37.

622 72 4
                                    




"Dan Oh-a."

Dan Oh langsung menoleh, mendapati Saemi berdiri tidak jauh dari nya. "W-wae?." Saut Dan Oh

Siapa sangka Saemi kembali meminta maaf pada Dan Oh karena perlakuan nya

"Jangan bersujud seperti ini, tidak apa aku memaafkanmu."

Dan Oh mencoba mengangkat bahu Saemi yang sudah berada setara dengan dengkul nya. "Aku benar-benar minta maaf—sungguh, aku tidak akan—."

"Apa-apaan ini."

Kyung menarik Dan Oh menjauh dan membiarkan Saemi terjatuh. "Kyung, dia sudah minta maaf." Ucap Dan Oh.

Kyung menatap Dan Oh dan Saemi bergantian.

"Mendapati maaf nya bukan berarti mendapat maaf dari ku." Ucap Kyung sambil menatap naas Saemi.

Dan Oh menarik tangan Saemi dan mengajak nya berdiri tegak. "Tidak apa, aku memaafkanmu." Ucap Dan Oh.

Saemi langsung memeluk Dan Oh

"Sungguh—aku menyesal."
"Haru, dia masih melakukan hal gila nya—berhatilah."

Dan Oh mengelus pungguh Saemi. "Aku dan Kyung akan baik-baik saja."



















"Jauhi dia."

Kyung lagi-lagi mengeluarkan pendapat berbeda dengan Dan Oh. "Kyung, dia sudah minta maaf dan menyesal jadi apa salah nya?." Balas Dan Oh

"Salah karena kamu memaafkan nya terlalu cepat."

Dan Oh mengerutkan dahi nya. "Gila, dia teman ku."

Kyung menoleh. "Apa katamu?." Amarah Kyung menjadi jadi setelah mendengar penuturan Dan Oh. "Gila?."

"Bukan seperti itu—."

"Ya aku gila, gila akan dirimu—tidak suka? Maaf." Kyung mengambil jaket milik nya dan pergi begitu saja dari perpustakaan meninggalkan Dan Oh.

Tidak peduli betapa keras nya Dan Oh memanggil nya.

Ia hanya ingin melindung Dan Oh, apa salah?

Brak!

Pintu perpustakaan dibanting dengan sangat keras oleh Kyung, bahkan Dan Oh sampai terkejut. "Kyung-a." Lirih Dan Oh.

Kyung hanya berjalan dengan kepala panas, ia hanya masih tidak bisa berpikir logis semua yang terjadi di hidup nya.

"Ey, santailah." Dohwa tidak sengaja tertabrak bahu Kyung saat berjalan berlawanan arah dengan nya. "Ada apa kawan?." Tanya Dohwa, melihat sahabat nya dengan keadaan berantakan.

"Dimana anak brengsek itu."

Tangan nya mengepal sangat keras, Dohwa bahkan menciut melihat sosok di hadapan nya memanas. "Hei, katakan padaku dulu apa masalah nya."

"HARU BANGSAT KAU DIMANA!."

Dohwa setengah mati terkejut mendengar Kyung berteiak marah seperti itu. Semua murid disekitar mereka menoleh kompak dan menatap aneh terhadap Kyung.

Kyung hanya berjalan gusar meninggalkan Dohwa.

Tidak lama ia menatap mata yang ia cari sedaritadi, bahkan senyum nya pun Kyung benci—seperti iblis yang tersenyum.

Srek! Tangan kepal Kyung menyambut keras milik Haru.

"Kau puas, hah." Kyung menatap sangar manusia iblis dihadapan nya. Bahkan, Haru hanya tertawa dengan idiot.

"Kenapa tertawa? Sadar akan kehadiran mu yang tidak berguna?." Lanjut Kyung.

Haru berhenti tertawa dan menarik balik kerah milik Kyung sampai jaket yang Kyung bawa sedari tadi harus terpaksa Kyung lepas. "Kenapa? Merasa kalah?."

Kyung meludah tepat di samping Kyung. "Dia miliku."

Kening Haru mengkerut. "Kita liat nanti."

"Jauhi Dan Oh atau nyawa mu menjadi taruhan bangsat." Kyung mengencangkan tarikkan kerah pada Haru.

"KYUNG."

Kyung dan Haru kompak menoleh dan sudah ada Dan Oh yang berdiri dengan wajah yang cemas. "Berhenti."

Detik dimana Dan Oh selesai mengucapkan kata-kata nya, satu tonjokkan juga mendarat sempurna di pipi Haru.

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Haru mengubah posisi mereka dan menonjok balik laki laki di hadapan nya. "Aku. Tidak. Akan. Pernah. Menyerah."

Ucapan nya di barengi dengan tangan yang menghajar Kyung.

Darah sudah menetes dari sudut bibir mereka masing masing, itu bukan akhir dari mereka.

Bahkan Dan Oh hanya bisa berdiri kaku tanpa melakukan apapun. Bukan hanya Dan Oh tapi semua murid disana.

"Kyung tolong hentikann." Dan Oh memberanikan diri melangkah mendekat, ia menarik sebelah bahu milik Kyung dan memeluk nya. "Jebbal, hentikan—aku tidak mau kau terluka."

Isakkan tangis terdengar jelas di telinga Kyung, ia mengurungkan tangan nya untuk menonjok Haru tadi.

Ia memilih menarik Dan Oh menjauh, taman sekolah.

"Apa yang kau lakukan!." Kyung memarahi Dan Oh karena aksi gila nya yang mendekat saat Kyung ingin memukul si brengsek Haru. "Kau bisa saja terkena pukul ku, Dan Oh-a."

Kyung mengusap wajah nya gusar, sakit kepala nya memikirkan semua hal yang terjadi.

"Kyung-a, tolong hentikan—aku tidak akan menyukai nya kau tahu itu." Ucap Dan Oh serapa meraih wajah suami nya.

"Kita sudah menikah—dan aku hanya menyukaimu apa itu semua kurang?." Lanjut nya.

Kyung hanya bisa menatap mata Dan Oh, tidak terasa air mata nya turun begitu saja. "Wae? Kenapa menangis? Kau kan laki-laki." Ucap Dan Oh

"Laki-laki tidak boleh menangis?."
"Jika ia kehilangan seseorang yang dicintai nya, laki-laki tidak boleh menangis?."

Kyung berbicara penuh penekanan, ia takut Dan Oh akan pergi meninggalkan nya dan—entahlah.

"Bukan—hei, siapa yang akan kehilangan? Kamu tidak akan kehilangan sayang." Dan Oh mengapus semua air mata yang berjatuhan di pipi Kyung.

"Aku takut Dan Oh-a." Kyung menarik Dan Oh kedalam dekapan nya, erat sekali seperti memeluk untuk terakhir kalinya.

"Bagaimana jika kau memilih dia—atau bahkan kau meninggalkan aku seperti ibu ku?."

Dan Oh menggeleng. "Tidak akan, aku disini bersama mu."

"Baek Dan Oh, aku mencintaimu."













800 words deh, soalnya kalo 1000 nanti kepotong sama cerita selanjutnya😋

extraordinary kyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang