Happy reading^^
"Ji? Lo gak papa? Aduh sorry, Ji" Beomgyu bantuin gue berdiri.
"Gue gak papa, sorry ya tadi gue gak liat jalan" gue senyum.
"Gue yang harusnya minta maaf, beneran lo gak papa?" - Beomgyu.
"Gak papa, makasih ya" gue senyum.
"Sama-sama, lo sendiri?" - Beomgyu.
"Gue sama Jeno, mau gabung?"
"Oh lain kali aja, gue duluan" Beomgyu senyum terus pergi.
"O-oke," gue senyum terus balik ke tempat duduk.
"Lama banget? Kenapa tangannya dipegangin?" Jeno natap gue.
"Kepleset tadi di belakang, gak papa kok" gue senyum.
"Gak papa gimana? Liat nih siku tangan lo biru," - Jeno.
"Mana?"
"Nih biru," Jeno nunjuk siku kanan gue.
"Pantesan ngilu," gue nyengir.
"Udah diem aja jangan banyak bergerak," - Jeno.
"Terus gue gak makan gitu?? Percuma pesen, tapi."
"Gue suapin," - Jeno.
"What?? Jen ini tuh cuma memar, digerakkin juga gak akan sakit" gue gerakin tangan.
"Tetep gue suapin biar memarnya cepet ilang," - Jeno.
"Mana ada sejarahnya makan disuapin memarnya bisa ilang, Jen" gue ngakak.
"Y-ya pokoknya gue suapin," - Jeno.
"Gue bisa makan sendiri," gue senyum.
"Beneran?" - Jeno.
"Hm."
"Oke," - Jeno.
Habis makan kita jalan lagi sekalian beli hadiah buat Yuna baru pulang pas jam makan malem. Jeno langsung pulang karna mamanya nungguin di rumah.
"Kenapa senyum-senyum begitu?" - Bang Renjun.
"Emang kenapa? Gak boleh?"
"Ya boleh aja, tapi jangan senyum-senyum sendiri nanti disangka gila" Bang Renjun ketawa terus kabur.
"IH ABANG NYEBELIN!!"
"Aduh ini kenapa sih?" - Bunda Eunbi.
"Tuh si Renjun nyebelin, Bun!"
"Eh adek sama abangnya kok nyebut nama begitu?" - Ayah Minhyun.
"Abisnya dia nyebelin, yah!"
"Udah duduk kita makan dulu," - Bunda Eunbi.
"Abang kamu yang satu lagi mana? Gak dipanggil?" - Ayah Minhyun.
"Gak usah, yah tuh anaknya turun sendiri."
"Masak apa, bun?" - Bang Hyunjin.
"Ati ayam, mie goreng tek tek sama sambel terasi nih" - Bunda Eunbi.
"Wih!" - Bang Hyunjin.
"Bunda sampe rumah jam berapa tadi?"
"Jam 5an soalnya mampir dulu tadi ke rumah Jeno," - Bunda Eunbi.
"Ngapain, bun?"
"Nganterin pesenan kebaya calon mertua kamu, tadi kan belinya bareng" - Bunda Eunbi.
"Terus kenapa dianterin? Kan bisa langsung dibawa, bun."
"Mamanya Jeno harus pulang, ditelpon sama suaminya" Bunda Eunbi senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetangga - Lee Jeno
أدب الهواةLangsung baca aja biar penasaran :v ⚠ Bahasa Non Baku