Tamparan

60 10 1
                                    

  Sasha menghela napas panjang dengan langkah mantap memasuki studio The D'Star. Pelan tapi pasti Sasha menapaki anak tangga satu persatu, belum sampai kelantai dua terdengar suara seseorang yang memanggilnya.

  "Sasha!"

  Sasha membalikkan tubuhnya.

  "Mas Yuda" balas Sasha ceria.

  "Pa kabar hari ini" tanya Yuda basa basi.

  Yuda menatap Sasha lekat lekat, gadis yang baru beberapa hari ini dikenalnya tapi telah berhasil mencuri perhatian. Sikap dan penampilan Sasha yang natural bisa memukau siapa saja.

  Sasha merasa gak enak hati setiap Yuda menatapnya.

  "Kenapa mas Yuda selalu menatapku seperti ini. Jangan jangan.." kata Sasha dalam hati.

  "Ah, gue gak boleh bersangka buruk dulu walau Agnes dan mas Yuda bersaudara tapi sepertinya mas Yuda tidak seperti Agnes" ujarnya dalam hati.

  "Hei kok malah diem" suara lembut Yuda menghilangkan pertanyaan pertanyaan yang menyusup di pikiran Sasha.

  "Eh iya, kabarku baik"

  Dengan jawaban Sasha yang terdengar gugup, Yuda balas tersenyum yang menghiasi wajah tampan rupawannya.

  Cewek mana sih yang gak klepek klepek kalau berhadapan dengan cowok seganteng dan sekeren Yuda, jago ngedance lagi gak kalah ama pesonel boyband BTS dari Korea Selatan itu tuh.

  "Baiklah. Gue ke atas dulu ya" ucap Yuda berjalan mendahului Sasha di tangga.

  Baru saja Sasha melangkahkan kakinya untuk kedua kalinya dia mendengar ada seseorang yang memanggilnya.

  "Sasha!" Galih datang menghampiri Sasha.

  "Hai Sha, siap untuk latihan kali ini" seru Galih.

  "So pasti dong" sahut Sasha semangat.

  Mereka berdua berjalan beriringan kelantai dua.

                          •••••••

  Latihan pun dimulai, latihan kali ini berjalan lancar tanpa ada gangguan dari Agnes. Sasha melihat gadis cantik dengan penampilan dan gayanya yang seksi sedang ngedance sendiri. Gadis itu tidak lain adalah Agnes.

  "Ternyata bagus juga dancenya Agnes. Apa Agnes juga mo ikutan kompetisi dance ya. Apa gue bisa bersaing sama Agnes?" tanya Sasha pada dirinya sendiri.

  "Eeh.. Gue gak boleh minder. Pokoknya gue harus berusaha sebaik mungkin" ucap Sasha mengeluarkan kepercayaan dirinya. Yes... Semangat... Semangat.. Yes..

  Musik berhenti. Agnes telah menyelesaikan aksi dancenya. Agnes mengambil botol minum dan handuk kecil untuk mengelap wajahnya yang berkeringat.

  Tanpa sengaja Agnes dan Sasha beradu pandang.

  "Hey nini pelet, ngapain lo liat liat gue?" hardik Agnes.

  "Setiap gue bertemu lo gue ngerasa mo kentut tau" suara ketus Agnes menarik perhatian Galih dan teman temannya yang duduk tidak jauh dari Sasha.

  "Waduh pasti Agnes akan berulah nih" gumam Galih.

  Seperti yang kita tau Galih mendapat tugas dari Beno dengan imbalan sebuah gitar. Demi misi penyelamatan Sasha, Beno rela memberikan gitar kesayangannya kepada Galih. Gitar itu adalah bukti kemenangan Beno dan group band GRESSA sewaktu mengikuti perlombaan musik band antar pelajar.

  "Jadi lo Nes yang suka buang angin sembarangan" tiba tiba suara Galih mengalahkan suara ketus Agnes dan menghampiri Sasha yang terdiam tidak meladeni kata kata menohok dari bibir Agnes.

  "Huuuu...."

  Terdengar suara keriuhan dari teman teman Galih. Ada Max si cowok badan besar, Dika si cowok berkumis tipis, Bryan si cowok berambut kucir, Alex si cowok berambut pirang dan Joe si cowok berbadan tinggi.

  "Apa apaan lo Lih, nimbrung aja. Ini bukan urusan lo" sahut Agnes.

  "Sasha ini kan teman gue jadi kalau ada yang mengganggunya otomatis jadi urusan gue dong" jelas Galih.

  "Oh jadi lo juga udah kena jampi jampi si nini pelet ini. Beru kenal aja udah sok akrab"

  "Pokoknya Nes, gue minta lo jangan macam macam sama Sasha lagi, ngerti!" seru Galih bernada tinggi.

  "Ternyata gue gak salah kasih lo julukan nini pelet. Dimana mana lo tebar pesona kesiapa aja"

  Sasha ingin menjawab perkataan Agnes yang terasa panas didengar oleh telinganya tapi tiba tiba terdengar suara yang mengejutkan kami semua.

  "Agnes!!"

  "Stop! Sikapmu udah berlebihan Nes. Kakak harap kelakuanmu seperti ini jangan diulang lagi. Ayo minta maaf!" Yuda datang dengan raut wajah yang marah kepada adik perempuan satu satunya ini.

  "Apa! Gue minta maaf. No way. Kenapa kakak juga membelanya atau mungkin kakak juga udah terkena pelet dari cewek ini!" kesal Agnes sambil menunjuk nunjuk ke Sasha.

  Plak!

  Ucapan Agnes seketika berhenti karena tamparan keras mendarat di pipi kirinya.

  Agnes tercengang, kedua matanya berkaca kaca sambil tangan kanan memegang pipinya yang memerah dan terasa panas seperti terbakar.

  Kesakitannya tak sebanding dengan kesedihan dan keterkejutannya disekujur tubuhnya. Semua orang tak percaya kalau orang yang telah berani menampar Agnes adalah Yuda sang kakak.

  "Ka...kak.. Hiks.. Hikss.." Agnes berlari beruraian air mata.

      EPISODE SELANJUTNYA😥😥😥


SASHA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang