Chanyeol menatap wajah Wendy yang masih terlelap padahal jam sudah menunjukkan pukul 7. Chanyeol terlihat sudah berpakaian rapi dan menenteng tas kerjanya, sebelum pergi Chanyeol menyempatkan diri menghampiri sang istri dan mengecup pelan lengan mungil yang terluka itu.
"Semoga cepat sembuh" ucapnya pelan.
Kemudian Chanyeol pergi keluar kamar tanpa membangunkan Wendy, dan membiarkan istrinya tetap terlelap.
"Oppa!" Panggil Yeri ketika melihat Chanyeol yang bergegas akan pergi.
Namun Chanyeol tidak menghiraukan panggilan Yeri, ia tetap melangkah buru-buru menuju keluar rumah.
Yeri hanya tersenyum miring, kemudian raut wajahnya berubah seketika, ia sepertinya amat membenci hal yang baru saja terjadi.
.
.
.
Wendy terlihat bergerak dalam tidurnya, lalu perlahan ia mencoba membuka matanya lalu melihat ke arah jendela yang ditutupi gorden tipis itu terlihat sudah terang, itu tandanya Wendy lagi-lagi bagun siang.
"Kenapa dia tidak membangunkan ku" keluhnya, Wendy mencoba bangkit dari tidurnya sedikit susah payah.
"Lapar sekali" Wendy memegang perutnya, "masa harus disuapi bibi" Wendy terlihat mengerucutkan bibirnya mengingat ia tidak bisa makan dengan tangannya sendiri. Ia merasa menyesal, coba saja tadi dia bangun pagi dan sarapan bareng Chanyeol, pasti Chanyeol yang akan menyuapinya.
Wendy pun bangkit karena ia harus segera mengisi perutnya yang terasa perih, ia berharap bisa sedikit menggerakkan jarinya untuk memegang sendok. Ya semoga saja bisa.
"Non! Mau makan?" Tanya si bibi yang kebetulan tengah membereskan ruang tv.
"Kok tau bi" jawab Wendy yang terus melangkah malas ke arah dapur.
"Tau lah, kata tuan Chanyeol bibi harus Nyuapin Non Wendy" si bibi langsung menaruh sapunya dan bergegas ke dapur untuk mengambil makanan.
"Malu lah disuapi bibi" ucap Wendy yang kini sudah duduk di kursi makan.
"Kan Non lagi sakit, salah bibi juga kemarin yang biarin Non masak sendiri" si bibi dengan cepat menaruh beberapa piring makanan di depan Wendy.
"Bukan salah bibi" Wendy sedikit menelan ludah melihat makanan itu, ia sungguh sangat lapar.
"Tuan Chanyeol menyuruh bibi memastikan Non Wendy tidak dekat-dekat dengan kompor lagi" bibi duduk di samping Wendy dan siap menyuapi Nonanya yang sedang sakit itu.
"Dia terlalu berlebihan" jawab Wendy.
"Mau sama apa?" Tanya si bibi menanyakan makanan mana yang ingin Wendy makan sekarang.
"Ayam saja bi" jawab Wendy.
"Tuan Chanyeol bukannya berlebihan, tapi itu memang bahaya" bibi menyodorkan satu sendok nasi dan ayam kearah Wendy.
Wendy dengan cepat menerima suapan itu, "tapi bibi bisa tuh dekat dengan kompor tiap hari"
"Bibi sih sudah biasa, tiap hari kerja di dapur. Lah Non biasanya pegang buku, mana biasa pegang panci" jawab si bibi.
"Tapi aku pengen jadi istri yang baik, yang bisa masak untuk suami" keluh Wendy.
"Istri yang baik itu tidak selalu harus bisa masak untuk suami, tapi istri yang baik cukup turuti apa yang diperintahkan suami, sama seperti sekarang Non Wendy harus nurut sama tuan Chanyeol" tutur si bibi yang kembali memberi satu suapan untuk Wendy.
"Tapi dia selalu terlihat senang jika Yeri memasak bi" Wendy terlihat mengeluarkan sedikit raut kesal.
"Tuan Chanyeol hanya menghargai Yeri, tidak lebih. Non jangan cemburu" si bibi terlihat mengeluarkan sedikit senyum, apakah dia tengah menggoda Wendy sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED TO LOVE YOU - (WENYEOL VER)
FanfictionWendy yang menikahi seorang CEO muda bernama Park Chanyeol dengan tidak ber-atas namakan cinta, namun suatu ketika ia harus merasa sakit ketika sang suami menatap sang adik dengan tatapan yang berbeda. apa yang sebenarnya Wendy rasakan? -Fated to lo...