03 -New Friend

76 51 25
                                    

"Selamat pagi anak-anak, maaf ibu telat. Disini ibu membawa siswi baru. Silahkan masuk nak, dan perkenalkan dirimu," perintah Bu Susi selaku wakil kelas baru Alisa.

"Alisa Gabriella Abrar, putri bungsu dari keluarga Abrar," ujar Alisa singkat memperkenalkan dirinya.

"Udah kaya cantik lagi"

"Alisa i love you"

"Emak menantumu in here!"

"Udah cocok jadi my girlfriend"

"Sudah-sudah! Alisa kamu duduk bersama Kevin. Kevin angkat tangan!" Perintah Bu Susi.

Merasa namanya terpanggil, Kevin pun mengangkat tangan kanan nya. Tak sengaja matanya melirik ke arah Alisa, dan tiba-tiba ekspresi Kevin berubah menjadi kaget. Begitupun sebaliknya.

"Itu kan cewe yang tadi gw tabrak? Ngapain dia disini? Apa dia siswi baru itu?" Batin Kevin.

'Lo,'
'Lo,'

Ucap Kevin dan Alisa kompak sambil tangan Alisa menunjuk Kevin dan sebaliknya.

"Ngapain Lo disini?" Tanya Kevin.

"Ya sekolah lah. Yakali gw berak,'' balas Alisa.

"Halah. Palingan juga Lo ngikutin gw kan?" Tanya Kevin lagi.

"What? Ngikutin Lo? Kayak gak ada kerjaan aja!" Sinis Alisa tertawa kecil.

"Pal--" belum sempat Kevin melanjutkan ucapannya, Bu Susi telah memotong nya lebih dulu.

"Alisa, cepet kamu duduk sama Kevin!" Perintah Bu Susi.

"Sama Kevin Bu? Gak mau ah! Nanti dia ke ge-er an lagi!" Sinis Alisa.

"Eh, yang mau duduk sama kurcaci kayak Lo siapa, ha?" Tanya Kevin menatap tajam Alisa.

"Ih, kok malah ngata-ngata in sih?"

"Dasar kutu badak gak ada akhlaq!" Gumam nya pelan.

"Alisa!" Tegas Bu Susi.

"Iya-iya Bu," ucap Alisa pasrah sambil melangkah kan kakinya menuju meja Kevin.

"Baik anak-anak ..."

Bu Susi menjelaskan dengan tenang di depan sana dan pasti nya di dengarkan dengan baik oleh murid-murid. Hingga pelajaran pun harus berakhir karena bel istirahat sudah berbunyi.

Bu Susi mulai merapihkan buku nya kemudian berpamitan dan pergi meninggalkan kelas.

"Hai," sapa salah satu siswi sambil menghampiri bangku Alisa.

Alisa menatap satu persatu tiga siswi yang ada di depannya kemudian tersenyum. "Hai too,"

"Boleh kenalan?" Tanya salah satu siswi cantik di depannya.

"Boleh," balas Alisa tersenyum.

"Kenalin nama gw Keyla Anattasya. Please call me Key," ujar Keyla memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya.

"Alisa Gabriella Abrar. Panggil aja Alisa or Lisa," Alisa menerima uluran tangan Keyla.

"Rara Keisya Fashar."

"Ersya Aurellia."

"Alisa Gabriella Abrar," Alisa menerima satu persatu uluran tangan Rara dan Ersya.

"Yaudah, kita ke kantin yuk! Perut Rara udah laper nih!" Ujar Rara sambil memegang perutnya yang sedari tadi berbunyi.

Alisa terkekeh pelan.

"Yuk!" Jawab ketiganya serempak.

* * *

"Mau pesen apa?" Tanya Rara ketika sudah berada di kantin.

"Samain aja Ra," balas Keyla.

"Bi Inah, pesen bakso 4 sama jus jeruk nya 4 ya Bi!" Teriak Rara.

"Siap neng!"

"Lis, sekarang kan kita udah jadi sahabat Lo? Jadi Lo gak boleh sungkan-sungkan sama kita. Kalo boleh, Lo bisa lebih terbuka sama kita, Lo boleh bagi keluh kesah Lo. Gw, Keyla, dan Rara siap mendengarkan semua keluh kesah Lo, kita akan lewati sama-sama!" Tutur Ersya panjang kali lebar sambil tersenyum.

Hati Alisa mendadak jadi tenang saat mendengar tuturan Ersya. Ia bersyukur, ia bersyukur telah didaftarkan di SMA Permata oleh Amira. Disini, di SMA Permata ia bisa mendapatkan teman yang lebih baik, tidak memandang fisik ataupun harta, dan intinya bukan Fake Friend.

"Alright, friend!" Ujar Alisa dengan tersenyum.

"Ini neng makanannya," ucap Bi Inah sambil memberikan satu persatu pesanan mereka.

"Thank you, Bi!" Ujar Keyla yang dibalas senyuman oleh Bi Inah. Bi Inah pun pergi meninggalkan meja Alisa, Keyla, Rara, dan Ersya.

"Ra, kok belum di makan baksonya?" Tanya Keyla heran karena sedari tadi Rara hanya fokus pada ponsel nya.

"Iya Ra, kamu gak suka?" Tanya Alisa.

Rara mendongakkan wajahnya menatap ketiga sahabatnya.

"Bukannya Rara gak suka, tapi Rara harus memberi makan Pou Rara dulu," jelas Rara.

"Pou apaan sih anjing?" Tanya Ersya mulai kesal.

"Ini," ucap Rara menunjukkan permainan Pou di ponselnya.

"Astaghfirullah Rara .. itu kan permainan pas zaman nenek gw dulu setan," ujar Ersya semakin kesal.

"Emang kenapa sih? Syirik mulu Ersya mah," Rara mengerucutkan bibirnya tanda tidak suka.

"Bi, ini uangnya di atas meja ya," teriak Keyla sambil menyimpan satu lembar warna merah di atas meja.

"Cabut," pinta Alisa yang diangguki ke tiga sahabatnya.

* * *

TBC ...

Alisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang