Hari ini ada acara di kampus mereka.
Semua fakultas menyiapkan stand mereka masing masing.
Termasuk fakultas milik hanasta dan jevon.
Acara ini berlangsung meriah dengan penampilan band dari fakultas kesenian.
Hanasta dan retania bertugas menjaga stand sekarang.
Retania mendengus pelan.
"Kenapa kita yang suruh jaga sih," ujar retania sembari memainkan pulpen yang berada di atas meja.
"Yang sabar aja re," ujar hanasta.
"Tingkat kesabaranmu tuh seberapa tinggi sih,gua udah laper banget mau cari makan di cafenya fakultas teknik,jurusan studi tata boga,pasti enak," ujar retania sembari menoleh ke cafe yang berada 5 stand di depan mereka.
"Sabar reee,kamu tuh ya," ujar hanasta gemas.
Dia kemudian mencubit pipi retania.
Retania mengaduh pelan lalu mengusap pipinya yang memerah karena ulah hanasta.
"Beli bukunya dong," ujar seseorang sembari menunjuk salah satu buku.
"Yang mana?" Ujar hanasta antusias.
"Itu," ujar orang itu sembari menunjuk salah satu buku.
"Ini,
kayak kenal,jevon ya?" Ujar hanasta mengenali.
"Iya,kamu hanasta kan? Yang pernah tersesat di arena?" Ujar jevon mengenali.
Hanasta menganggukan kepala.
Lalu membungkus buku yang dibeli jevon dengan paper -bag berlogo kampus mereka.
"250 ribu," ujar hanasta yang membuat jevon melongo.
"Hah? Apanya? Kamu harganya 250 ribu?" Ujar jevon nge-blank.
Hanasta menepuk dahinya pelan.
"Bukunya jevon,bukunya harganya 250 ribu," ujar hanasta sembari menunjukkan paper bag di tangannya.
"Ooh bilang," ujar jevon sembari mengeluarkan uang merah merah dari dompetnya.
Jumlahnya 3 lembar.
"Kembaliannya buat kamu aja," ujar jevon sembari menepuk pelan kepala hanasta.
And yeah,hanasta kembali nge-blank karena seorang jevon dewanata.
Sedangkan mahasiswi lain yang melihat itu hanya mendengus iri.
Demi apapun,jevon itu seorang yang famous di kampus.
...
Lain halnya dengan stand fakultas kedokteran.
Mereka mengadakan food stand untuk acara kali ini.
Aira mendengus tidak suka ketika suara huanran lagi lagi menganggunya.
Ingin rasanya ia menginjak kaki huanran dan mengumpat keras.
"Dek," ujar seseorang yang membuat aira mengalihkan atensinya dari pikiran jengkelnya terhadap huanran.
"Eh kakak," ujar aira manis terhadap devanca.
Fyi,tidak ada yang tahu kalau aira syafanni adalah adik dari devanca adesvan.