pada Wonwoo. Segala sikapnya padaku, senyum manisnya, perilaku baik dan terkadang konyolnya, cara dia berbicara, aku menyukai semua hal darinya, bahkan kecerobohannya. Tapi setiap kali aku mengakui hal itu, kalimat itu terngiang kembali. Kalimat yang tertulis di kertas di pagar rumahku beberapa hari lalu, juga dengan kalimat yang nenek itu lontarkan tempo hari.
Bodohnya, kenapa aku mengingat setiap detailnya? Padahal tak pernah sekalipun aku menghapal atau mengingat kalimat tersebut.
Dan selama hampir seminggu ini, aku semakin gelisah karena kelopak bunga merah muda itu terus saja terjatuh setiap harinya tapi aku tak kunjung juga menemukan 'yang pertama' itu. Mimpi buruk itu tak pernah datang lagi, kertas misterius itu hanya ada satu, dan kedua bunga selalu bergeming kembali. Si putih tak pernah bersinar lagi, dan si merah muda tak kunjung bersinar juga.
Meskipun pikiranku sedang berkecamuk tak karuan, tapi aku tetap saja memaksakan diri untuk bekerja setiap harinya. Menatap layar laptop dan ponsel. Berusaha melupakan segalanya. Tapi tak bisa. Semua hal yang terjadi malah hanya menambah beban pikiran disamping urusan pekerjaanku.
Sekarang aku telah bersiap untuk segera pergi ke kantor, pak bos mengadakan rapat dan semua karyawan harus datang hari ini. Termasuk aku, jadi aku telah keluar rumah dan sedang mengunci pagar. Tapi pandanganku teralihkan kepada rumah di seberang. Wonwoo pasti pergi malam tadi dan belum juga kembali karena terlihat jelas semua lampu rumahnya masih menyala pada pagi hari yang terik ini, dan pastinya dia masih lupa untuk memperbaiki sistem otomatis lampu dirumahnya itu.
Aku tersenyum dan berjalan menuju rumahnya, membuka pagar yang selalu tidak dikuncinya itu, dan memasukkan pin sandi pintunya, berjalan menuju tempat saklar yang telah kuhapal lokasinya, lalu mematikannya. Setidaknya hari ini rumahnya bisa dibilang dengan sebutan rumah, karena terlihat rapi dan bersih.
Sejak mengajakku untuk sarapan bersama tempo hari, aku mengatakan padanya untuk membiasakan hidup rajin dan bersih, setiap selesai makan harus langsung dicuci piring kotornya agar tidak menumpuk. Serta jika melihat lantai kotor atau makanan ringan yang berserakan, segera disapu agar tidak dihinggapi serangga dan menjadi lebih berantakan lagi. Dan sebagainya lagi, aku memberi wejangan tentang berkemas rumah padanya, dan dia mendengarkan sambil terus saja memandangiku lalu mengangguk dan mengiyakan setiap kalimatku. Lucu sekali dia. Sungguh.
Setelah beres, aku langsung keluar dari sana dan bergegas menuju kantor. Selepas turun dari bus, aku hanya harus berjalan kaki sebentar lagi sebelum sampai kantor, namun aku tak sengaja melihat seseorang. Nenek tua itu. Dengan cepat, aku mengejarnya ke belokan gang sempit. Jalan buntu, dan nenek itu berdiri memunggungiku.
"Nek?" Aku mencoba mendekatinya perlahan dan menepuk pundaknya, lalu nenek itu berbalik dan menatapku.
"Kau pasti memiliki banyak pertanyaan untukku." Ucap nenek itu.
Aku cepat-cepat melepas sentuhanku pada pundak beliau, dan merasa sangat gugup.
"N... nek, saya...""Semua yang kau pikirkan itu benar." Nenek itu memotong kalimatku begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin' Flower [舞い落ちる花びら] ||SVT💎 (✔)
FantezieTemukan yang pertama. Kedua dan seterusnya tidak nyata. Jangan jatuh cinta pada yang putih. Jangan sampai yang merah muda mati sebelum menemukan yang pertama. -fallin' flower🥀 . . . //fantasy story inspired by 'Fallin Flower' MV// //selamat datang...