21

1.8K 212 25
                                    

Yeri terlihat terdiam meringkuk di atas kasurnya, namun ia tidak sepenuhnya terdiam kedua jarinya terlihat sibuk menari di atas layar ponselnya.

Wendy Eonni

Apa sudah tidur?

Belum, kenapa baru menghubungi? Apa kau baik-baik saja? Apa ayahmu menyakitimu?

Kau sangat cerewet.

Aku hanya khawatir, kau melakukan hal yang tidak-tidak.

Jika nanti aku bisa keluar dari rumah ini, apa Eonni mau pergi main bersamaku? Jalan-jalan? Hanya berdua. Aku tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu bersamamu.

Kapan kau akan keluar? Haruskah aku menjemputmu?

Besok.

Tidak perlu menjemput, aku akan tinggal di rumah ibu.

Apa ayahmu mengijinkanmu?

Aku akan tetap pergi meski tidak diijinkan.

Hubungi aku lagi oke?

Eonni tenang saja, aku berjanji tidak akan menyakiti siapapun lagi. Aku ingin hidup bahagia sepertimu tanpa rasa benci, karena rasa benci itu sendiri yang membuatku tersiksa bukan karena orang-orang itu.

Terima kasih karena kau memilih jalan yang lain, berjanjilah pada Eonni kau akan melakukannya dan berbahagia.

Eum, aku akan segera tidur. Aku akan menghubungimu besok.

Ya, mimpi indah.

Wendy terlihat bernafas lega, ia memejamkan matanya kemudian mengucap kata bersyukur karena Yeri tidak melakukan hal yang bisa membahayakan dirinya maupun orang lain. Wendy pasti akan menyambutnya dengan pelukan jika nanti mereka bisa bertemu.

"Siapa? Kenapa kau sibuk bersama ponselmu terus?" Protes Chanyeol yang melihat istrinya kini malah sibuk memperhatikan ponsel tanpa memperhatikannya.

"Yeri, dia baru menghubungi" Wendy menaruh ponselnya di atas nakas lalu berbaring di samping Chanyeol dan mendekati tubuh besar itu.

Chanyeol mengisyaratkan Wendy sagar tidur diatas lengannya agar lengan kanannya yang tidak sakit itu bisa memeluk tubuh sang istri.

"Apa dia baik-baik saja?" Tanya Chanyeol.

"Eum, dia sepertinya sudah berubah. Kami bisa bertemu besok" jawab Wendy.

"Aku temani ya?" Chanyeol sepertinya masih khawatir dan belum percaya pada Yeri.

"Tentu saja jika kau mau, dia pasti senang melihatmu" jawab Wendy yang tentu tidak keberatan Chanyeol ikut dengannya.

"Tapi kau pasti akan kerepotan harus terus mengangkat dan menurunkan aku dari kursi roda" keluh Chanyeol.

"Tidak apa-apa. Meski aku harus menggendongmu sekalipun aku tidak masalah" Wendy tersenyum memperlihatkan deretan giginya.

"Memangnya kuat?" Remeh Chanyeol.

"Memangnya kau yang tidak kuat menggendongku?" Cibir Wendy.

"Jangan bahas itu lagi, aku malu" Chanyeol terlihat tersenyum malu, dan matanya menyipit.

"Kau melakukan itu di malam pertama kita melakukannya, jadi itu adalah memori tidak akan terlupakan" Wendy melingkarkan tangannya di atas perut Chanyeol.

FATED TO LOVE YOU - (WENYEOL VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang