Marahan

52 11 0
                                    

  Broengg... Teng.... Teng.... Teng...

  Beno menghentikan motornya dan menghampiri Sasha yang berjalan di gerbang sekolah.

  "Pagi Sha" sapa Beno tersenyum manis.

  "Pagi juga Ben" jawab Sasha.

  "Kemaren kemana, Sha?"

  "Gak ada, Ben. Gue gak kemana mana kok"

  Beno melipat kedua tangan di depan dada. "Beneran nih tapi gue liat lo kemaren naik motor dengan seseorang"

  "Kalau boleh tau, siapa itu Sha"

  "Ah bukan siapa siapa. Kenapa?" tanya Sasha.

  "Bukannya orang itu kakaknya Agnes"

  Sasha menatap tajam Beno yang menghadang jalannya. "Apa lo ikutin gue?"

  "Sorry, Sha. Bukannya gue kepo tapi gue khawatir lo pergi bareng ama orang yang baru lo kenal"

  "Apa lagi kalau orang itu kakaknya Agnes"

  "Aduh Ben. Hal ini gak usah dibahas lagi ok. Udah ya gue mo ke kelas" Sasha berlalu meninggalkan Beno seorang diri.

  "Tapi Sha. Sasha... Tunggu!!" teriak Beno memanggil Sasha namun Sasha mengacuhkan teriakan Beno di belakangnya.

  "Hoi motor siapa nih!!" suara Pak Rizal mengurungkan niat Beno untuk mengejar Sasha.

  "Motor itu milik saya, pak" ujar Beno.

  "Jadi ini motormu Ben, kok parkir sembarangan"

  "Iya pak. Beno minta maaf"

  "Bawa sana ke parkiran. Disini nanti menghalangi jalan"

  "Baik pak"

  Beno mendorong motor RX Kingnya ke parkiran sekolah.

                          ••••••••••

  "Sha apa lo masih di gangguin sama Agnes lagi" tanya Beno duduk berhadapan dengan Sasha di dalam kelas.

  Suasana dalam kelas amat sepi karena bel istirahat telah berbunyi yang membuat siswa siswi telah berhamburan pergi ke kantin.

  "Enggak Ben" jawab Sasha singkat.

  "Syukurlah. Sepertinya lo sama kakaknya Agnes makin akrab ya"

  "Biasa aja kale, Ben"

  "Oh gitu. Soalnya udah dua kali gue liat lo berboncengan sama dia"

  "Kan benar lo mata matain gue" ucap Sasha mengernyitkan dahi.

  Beno menggelengkan kepala. "Bukan, Sha. Gue gak sengaja memergoki lo diantar pulang sama dia"

  "Sha bisa gak loe jaga jarak sama kakaknya Agnes. Soalnya feeling gue gak enak sama orang itu"

  "Cukup Ben. Lo terlalu berlebihan" ketus Sasha.

  "Kenapa lo terus berburuk sangka. Mas Yuda tidak seperti itu"

  "Please Sha, percaya sama gue. Bisa aja tuh si Yuyu kangkang cuma pura pura baik sama lo" ujar Beno berusaha menyakinkan Sasha.

  "Stop Ben!. Gue tau mana yang baik dan mana yang enggak jadi jangan anggap gue seperti anak kecil" marah Sasha.

  "Dan satu hal lagi gue gak suka dengan sikap lo yang overproktektif"

  Beno memelas. "Bukan itu maksud gue Sha"

  Sasha terlihat kesal dan beranjak pergi meninggalkan Beno di kelas.

                          •••••••••

  "Apa ada orang di dalam" sahut Randu di toilet sekolah.

  "Hoi buruan hoi, gantian dong" seru Harris menggedor pintu toilet.

  "Udah kebelet nih" ujar Harris yang sudah gak tahan mau pipis.

  Akhirnya pintu pun terbuka dan keluarlah Beno dari dalam toilet. Mata Beno terlihat sembab, wajahnya ditekuk dengan rambut acak acakan.

  "Oh ternyata lo, Ben" ucap Harris kaget.

  "Dicariin eh rupanya ada disini" ujar Randu.

  "Kenapa wajah lo mendung banget?" tanya Harris melihat ekspresi sedih pada sahabatnya.

  "Huaa... Huaa... Sashaaa" pecah suara tangis Beno dengan tubuhnya bersandar di dinding tembok.

  "Astaga terjadi juga hujan lokal" canda Harris.

  "Ada apa bro. Cerita dong ama kita kita" bingung Randu melihat tingkah sahabatnya yang seperti anak kecil.

  "Sasha gaes. Sasha marah sama gue" ujar Beno menyeka air matanya.

  "Yaelah bro, lo gak hanya bucin tapi juga cemen masa cuma gara gara cewek mewek" cibir Harris.

  "Gimana sih lo, Ris. Sohib kita lagi sedih kok malah diejek" celetuk Randu.

  "Sorry bro, maap..maap. Gue gak bermaksud begitu" kata Harris.

  Randu memegang pundak Beno. "Ben jangan baper kayak gitu dong kan malu nanti di liat anak anak yang lain. Bisa jatuh pamor lo di sekolah ini"

  "Santai ok. Nah, apa sebab Sasha marah ama lo"

  "Gue gak suka kalo Sasha dekat dekat ama si Yuyu kangkang" jawab Beno.

  "Siapa Yuyu kangkang?" tanya Harris.

  "Itu loh kakaknya Agnes" ucap Beno.

  Randu dan Harris manggut manggut. "Oooohh"

  "Gue takut atas tipu dayanya bisa bisa nanti Sasha jatuh ke pelukan dia. Dan gue juga khawatir akan terjadi apa apa sama Sasha. Kalian kan tau gimana gue sayang banget sama dia" jelas Beno.

  "Tenang bro, mungkin ini semua hanya perasaan lo aja" kata Randu menenangkan hati Beno.

  "Kita kan tau siapa dan bagaimana Sasha. Loe harus percaya kalo Sasha bukan cewek gampangan seperti cewek cewek lain"

  "Iya bro lagian status lo sama Sasha kan cuma sekedar teman, jadi take care aja lah" ujar Harris.

  "Lagian cewek itu gak suka diatur dan dikekang. Cewek itu ibarat layang layang yang mesti ditarik ulur. Kalau ditarik kuat lalu dipaksa nanti putus dan kalau terlalu diulur lepas deh"

  Randu menoyor jidat Harris. "Hu sok teu lo. Dasar tokek buntung"

  "Hehehehehehehe" kekeh Harris.

      EPISODE SELANJUTNYA🚾🚾🚾

SASHA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang