Siapa Dia

92 5 0
                                    

Sasha bergegas turun dari angkot yang berhenti di halte depan sekolah.

Sebenarnya sudah lama kakak membelikan sebuah motor scoopy berwarna hitam untuk Sasha pergi ke sekolah tetapi Sasha lebih memilih naik angkutan umum, katanya lebih asyik dan menyenangkan. Sejak dini Sasha memang sudah diajarkan oleh kedua orang tuanya untuk hidup dalam kesederhanaan dan kemandirian.

Sasha mempercepat langkahnya saat menyeberang di zebra cross dengan tergesa gesa tanpa menoleh kekanan dan kekiri terlebih dahulu.

"Duh, gue mesti buru buru nih. Bentar lagi pak satpam pasti akan menutup gerbang sekolah." Ujar Sasha.

Bruumm.... Ciiitt...

Aaaaa.....

Sasha berteriak sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, Sasha terdiam mematung berdiri di tengah jalan karena dia hampir saja tertabrak oleh sebuah motor yang melaju kencang dari arah kanan jalan. Sasha terkejut dengan wajah pucat pasi dan lutut yang terasa lemas bergetar dalam keadaan shock.

Sebuah motor sport honda black metallic tiba tiba mengerem mendadak, tepat di hadapan Sasha dan nyaris mengenai kakinya.

Seseorang turun dari motor lalu menghampiri Sasha. Dia membuka kaca helm retro hitamnya. Dia seorang cowok yang mengenakan jaket kulit warna coklat, bercelana blue jeans dan memakai sepatu casual boots berwarna coklat.

"Hoi, kalau nyebrang lihat lihat dong." Sahut cowok itu melihat seorang cewek berkulit putih memakai seragam putih abu-abu dengan sepatu kasogi hitam.

"Loe yang salah, udah jelas ini lingkungan anak sekolah. Pakai ngebut segala, untung gue gak kenapa napa." Cerocos Sasha sambil melototkan matanya.

Mereka beradu pandang sejenak. Dengan cueknya cowok itu kembali naik ke motornya dan pergi meninggalkan Sasha yang masih menggerutu sendiri.

"Eh, loe mau kemana?. Gue belum selesai bicara, main kabur aja." Geram Sasha dengan penuh kekesalan dan berjalan menuju ke gerbang sekolah yang telah tertutup.

"Ihhh... Siapa sih tuh cowok. Udah salah, gak minta maaf lagi. Dasar cowok songong." Gerutu Sasha menghentakkan kedua kakinya.

"Ada apa neng?." Tanya Pak Rahmat.

Pak Rahmat adalah salah satu dari empat satpam di sekolah SMA ANGKASA. Badan Pak Rahmat kurus pendek dan berkumis tebal tapi dia orangnya baik dan gaul.

"Oh, neng Sasha. Kok datangnya telat sih neng."

"Tadi bapak dengar ada suara ribut ribut."

"Iya, pak. Tadi hampir aja aku kecelakaan." Jelas Sasha celingukan.

"Astaga, neng Sasha gak kenapa napakan?."

"Oh iya, orangnya mana neng?."

"Udah pergi, pak."

"Oalah, coba kalau orangnya masih ada. Saya geret dia ke kantor polisi."

"Udahlah, pak. Biarkan saja yang penting saya selamat. Oh ya pak, tolong bukain gerbangnya." Pinta Sasha.

"Yaudah, buruan masuk. Orang baru siap upacara bendera tuh, neng." Ucap Pak Rahmat membuka pintu gerbang.

"Makasih ya, pak." Bisik Sasha.

Sasha menapaki anak tangga dan berjalan menelusuri lorong lorong kelas di lantai 2 menuju ke kelasnya.

"Nah, itu dia Sasha." Heboh Randu menunjuk ke arah Sasha yang masuk ke dalam kelas.

"Aduh, Sha. Loe darimana aja sih, gue khawatir loe gak masuk sekolah."

"Apalagi si Beno, selesai upacara bendera batang hidungnya gak nongol nongol." Sahut Ayumi.

Di kelas XII IPA 1, Sasha, Ayumi, Beno dan Randu satu kelas.

"Sepertinya Beno dari tadi cari cari loe." Kata Randu.

"Terus, mana orangnya?." Tanya Sasha.

"Entahlah." Ujar Randu.

"Syukurlah, Sha. Bu Tuti belum masuk kelas."

Bu Tuti seorang guru Biologi yang sudah senior. Orangnya pendek gemuk, berambut sebahu, dan memakai kacamata. Bu Tuti mendapat julukan Medusa dari para siswa siswi anak IPA. Medusa diatasnya killer. Gak taukan, pikir sendiri.

"Sha, kenapa loe bisa terlambat?." Tanya Ayumi.

"Ceritanya panjang, nanti aja ceritanya." Ucap Sasha duduk bersama Ayumi dibangku paling depan.

Siswa siswi kelas XII IPA 1 terdiam melihat Bu Tuti yang memasuki kelas untuk memulai pelajaran Biologi.

•••••

"SASHA!!!."

Teriakan Beno terdengar dari kejauhan menuju ke meja Sasha cs di kantin sekolah.

Kantin sekolah dikelola oleh Bu Wati yang dikenal ramah dan akrab oleh para siswa siswi. Kantin sekolah terlihat bersih, cat temboknya berwarna putih dengan meja dan kursinya bercat hijau yang tersusun rapi.

Di depan kantin terpasang spanduk yang bertuliskan:

"Belanja jujur & dilarang hutang."

Soalnya ada murid murid yang belanja di kantin, makan bakwannya 5 eh bilangnya makan 2, terus kalau ada 1 saja anak yang berhutang nanti yang lainnya jadi ikut ikutan hutang. Entah kapan pula bayar hutangnya, malah ada juga yang sudah lulus gak dibayar bayar hutangnya.

"Loe baik baik ajakan, Sha." Kata Beno menatap Sasha dari atas kepala sampai ke kaki.

Sasha hanya mengangguk sambil menyuapkan batagor ke mulutnya.

"Gue dengar dari Pak Rahmat tadi pagi loe hampir tertabrak." Cemas Beno.

APA!!!!!

Sontak Ayumi, Feby, Naura, dan Sarah menghentikan makannya dan mereka menatap Sasha dengan pandangan penuh tanda tanya.

"Loe kok gak ngomong sama kita sih Sha" Ucap Feby.

"Ini juga gue mau cerita, tapi kalian udah tau duluan dari Beno." Jelas Sasha menyeruput jus tomatnya.

"Loe tau siapa orangnya, Sha?." Tanya Beno.

"Enggak tau." Kata Sasha.

"Loe ingat gak ciri ciri orangnya kayak mana?. Siapa tau gue kenal."

"Dia cowok, tapi gue cuman lihat mukanya aja."

"Udah, gak usah dipermasalahkan. Males ah."

"Loe darimana aja, Ben. Tadi pelajaran Bu Tuti loh." Ujar Ayumi.

"Gue tau kok, tadi gue di ruang Kepala Sekolah." Kata Beno.

"Ngapain?." Tanya Sasha.

"Rapat untuk pemilihan Ketua OSIS berikutnya." Jelas Beno.

"Yaudah, gue tinggal dulu ya, Sha." Pamit Beno beranjak dari kursi.

"Mau kemana lagi loe, Ben?." Tanya Ayumi.

"Gue mau ketemu sama Bu Tuti, mau ikut loe."

"Enggak ah. Ini jajanan kita belum dibayar loh."

"Derita loe." Ejek Beno berlalu meninggalkan kantin.

"Bikin malu aja loe, Yum. Minta dibayarin segala, katanya gak suka sama Beno." Sewot Sarah.

"Hehehehe..." Cengir Ayumi.

"Oh iya, sepulang sekolah nanti kalian mau gak temenin gue." Ujar Sasha.

"Kemana, Sha?." Tanya Naura.

"Ke alamat ini." Sasha menyodorkan secarik kertas kepada Naura.

"Siplah kalau begitu, nanti kita ngumpul di parkiran ya."

OK!!!!!

EPISODE SELANJUTNYA🏍🏍🏍


SASHA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang