12

785 95 5
                                    


"Bang! Kapan mau nge-band lagi? Tahun depan lo lulus, anjir. Vokalis kita masa nggak ada?" sapa cowok itu dengan semangat di samping bang Taeil.

Gue syok sampe bibir gue membentuk huruf O dan mata gue melotot. Langsung aja gue ngalihin muka, dia itu cowok yang rebutan ice cream sama gue kemarin, astaga.

"Siapa nih, Bang?"

Sebelum bang Taeil jawab gue langsung aja kabur dari situ, malu banget gue. Kok bisa satu sekolah sih, anjer. Hiks, Mama~

"Lah, kok lari? Kok gue kayak pernah liat, ya?"

"Muka dia emang pasaran, Chan."

Taeil terkikik sedangkan Haechan mengernyitkan dahi, ia yakin pernah bertemu dengan Kaera sebelumnya. Ia lalu bertanya, "Cewek lo?"

"Hehe, manis kan? "

"Njir, kasian banget tuh cewek. "

Taeil lalu mengunci leher Haechan dengan lengan kirinya, ia sedikit kesusahan karena tubuhnya sedikit lebih pendek.

"Akh, lepas-lepas!"

"Sembarangan lo, adek gue itu," kata Taeil sembari melepas kunciannya di leher Haechan.

"Lah, lo punya adek? "

"Iye, udah ah gue mau ke kelas." Lalu Taeil berjalan meninggalkan Haechan di depan lorong kelas dua belas.

"Nggak manis, sih tapi imut," ucap Haechan dalam hati lalu berjalan menuju lorong kelas 11.

***

Gue ngos-ngosan lari sejauh mungkin dari bang Taeil dan cowok tadi. Semoga aja seharian ini nggak ketemu lagi. Gue harap dia lupa, amin.

Ngomong-ngomong gue akhirnya sampe juga di kelas, nggak nyangka gue akhirnya bisa SMA juga. Gue kira nggak bakal lolos SMP, huhu. Fyi, kalo lo lupa gue pernah nggak naik kelas waktu kelas empat. Dan dulu gue takut banget di SMP nggak naik lagi, untungnya Papa sama bang Taeil selalu semangatin gue biar termotivasi dan makin rajin belajar.

tbc

[1] Abang | Moon TaeilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang