Persaingan

57 7 0
                                    

  "Oh ya Sha, setelah lo tau ada Agnes disana. Gimana latihan lo sama mas Yuda?" tanya Sarah.

  "Gue sebenarnya jadi malas mo ikut latihan lagi. Apa gue keluar aja ya" lirih Sasha.

  Naura memprotes. "Wah jangan dong Sha, masa lo mau menyerah sebelum bertanding."

  "Iya Sha, jangan gara gara nek kebayan bakat ngedance lo jadi sia– sia. Kan sayang" ujar Ayumi.

  Setelah mengetahui kebenaran tentang mas Yuda dan Agnes, Ayumi mengalami shock, dia merasa kecewa dan kesal dengan mereka berdua.

  Sebenarnya Sasha tidak ambil pusing kalau Agnes hanya mengusiknya tapi masalahnya Agnes selalu membawa bawa Dylan. Hal inilah yang membuat perasaan Sasha berkecamuk menjadi sedih dan galau.

  "Gue ngerti perasaan lu, Sha. Gara gara Agnes lo pasti jadi kepikiran kak Dylan kan"

  Mendengar nama Dylan disebut sebut oleh Sarah. Sasha menghentikan makannya.

  Sasha tidak menyangka bahwa sahabat sahabatnya masih memahami betul akan perasaannya dengan satu satunya cowok yang ada dihatinya.

  "Oh ya Sha, apa lo masih setia ama kak Dylan?" selidik Naura mengamati gerak gerik Sasha yang berpura pura melanjutkan santapannya.

  "Sampai kapan lo mau nunggu kak Dylan. Jangan jangan dia udah punya pacar di Australia makanya dia gak pernah kasih kabar ama lu disini" sewot Feby kesal.

  "Boro boro nampak batang hidungnya. Suaranya aja gak pernah kedengaran"

  "Wa kek, email kek, telepon kek"

  "Lo jangan bicara seperti itu Feb" ucap Naura melirik ke arah Sasha yang menundukkan kepalanya.

  "Tuhkan Sasha jadi sedih. Abis lo bilang kak Dylan kakek kakek" canda Ayumi menghibur Sasha.

  "Maaf ya Sha, gue gak bermaksud bikin lo sedih" ucap Feby merangkul Sasha.

  "Kalian sih, ngapain ngomongin kak Dylan"

  "Huh.. Ini semua gara gara nek kebayan" geram Ayumi.

  "Gue gak apa apa kok guys. Semua omongan kalian emang benar. Gue mesti latihan dengan sungguh sungguh untuk ikut kompetisi dance itu" jelas Sasha.

  "Soal Agnes dan kak Dylan, emang gue pikirin" timpal Sasha tersenyum seraya mengedikkan bahu.

  "Nah gitu dong ini baru Sasha yang kita kenal. Strong girl" puji Ayumi mengangkat kedua lengannya bergaya bak binaragawan.

  Seisi kantin pun tertawa melihat aksi Ayumi yang kocak.

                          •••••••

  Beno berniat menemui Galih sepulang sekolah.

  "Gue mesti ngebut nih, nanti keburu Galih udah pergi" Beno melaju kencang motor RX Kingnya kerumah Galih.

  Broenggg.. Tengg.. Tengg..

  Sepuluh menit kemudian Beno tiba di rumah Galih.

  "Assalamualaikum" salam Beno nyelonong masuk ke dalam rumah.

  Keadaan rumah Galih sepi karena kedua orangtuanya sedang pergi bekerja, sedangkan kakak laki lakinya berkuliah di Yogyakarta.

  Beno memanggil Galih. "Lih!!! Galih!!."

  Beno memasuki ke sebuah kamar Beno melihat Galih tengah terbaring tidur.

  "Astaga kok malah molor" ucap Beno melipat kedua tangannya di depan dada.

  "Hoi bangun!!! Bangun!!"

  Teriakan Beno sukses membangunkan Galih.

  "Aduh siapa sih yang berisik" Galih mengusap air liur di pipinya.

  "Oh lo Ben, ngapain kesini" tanya Galih terduduk malas.

  "Loh lu gak pergi latihan"

  "Latihan apa?"

  "Pergi ke studio"

  "Studio mana?"

  "Ya ampun. Sasha"

  Galih mengucek ngucek kedua matanya, "Hah Sasha!!."

  "Aduh Ben, lo mengganggu gue ama Sasha lagi ngedance bareng"

  "Sialan. Berani beraninya lo mimpiin Sasha" hardik Beno naik darah.

  "Selow men, kan cumam mimpi"

  "Gue gak ridho Sasha disentuh orang lain"

  "Ya elah jodoh itu di tangan Tuhan. Lagian kan lo belom jadian sama Sasha. Jadi sebelum janur kuning berdiri fine fine aja. Persaingan sehat"

  "Please Lih. Masa lo tega mo nikung sodara sendiri. Lo kan tau kalo gue cinta mati ama Sasha" ucap Beno memelas dengan mata yang berkaca kaca.

  Melihat ketulusan Beno yang luar biasa, hati Galih merasa iba dan luluh kepada sodara sepupunya itu.

  "Baiklah gue nyerah" ujar Galih.

  Mata Beno berbinar binar. "Serius nih?."

  Galih berdehem. "Hm."

  "Thanks ya bro, lu emang sepupu gue yang paling baik sedunia" ucap Beno memeluk Galih.

  "Ya, ya, ya. Oh ya ada perlu apa lo kesini" tanya Galih melepaskan diri dari pelukan Beno.

  "Gini bro, gue mo minta tolong"

  "Tolong apaan?. Kalau mo minjam duit gue gak punya" ketus Galih.

  "Bukan itu bro. Gue minta lo awasi dan jagain Sasha di studio"

  "Apa!! Emang lu kira gue jongos lo"

  "Tolonglah Lih" bujuk Beno menggenggam tangan Galih.

  "Baiklah, tapi di dunia ini gak ada yang gratis"

  "Ok, ok. Apapun yang lo minta bakal gue kasih"

  "Yakin?. Kalau begitu gue mo minta gitar lo"

  Beno memekik histeris. "Hah gitar gue!!"

       EPISODE SELANJUTNYA🎸🎸🎸

SASHA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang