Mengapa Kita

8.8K 1.5K 755
                                    

📌Akan terbit akhir bulan Februari 2021
Siapin tabungan ya buat ikutan PO!

*
*
*
*
*









Pada akhirnya, hati dan raga ini hanya mampu menggapai lara yang menyelusup dalam dada.

• Raheelia Azzahra Rabbani•

• Raheelia Azzahra Rabbani•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Raheel mengerjap, dia rasa ini karena efek samping karena menaiki wahana kapal kora-kora tadi. “Tadi kepala lu kebentur besi kapal ya?” tanya Raheel.

“Ya?” Aksa mengerjap. Raheel menggaruk kepalanya yang mendadak terasa gatal.

“Pulang yuk Sa, mau keramas. Gatal.” Raheel memakai helmnya. "Kayaknya gue perlu jadi duta sampo lain deh Sa." lanjut Raheel.

Aksa berdecak sebal. "Ini bukan masalah jadi duta sampo lain hahaha Heel." Raheel terkekeh.

“Heel, gue serius. Gue suka lu.” Jeda sekian detik dan Raheel menghentikam tawanya.  “Raheelia, mau gak jadi teman hidup gue sampai ajal menjemput nanti,” lanjutnya.

“Pakai helmnya dulu.” Pinta Raheel. Aksa menurut. Gadis itu berdiri dengan posisi tegak begitupun Aksa.

“Siap?” tanya Raheel.

“Buat?”

“Jawaban gue.” Tentu saja cowok itu mengangguk. Raheel menghela napas pelan, kemudian mengganti posisi menjadi menyamping. Dan…

Dug! Seketika waktu terasa terhenti, keramaian yang ada di lokasi hiburan itupun mendadak hening.

Raheel kembali menghela napas saat melihat korban dari tendangan teknik yeop chagi.  Tendangan menyamping dengan tujuan mendorong tubuh lawan menggunakan pisau kaki. Sasaran tendangan ini adalah bagian perut hingga kepala.

Beberapa orang yang ada di sana membantu Aksa yang jatuh di tanah. Cowok itu memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tendangan dari Raheel.

“Mbak, kenapa pacarnya di tendang?! Kasihan ini sampai pucat.” Tegur seorang Bapak-bapak yang membantu Aksa.

“Iya nih, tadi saya lihat mereka jalan bareng sambil kewata-ketiwi, eh sekarang kaya gini,” sambung seorang gadis berambut sebahu. Aksa masih diam, dia mencoba menetralkan rasa sakitnya.

Raheel mendekat ke arah Aksa dan orang-orang yang menolong cowok itu. “Tadi latihan taekwondo. Jadi jangan salah paham ya, mohon maaf karena mengganggu keramaian.”

Raheel tersenyum tanpa rasa bersalah, kemudian menarik ujung kemeja Aksa untuk menjauh dari kerumunan orang.

“Gue yang nyetir deh,” ucap gadis itu sembari menarik kunci motor yang di pegang Aksa. Aksa menggeleng.

Langkah Juang [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang