📌Akan terbit akhir bulan Februari 2021
Siapin tabungan ya buat ikutan PO!*
*
*
*
*Kita diujung perpisahan, tapi rindu ini masih ada. Menyakitkan memang, tapi aku menikmatinya.
• Satria Ramdhani •
“Abang juga rindu kamu.”
Raheel masih menatap tajam kedua bola mata Satria, pernyataan bahwa Satria selalu memikirkannya, membuat luka yang ada di hati Raheel semakin membesar.Bertahun-tahun dia merasakan cinta seorang diri, merasakan rindu yang tak berbalas, tapi kemudian Satria datang membawa rindu yang tidak di harapkan.
Raheel marah, sangat. Untuk apa ada rindu jika pada akhirnya sama-sama menyakitkan. Raheel sudah lelah menghadapi semuanya, semua ucapan yang keluar dari mulut Satria, baginya hanya omong kosong.
“Terus, gue harus apa?!” tanya Raheel galak. “Mau lu kepikiran gue, kangen gue. Emang gue pikirin!” lanjut Raheel dengan penuh penekanan.
“Maaf,” balas Satria.
“Lu jangan jadi cowok brengsek! Kalau udah yakin sama Syifa, ngapain mikirin gue, ngapain kangen sama gue, gak ada akhlak banget jadi cowok!” hardik Raheel. Satria menghela napas pelan.
Dia sadar akan perasaannya yang salah, dia juga sadar jika dia tidak bisa jauh dari Raheel. Mungkin Satria butuh waktu adaptasi untuk jauh dari Raheel.
“Gue tegasin ya! Gue gak peduli lagi sama lu, selama ini gue sadar bahwa gue adalah cewek bodoh yang pernah mengharapkan orang bodoh kaya lu, untuk itu gue kasih pengumuman bahwa mulai detik ini juga. Gue, Raheelia Azzahra Rabbani, resmi move on dari Satria Ramdhani!” setelah mengatakan itu, Raheel langsung pergi meninggalkan Satria yang tampak syok akibat ucapannya tadi.
Vian dan Aice langsung berlari menyusul kakaknya, gagal sudah belanja makanan ringan sore ini.
Satria mengusap wajah kasar sembari beristigfar, dia menyesal karena telah jujur dengan Raheel.Dia pikir Raheel tidak akan semarah ini padanya, dia berharap Raheel merespon dengan baik atas perasaan yang Satria hadapi saat ini. Tapi nyatanya justru berbalik terbanding.
"Emangnya gue peduli! Gila emang, udah punya calon istri malah sekarang bilang mikirin gue, kampret Bang Sat!" oceh Raheel sepanjang jalan. Rasanya benar-benar ingin mengumpat Satria dan protes pada semesta, tapi semua tidak ada gunanya.
Raheel harus mampu menerima kisah cintanya yang seperti ini.
Langkah gadis itu terhenti saat akan melewati rumah Satria, dia menghela napas kasar sebelum mencoba untuk tidak peduli dengan sosok yang tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Juang [SUDAH TERBIT]
RomansaAku pernah berharap pada salah satu ciptaan-Nya... Menunggu dalam sebuah ketidak pastian, aku tahu langkahku salah namun aku tetap maju seakan tak takut sakit hati. Seseorang pernah mengatakan padaku bahwa berharap pada ciptaan-Nya, tak akan pernah...