Wendy pulang hampir tengah malam karena sang ayah yang ingin ditemani lebih lama, bahkan sang ayah memintanya untuk menginap tapi Wendy menolak mengingat Chanyeol akan pulang larut dan suaminya itu pasti akan sangat lelah jadi Wendy harus berada menemaninya.
Wendy membuka pintu depan yang ternyata belum dikunci, ia merasa heran kenapa si bibi belum menguncinya, apa mungkin karena menunggu ia datang?
Wendy tak ambil pusing soal itu, setelah dirinya masuk Wendy langsung menutup pintunya dan mengunci rapat-rapat.
"Apa Chanyeol sudah pulang?" Gumamnya seraya masuk ke ruang tengah, namun langkahnya terhenti ketika ia melihat coat, jas dan sepatu Chanyeol berserakan di belakang sofa ruang tengah.
"Apa dia mabuk?" Wendy menghampiri baju tersebut, lalu memungutnya agar tidak berserakan. Tangannya kini sudah membaik, jadi Wendy tidak terlalu kesulitan mengambil baju suaminya itu.
Namun Wendy merasa heran, serakan baju dan sepatu itu mengarah ke kamar Yeri yang memang tidak jauh dari tempat itu. Wendy melirik ke kamar Yeri yang terbuka, tumben saja biasanya gadis itu akan menutup pintunya rapat-rapat.
Wendy tiba-tiba saja memiliki perasaan tidak enak, nalurinya mendorong langkah Wendy menuju kamar sang adik yang terbuka itu. Hanya untuk memastikan, jadi tidak ada salahnya melihat terlebih dahulu.
Wendy sampai diambang pintu, kemudian ia mendorong pintu yang memang tidak sepenuhnya terbuka itu. Seketika, kedua bola matanya terbuka sangat lebar, ia mengepalkan tangannya dengan kuat, ketika melihat Chanyeol dan Yeri berada di dalam satu selimut.
Wendy melihat sekeliling, baju mereka berserakan dimana-mana, air mata Wendy langsung mengalir dan dengan cepat ia memunguti kemeja dan celana Chanyeol dengan tergesa.
Hati Wendy teramat sakit, sangat sakit, sehingga ia tidak bisa membendung tangisnya dan seluruh tubuhnya terasa lemas. Dengan tangan bergetar Wendy menggenggam selimut itu, lalu menyibak selimut itu sampai jatuh ke lantai. Wendy menutup matanya seakan tak percaya apa yang ia lihat, Chanyeol dan Yeri benar-benar dalam keadaan telanjang bulat.
"Eonni!" seru Yeri yang menyadari keberadaan Wendy.
Wendy menahan amarahnya dengan kuat, tenggorokannya terasa tercekat sampai ia tidak bisa lagi mengeluarkan suara. Wendy dengan cepat menggenggam tangan Chanyeol dan menarik pria yang tengah tidak sadar itu dengan kuat.
"Wendy" gumam Chanyeol lemah, ia mencoba melihat sang istri dengan benar karena pandangannya masih meremang.
"Bangun! CHANYEOL BANGUN!" teriak Wendy kesal, Chanyeol yang terkejut langsung bangun dan Wendy mengarahkan agar Chanyeol duduk dan menjuntai kan kakinya di tepi ranjang.
Wendy dengan cepat memakaikan kembali celana Chanyeol dengan tergesa.
"Eonni, maafkan aku, ini bukan salahku aku dipaksa Oppa" Yeri memberikan alasan, namun Wendy sama sekali tidak ingin mendengarnya.
Setelah ia selesai memakaikan kembali celana Chanyeol, Wendy langsung menarik lengan besar Chanyeol dan melingkarkan tangan itu di atas bahunya. Dengan sekuat tenaga Wendy mengangkat Chanyeol membopongnya agar berdiri dan berjalan. Tangannya mencengkram tangan Chanyeol dengan kuat, Wendy sudah tidak peduli jika tangannya akan terluka lagi, bahkan Wendy mengabaikan rasa sakit yang kini timbul dari telapak tangannya itu.
Air mata Wendy terus mengalir, ia selalu mengingat bagaimana dua orang itu bisa berada diatas satu kasur kecil itu.
"Wendy, kenapa menangis?" Tanya Chanyeol yang kini sedikit sadar, dan ia mencoba melangkah dengan sekuat tenaga mengikuti langkah Wendy yang menaiki tangga. Chanyeol mencoba menegapkan dirinya agar Wendy tidak berat menopangnya, namun tubuh Chanyeol benar-benar tidak bisa dikendalikan dengan benar sehingga Chanyeol terus bertumpu pada Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED TO LOVE YOU - (WENYEOL VER)
FanfictionWendy yang menikahi seorang CEO muda bernama Park Chanyeol dengan tidak ber-atas namakan cinta, namun suatu ketika ia harus merasa sakit ketika sang suami menatap sang adik dengan tatapan yang berbeda. apa yang sebenarnya Wendy rasakan? -Fated to lo...