Sebab dan Akibat

13.1K 1.8K 541
                                    

📌Akan terbit akhir bulan Februari 2021
Siapin tabungan ya buat ikutan PO!

*
*
*
*
*













Aku menikmati setiap proses saat memperjuangkanmu, entah itu senang, sedih, menangis, dan tertawa. Karena aku yakin, usaha dan doa tidak pernah menghianati hasil.

• Raheelia Azzahra Rabbani •

• Raheelia Azzahra Rabbani •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Abu langsung membantu Erlan untuk bangkit, semua orang yang ada di kantin langsung menatap ke arah Erlan.

Seorang Presma jatuh tersungkur akibat pemukulan yang di lakukan oleh juniornya sendiri, dan pelaku itu adalah seorang cewek yang hobi menentang aturan.

Beberapa teman Erlan langsung menghampiri cowok itu. Menanyakan keadaan Erlan karena dia melihat ada darah yang muncul di mulut Erlan. Ah… pasti giginya mengeluarkan darah.

Raheel berdiri, menatap bingung ke arah Erlan, dia hanya mengeluarkan gerakan refleks akibat mendengar kata sakral yang seharusnya tidak diucapan oleh cowok lain kecuali Satria.

Untung Raheel hanya memberi pukulan ringan di rahang, bukan pukulan penuh tenaga. Tidak bisa dibayangkan jika si tampan Erlan harus kehilangan dua sampai lima giginya akibat tindakan Raheel.

“Kamu lagi, kamu lagi! Bisa sopan pada senior tidak?!” tanya seorang gadis berambut panjang, pertanyaan itu terdengar begitu menekan di telinga Raheel.

“Mutia, udah, saya gak apa-apa kok,” ucap Erlan sembari menatap Raheel yang tampak masih ikut syok.

Gadis bernama Mutia itu menatap tidak terima ke arah Erlan. “Aku gak terima ya cewek bar-bar itu mukul kamu, Lan, dia benar-benar harus di hukum.  Sejak awal dia gak pernah sopan sama kamu, aku sebagai sahabat sekaligus sekretaris kamu, gak akan pernah terima tentang hal ini.” Mutia beralih pada Raheel, melayangkan tatapan tajam yang tampak seperti ingin membunuh cucu Sultan itu.

“Bentar Kak, maksud lu bar-bar? Gue bar-bar?” tanya Raheel.

“Iyalah! Gak sadar kamu dengan sikap yang kaya preman, seenaknya mukul Presiden Mahasiswa yang sangat di hormati——"

“Preman? Gue udah pensiun jadi preman, eh Kak! Lu jangan asal salahin gue dong, semua ada sebab dan akhibatnya.”

“Mut, udah, saya gak apa-apa. Kamu gak malu ribut kaya gini? Banyak orang yang lihat.” Ucap Erlan. Mutia diam.

“Lan, dia bukannya saudaranya Rayhan?” bisik Yuda.  Erlan mengangguk, dia tahu bahwa Raheel masih bersaudara dengan Rayhan. Mereka mengenal Rayhan karena cowok itu juga bagian dari organisasi BEM.

Langkah Juang [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang