Tidak Ada Yang Salah

9.1K 1.7K 1.3K
                                    

📌Akan terbit akhir bulan Februari 2021
Siapin tabungan ya buat ikutan PO!

*
*
*
*
*
















Hallo, Langkah Juang, kembali 😁

Ada yang kangen dan nunggu LJ up kaga nih?

Saodah mana suaranya?!

Absen dulu kuy, boleh lah kasih satu emoticon yang paling uwu buat Langkah Juang 😍

🦔🦔🦔














Nyatanya, Tuhan menciptakan kita hanya untuk saling bertemu, bukan bersatu.


• Erlan Sebastian Adi Wijaya • 

• Erlan Sebastian Adi Wijaya • 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










“Lho, kamu kehujanan nak?” cowok itu menoleh setelah mendengar suara lembut dari Ibunya. Dia tersenyum lembut kemudian mendekat.

“Ibu ngapain di sini, harusnya istirahat saja.” Perempuan setengah baya itu mengelus rambut hitam Aksa.

“Ibu nunggu kamu dari tadi siang, gimana? Kondisi——"

“Aksa gak bisa.” Cowok itu membuang wajah sembari menghela napas pelan. Matanya mulai berkaca-kaca kala dia mengingat kejadian kelam beberapa tahun lalu. Kejadian yang membuat dia dan sang Ibu harus merasakan perih serta kejamnya dunia.

“Aksa, Tuhan maha pemaaf.”

“Tapi aku bukan Tuhan.” Setelah mengatakan itu, Aksa pergi meninggalkan sang Ibu yang berdiri mematung di ruang tamu. Perempuan berjilbab hitam itu mengelus dada sembari beristigfar.

Aksa masuk ke dalam kamarnya, melepas jaket serta kemeja yang basah karena guyuran air hujan. Pikirannya semakin kacau saat ini,  terlebih, Aksa melihat bagaimana tadi Raheel menangis karena Satria dan Erlan.

Aksa sengaja mampir ke mini market dekat komplek Raheel setelah pulang dari apotek. 

Sebenarnya Aksa berniat kembali ke resto, tapi tubuhnya masih terasa lemas, akhirnya dia izin pada Satria jika hari ini hanya masuk setengah hari kerja, mag akutnya memang sudah tidak bisa di ajak berteman lagi.

Cowok itu memakai jaket hitam dan masker untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin. Dia masuk ke dalam mini market, mencari camilan sembari memutar beberapa video kajian ustad.

Tidak lama kemudian,  dia justru bertemu Raheel di jajaran rak kripik pedas. Gadis itu tiba-tiba datang tapi tidak mengenali Aksa.

Aksa mengamati  gerak-gerik Raheel, dari mulai mengambil makanan ringam hingga berinteraksi dengan Satria di depan kasir.

Langkah Juang [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang