Hari sudah menjelang sore, ditemani semilir angin gerbang pasifik dibuka lebar. Hanya beberapa orang yang menyambut kedatangan mereka.
Jongho dan sakura masih duduk di kursi roda, chanu dan kevin yang dorong. Chan, bambam, roa, daniel, minhyun, yeri, beberapa guru termasuk pak mark, pak chen, bu nayeon, bu seulgi, bu sowon dan ada juga suga, woozi, dan hyunjoon.
Gak lama, dari jauh terlihat kelompok tujuh datang, sanha berjalan gontai didepan disusul heejin, minju dan yedam.
Sampainya didepan gerbang, sanha langsung lari dan meluk jongho. Dia nangis ke jongho, ngeluarin segala bebannya.
"Nangis aja san" Kata jongho sambil ngusap rambut sanha lembut.
Yang lainnya disambut sama para guru dan langsung dianter buat istirahat sama dayang.
Kedua yang dateng kelompoknya ningkai, mereka masuk gerbang plus jisung. Dan ningkai diem disana buat nyambut dohyun, dia tau anak itu gak baik-baik aja.
"Wooyoung kemana?" Tanya yeri.
Ningkai senyum dan gelengin kepalanya.
Yeri cuman bisa hela napasnya.
Gak lama, dateng naeun sama dua adiknya. Wajah dia lesu dan suram, karena satu adiknya harus ia korbankan.
"Maaf" Gumam naeun sambil menghampiri bu seulgi.
"Gapapa sayang" Kata bu seulgi.
Dua anak yang selamet itu langsung dibawa dayang buat istirahat.
Bambam nyamperin naeun.
"Udah jangan nangis" Ucap bambam.
"Maafin gue kak, gak bisa jaga anak didik lo" Ucap naeun pelan.
Bambam cuman senyum tipis.
Kelompok satu dateng, han lari dan langsung meluk chan.
"Kakkkk" Han nangis dipelukan chan.
"Gapapa han" Kata chan menenangkan.
Dua orang yang sama han disuruh istirahat.
Han lepas pelukannya dan jalan kearah suga.
"Kak chaey nitip salam maaf buat kakak" Ucapnya.
Suga senyum dia rangkul bahu han.
Eunsang jalan lemes sama yujin yang ada didepannya.
Waktu sampe depan gerbang, eunsang pingsan dan langsung ditolong. Badannya hampir beku, dingin baget.
Chaerin sama seonho dateng dan jalan beriringan, dibelakangnya ada satu kakak mereka yang jalan lemes banget.
"Sunu kak" Shuhua nangis di bahu yeri.
"Iya kakak tau, udah jangan nangis" Yeri berusaha menenangkan shuhua.
Woozi natap yeri, "kamu bawa dia istirahat, kayanya stres banget"
Yeji dateng dengan mata sembap dan hidung merahnya.
Dia langsung aja meluk roa.
"Kak mark sama kak ong kakkk" Lirihnya.
Roa cuman bisa ngelus rambut yeji lembut.
Daehwi murung, dia natap sakura.
"Gapapa, sini" Sakura melambaikan tangannya dan daehwi langsung meluk sakura.
"Nangis aja gapapa" Ucap sakura.
Yohan sama hangyul datang sambil hangyul gendong satu orang di punggungnya yang gak sadarkan diri.
Chan nepuk bahu hangyul.
"Lo hebat" Ucapnya.
Hangyul cuman senyum.
Dan yang terakhir, dohyun lari dan langsung meluk ningkai.
"Kakkkk" Dohyun ngerengek. Air matanya udah basahin baju ning.
"Bang uncukkkk kakkk" Rengeknya lagi.
"Iya do, kakak tau" Balas ning.
Ning tau, dohyun gak bisa nahan bebannya sendirian jadi dia inisiatif nemenin dohyun.
🍁🍁🍁
Malam itu, dohyun tidur ditemenin ning. Anak-anak yang dateng udah tau kalau eunha udah gak ada.
"Bang uncuk bilang dia gak becus jadi ketua" Kata dohyun.
Ningkai denger.
"Kak wooyoung juga bilang kalau dia gak bisa jagain kakak sama yang lainnya" Ucap ning.
"Jeongwoo udah inget sama kakaknya"
Dohyun natap ningkai.
"Kak jihoon? Dia apa kabar ya?" Tanya dohyun.
"Nanti kakak tanya sama kak sanha" Jawab ning.
Dohyun angguk.
"Tidur yuk, besok harus semangat" Kata ning.
🍁🍁🍁
Sanha natap kalung dengan bandul cantik di tangannya.
Itu kalung dari wonjin.
"Ini, kalung kasih sama jeongwoo" Kata wonjin sambil nyerahin sebuah kalung ke sanha.
"Cantik, dari jihoon ya?" Tanya sanha.
Wonjin senyum, "iya, sebelum kak jihoon dijadiin fairy sama zeus" Jawabnya.
"Nanti gue kasih" Ucap sanha.
"Dijaga ya" Kata wonjin.
Sanha ragu buat ngasih kalungnya ke jeongwoo.
"San, kenapa?" Tanya bambam. Dia baru masuk ke kamar sanha, dan disuguhi sanha yang lagi ngelamun.
"Bingung kak" Jawab sanha.
"Soal apa?"
"Soal jihoon" Jawab sanha pelan.
"Jihoon? Fairy alam bawah?"
"Iya, dia nitip kalung ini ke wonjin dan kasih ke gue buat dikasihin ke jeongwoo"
"Jihoon kakaknya jeongwoo, gue gak tau apa yang terjadi sama jeongwoo tapi gue yakin kak dia pasti inget dan kangen sama kakaknya, jihoon"
Bambam senyum dan rangkul bahu sanha.
"Terus masalahnya apa?"
"Gue ragu buat ngasih kalungnya kak" Jawab sanha.
"Gue temenin? Gapapa kan? Biar lo ada temen buat jelasinnya" Kata bambam.
"Boleh kak,"
"Udah, sekarang lo tidur aja. Besok harus semangat" Kata bambam.
"Iya kak, makasih"
To be continue
Zahra Zafan