Kejutan

47 11 1
                                    

  Sasha keluar dari kamar dan dia tidak melihat kakak di dalam rumah.

  "Kakak, Sasha mo pergi" teriak Sasha sembari celingak–celinguk.

  "Mana kakak?. Kok gak ada"

  Sasha mencari kakak ke setiap ruangan, tiba tiba Sasha mendengar sesuatu yang mencurigakan di depan rumah.

  "Siapa sih?. Sepertinya ada orang di luar" gumam Sasha.

  Sasha melangkah ke teras untuk mencari tau siapakah gerangan orang yang berada di teras rumahnya.

  "Ya ampun ini orang, pagi pagi udah nongol" bisik Sasha melihat seorang cowok bercelana training hitam dan memakai baju hoodie putih.

  "Selamat pagi Sasha" sapa seorang pemuda yang sedang duduk di teras.

  "Mas Yuda?. Sasha kirain tadi maling loh" ketus Sasha duduk di kursi.

  "Buat mas gak masalah jadi pencuri. Gimana kalo mas mencuri hatimu" goda Yuda, menaik–turunkan kedua alisnya.

  "Ya pagi pagi udah kena rayuan pulau kelapa" cibir Sasha.

  "Ngapain mas Yuda pagi pagi disini"

  "Mas tadi janjian jogging sama Ariel, trus dia minta ditemanin kesini" ucap Yuda sambil mengelap keringat di lehernya.

  "Loh kak Arielnya mana?" tanya Sasha celingukan.

  "Ariel dan kakakmu pergi ke tempat Pak RT katanya mo mengurus surat ke KUA" jelas Yuda.

  "Pagi gini Sasha kok udah rapi mo kemana" ucap Yuda menatap gadis cantik dihadapannya.

  Sasha memakai blouse putih berbunga bunga dan bercelana blue jeans. Penampilannya yang simple tapi menawan siapa saja yang melihatnya.

  "Sasha mo pergi mas, nih lagi nunggu taxi online" ujar Sasha.

  "Duh kacian si jomblowati. Coba kalo punya pacar, kan enak ada yang antar  jemput" sindir Yuda.

  "Emang mudah cari pacar. Main bungkus aja kayak beli gorengan"

  "Gampang ajalah Sha, kan ada 3D. Pertama, dilihat orangnya cakep. Kedua, dikenal PDKT gitu trus yang terakhir sebelum jadian diraba"

  "Ih mas Yuda kok ngeres sih. Piktor tau"

  "Mas kan belum selesai jelasinnya, dengerin dulu dong. Yang dimaksud diraba adalah kantongnya, tajir gitu"

  "Sorry ya mas, Sasha bukan cewek matre"

  "Yah Sha inikan realita. Yang namanya percintaan itu jangan terlalu pake perasaan banget nanti ujung ujungnya sakitnya tuh disini"

  Dengan kocaknya Yuda bersenandung  dengan menempelkan kedua tangan di dada.

  Sasha pura pura memasang wajah sedih. "Curhat ini ye"

  "Sasha pergi dulu ya, abis kalo kelamaan ngobrol sama mas Yuda, Sasha takut–"

  Yuda memotong perkataan Sasha. "Takut jatuh cinta kan"

  "Mas Yuda jangan kegeeran, tengok tuh kakak dan kak Ariel udah pulang"

  Sasha dan Yuda menoleh ke arah kakak dan Ariel yang turun dari mobil pajero sport putih. Sasha beranjak dan berpamitan kepada mereka tanpa membalas lambaian tangan Yuda.

                           •••••••••

  Dalam perjalanan Ariel dan Yuda sedang terlibat pembicaraan di dalam mobil.

  Yuda duduk di kemudi stir dan Ariel berada disebelahnya dengan memakai kacamata hitam.

  "Gue liat lo makin akrab dengan Sasha, Yud" ucap Ariel.

  "Biasa aja, Riel" jawab Yuda santai.

  Ariel melepas kacamata hitamnya. "Jangan jangan loe suka ya sama Sasha"

  "Ya enggaklah bro. Masa gue naksir ama adik ipar lo" ucap Yuda.

  "Lo kan kenal gue dan tau selera gue gimana. Sasha itu bukan tipe gue"

  "Pokoknya gue gak mau loe macam macam sama Sasha. Tapi lain ceritanya kalo kalian saling suka, ok lah gue pasti setuju" jelas Ariel.

  "Tenang bro. Gue jamin itu gak akan terjadi. Kita berdua profesional hanya sebatas pelatih dan murid saja" ujar Yuda.

  Ariel kembali memasang kacamata hitamnya. "Ok. Gue pegang kata kata loe"

                         ••••••••••

  Sasha begitu bergembira karena dia akan ke panti asuhan. Sejak kepergian Dylan, Sasha bersama sahabat sahabatnya sering berkunjung ke panti asuhan untuk bertemu dan bermain dengan anak anak. Di panti asuhan inilah dulu dia sering menghabiskan waktunya bersama seseorang yang telah mengajarkannya tentang arti cinta.

  Di hari ulang tahunnya Sasha lebih memilih merayakan di panti asuhan bersama anak anak daripada surprise party yang diadakan oleh sahabat sahabatnya.

  Seperti biasa sebelum ke panti asuhan Sasha mampir terlebih dahulu ke toko kue langganannya. Dengan uang yang diberikan kakak lima lembar uang seratus ribuan dan ditambah dengan sedikit uang tabungannya Sasha membeli makanan untuk anak anak di panti asuhan.

  Sasha terpaku di dalam mobil. Bagai mimpi di siang bolong Sasha tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Matanya nanar tak berkedip menatap seorang cowok yang berjalan dengan seorang cewek keluar dari toko.

  Deg!

  "D—i—a" ucap Sasha dengan suara bergetar.

  "K—ak–Dy—lan?"

       

      EPISODE SELANJUTNYA🦀🦀🦀

SASHA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang