10. sepuluh

317 38 0
                                    

Happy Reading

Haechan membuka kedua matanya dan merasa heran kenapa dirinya berada di kamar? Bukankah semalam dirinya berada dapur? Lalu siapa yang membawanya ke kamar? Mark? Jaehyun? atau dirinya sendiri? Entahlah Haechan tidak ingin memikirkannya untuk saat ini karena yang terpenting hari ini dirinya akan kesekolah. Haechan keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan karena Bibi Kim selama beberapa hari ini datang terlambat. Saat Haechan memasuki dapur dia melihat Jaehyun sedang memasak.

"Kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?" Tanya Jaehyun. Haechan tidak menjawab pertanyaan Jaehyun karena saat ini dirinya tidak ingin bertemu dengan Jaehyun. Haechan segera meninggalkan dapur sesegera mungkin tapi Jaehyun menahan tangannya.

"Harus sampai kapan kau akan menghindar dariku? Tolong dengarkan aku kali ini saja kumohon" Kata Jaehyun.

"Sudah Kak aku tidak ingin mengungkit masa lalu yang begitu menyakitkan. Semuanya sudah berakhir. Jika saja aku tau kejadiannya akan seperti ini mungkin lebih baik aku tidak mengenalmu Kak. Aku hanya akan sakit jika melihatmu. Bertahun-tahun aku berusaha melupakan kejadian itu tapi tidak bisa" Kata Haechan menahan air matanya.

"Hikss..... Mungkin saat ini kita satu rumah tapi tidak selanjutnya. Aku akan selalu menganggapmu sebagai kakakku tapi perasaanku sudah hilang sejak saat itu. Aku sangat membenci diriku" Lanjutnya dengan isak tangis. Jaehyun langsung membalikkan badan Haechan dan memelukn erat. Haechan tidak memberontak karena jujur saja dia juga sangat merindukan sosok kakak laki-laki saat ini tapi semuanya sudah berakhir. Tidak ada lagi yang bisa Haechan harapkan

Disisi lain Mark melihat interaksi Jaehyun dan Donghyuck. Mark dapat menyimpulkan bahwa Jaehyun dan Donghyuck memiliki hubungan dimasa lalu. Entah mengapa Mark merasakannya nyeri di hatinya saat melihat Jaehyun memeluk Donghyuck. Mark dengan segera menggelengkan kepalanya dan berlalu bahkan tujuan awalnya dia lupakanlah karena saat ini dirinya harus bersiap berangkat ke sekolah.

.
.
.
.
.

Haechan berjalan menuju ke perpustakaan bersama dengan Herin untuk mengambil beberapa buku paket. Saat melewati kelas 11 dirinya tidak sengaja melihat Jaemin dibully oleh Yeri dan gengnya. Mata Haechan membulat dan segera melangkah kakinya tapi dengan segera Herin menahannya.

"Aku harus membantu Jaemin" Kata Haechan. "Kau akan dalam masalah Chan" Jawab Herin.

"Tapi aku tidak akan tinggal diam jika Jaemin dalam masalah" Kata Haechan lalu melepaskan tangannya dan berlari kearah Jaemin. Haechan segera menahan tangan Yeri dan menghempaskan nya saat Yeri akan menampar Jaemin.

"Owhh ada pahlawan kesiangan" Kata Yeri menatap sinis Haechan.

"Berhenti menganggu Jaemin" Kata Haechan. "Berhenti? Kau siapa menyuruhku berhenti? Kau pikir kau bisa melakukanya? Ahhh waktu yang aku berikan padamu sudah berlalu bukan?" Tanya Yeri.

"Jaemin akan menanggung akibatnya karena kau tidak menuruti perintahku untuk segera meninggalkan sekolah ini" Lanjutnya.

"Atas dasar apa kau memintaku keluar dari sekolah?" Tanya Haechan.

"Karena aku sangat membencinya. Melihatmu membuatku muak" Kata Yeri.

"Karena kalian berdua disini maka aku akan membuat kalian menderita" Kata Yeri lalu tersenyum sinis.

Brukkk

"Aww" Haechan meringis saat Koneun menendang perutnya.

"Haechan" Panggil Jaemin khawatir. "Gwaenchana Minnie" Kata Haechan lalu tersenyum.

The Light ♡♡𝘔𝘈𝘙𝘒𝘏𝘠𝘜𝘊𝘒♡♡ {GS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang