Bab 6

742 20 1
                                    

"sendirian aja?"

eh? aku langsung nengok ke samping setelah mendengar suara itu.

"eh, iya om."

"mama kamu sudah tidur? makanya kamu bisa melamun sendirian disini?" tanya om layd

"iya om, oh iya om aku boleh tanya?"

"ya silahkan, kenapa?"

"tentang oma grace, apa tadi siang beneran oma grace yang dibawa sama ambulance?"

"oh, om tau kamu pasti bakal tanya itu. iya itu oma grace, tadi siang om denger suara kamu pas panggil om. tapi karna om lagi panik menangani administrasi untuk oma, makanya om ga respon kamu. maaf ya chendia"

"eh! jangan minta maaf om, aku tau om pasti lagi panik banget tadi. jadi gapapa kok om. kalau boleh tau, oma grace kenapa bisa masuk rumah sakit om? "

"oma grace kena serangan jantung setelah kedatangan perempuan yang mengaku tengah hamil anaknya kaikal."

deg!

demi apa? aku yang ga percaya dengan ucapan om pun memilih untuk undur diri dari sana.

selama perjalanan menuju ke ruang inap mama, fokus ku hanya tertuju kepada ucapan om layd tadi.

keesokan paginya, aku memilih untuk kembali ke indonesia karena jatah cuti ku yang sudah terlalu lama. dan untuk mama, ada saudara yang akan menggantikan ku untuk menjaga mama di malaysia.

setelah check in, dan kini aku sudah berada di bangku pesawat dan tinggal menunggu pesawat itu take off sekitar 15 menit lagi. bangku di sebelah ku masih kosong tanpa penumpang, namun 5 menit sebelum pesawat berangkat, penumpang bangku tersebut datang.

aku memilih untuk acuh kepada penumpang tersebut, toh aku juga ga kenal sama dia.

setelah 45menit pesawat berangkat, terjadi turbulensi yang sangat parah, bahkan aku yang biasanya ga panik, sekarang malah panik. aku panik bukan tanpa alasan, penumpang disebelah ku bahkan sampai mencengkram tanganku dengan kencang.

"hei? mas! mas! gapapa kok, cuma turbulensi aja, sebentar lagi pasti baik-baik aja ko pesawatnya"

ga ada respon, malah dia makin mencengkram tangan ku dengan erat

"mas! udah dong paniknya, saya jadi ikutan panik nih."

dan akhirnya setelah turbulensi tersebut berakhir, baru lah si mas-mas disampingku ini melepas pegangan tangannya.

karena posisinya dia mengenakan kaca mata hitam, sehingga aku tidak bisa melihat ekspresinya saat ini.

perjalanan ku dari malaysia ke indonesia mengalami keterlambatan yang lumayan lama, tapi untungnya pesawat itu masih mendarat dengan selamat.

aku kembali kerumah menggunakan taksi yang memang ada di area bandara, tapi saat taksi yang aku tumpangi akan berjalan, namun di tahan oleh seorang pria yang menghadang jalan.

karna kesal, sang supir taksi pun turun dan bertanya apa maksud dari pria yang aku kenali adalah orang yang sama dengan penumpang dipesawat tadi.

akhirnya sang supir taksi pun kembali ke kursi kemudi, dan pria yang tidak aku kenali namanya itu malah menerobos masuk kedalam taksi.

"loh pak? ko dia malah masuk sih?"

"loh mba? katanya si mas ini pacarnya mba yang ditinggal karena mba ngambek, haduh jadi yang bener siapa ini?"

"mas maaf, ko bisa ya mas bilang kaya gitu ke orang asing? maksudnya apa ya?" tanyaku kepada pria aneh ini

" iya mba maaf ya, tapi saya kenal ko sama mba."

"hah ko bisa?"

"pst! ini gue"

"LOH ! LO NGAPAIN ANJIR"

untuk pertama kalinya aku kelepasan sampe ngomong kasar di tempat umum.

"pak lanjutin jalannya aja, ke alamat yang di tuju sama pacar saya ini ya"

"oh iya mas"

selama perjalanan menuju rumah, aku hanya diam karena masih mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

setelah sampai rumah, aku langsung turun dan masuk kedalam hingga kelupaan untuk membayar ongkos taksi.

"eh ini pak ongkosnya. maaf saya lupa"

setelah memberikan uang itu aku langsung masuk kedalam rumah dan menutup pintu rapat-rapat dan langsung masuk ke kamar yang sudah aku tinggal lumayan lama.

tok!tok!tok!

pasti dia. dengan malas aku kedepan untuk membukakan pintu dan menanyakan kenapa dia ga pergi kerumahnya.

"kenapa?"

"ini" ucapnya sambil mendorong koperku. oh ya tuhan aku lupa tentang nasib koperku ini, maafkan aku koper.

"oh iya makasih" ucapku sambil berlalu dari sana

namun langkahku terhenti karna ucapan dia

"maaf chendia, aku harap kamu percaya sama aku kalau anak itu bukan anak ku"

tes! runtuh juga pertahananku, akhirnya keluar juga air mata yang aku tahan dari kemarin. tanpa memperdulikan kaikal yang masih ada di depan pintu, aku langsung pergi meninggalkan koper dan kaikal didepan pintu.

------

yeay! makasih buat siapapun yang udah komen di part sebelumnya!

jangan lupa vote ya sayangku~

nikah? YES/YES? (ON GOING)Where stories live. Discover now