Dorr!!!🔫
Jangan lupa Vote and Comment readers zheyeeennkk....❤❤❤
Actually, I'm so happy if you appreciate my stories : )
I'm not sure, but there is a hmmmm...⬇⬇⬇🔞🔞🔞
Selamat membaca!!!✔
Hari berikutnya, Jungkook masih bekerja di rumah. Bedanya ada Seokjin yang kini bersama pria itu. Mereka sedang dalam pembahasan skematik desain bangunan yang besok akan dipaparkan kepada para kontraktor.
Waktu berlalu cepat, tak terasa sudah hampir senja.
"Aaahh... pas sekali." Seokjin mendesah lepas setelah menyeruput teh buatan Jimin beberapa menit lalu. Manisnya tidak berlebih. Iri menyentil hati, sadar sudah dilangkahi Jungkook dalam perkara melepas lajang.
"Jadi ingin punya istri..." lanjut Seokjin seraya menyandarkan tubuh ke lengan sofa. Kedengarannya seperti sedang mengeluh.
Jungkook tidak sedikit pun melirik, meski mendengar jelas ucapan Seokjin. Lebih memilih menggarap projeknya dengan cepat.
Sebenarnya ingin sekali mengatai Seokjin. Pria narsis itu gayanya saja playboy, tapi sangat cupu kalau sudah berurusan dengan sang tunangan. Tipe perfectionis yang memikirkan segalanya dengan detail, bahkan hubungan rumah tangga. Buruknya itu memperlambat semua keputusan. Seokjin seharusnya sudah menikah setahun lalu sebelum Jungkook. Pria itu terlalu bertele-tele, membuat sang tunangan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke negeri yang jauh untuk mendapatkan gelar profesor.
Sekarang, lihat! Seokjin tak ubahnya seperti bujang lapuk yang merana.
Mau mengomentari, nyatanya Jungkook dulu tak jauh beda.
Memangnya dia berpikir untuk menikahi Jimin? Kalau bukan dorongan Seokjin, dia masih ragu pada keputusannya sendiri.
Hhh.. nyatanya menasehati orang lain jauh lebih mudah daripada diri sendiri.
Seokjin menyadarkan dirinya bahwa perasaannya terhadap Jimin bukanlah perasaan perasaan simpati. Jungkook jelas-jelas termakan oleh cinta. Kalau tidak, puluhan wanita yang beberapa di antaranya sangat baik untuk Jungkook harusnya berhasil menarik atensi pria Jeon itu.
Ternyata Jungkook sudah menjatuhkan pilihan. Hatinya bukan miliknya lagi sejak bertemu Jimin untuk pertama kali di hari itu.
Dan jika Ny. Kim tidak bergerak cepat melamar Jimin untuknya, Jungkook mungkin masih bertele-tele seperti Seokjin.
Di dalam kamar, kira-kira sepuluh menit lalu Jimin baru saja bertelepon dengan sang ibu. Mereka atau lebih tepatnya sang ibu banyak membicarakan hari kemarin saat mendatangi yayasan anak yatim gereja.
Jimin merasa begitu tentram mendengar celoteh ibunya. Terasa lepas tanpa beban. Dia mendapatkan ibunya yang dulu saat ayah masih di sisi mereka. Ibunya yang ceria.
Walau ibunya masih sering mengkhawatirkan dirinya, kentara dari kalimat-kalimat yang dilontarkan.
"Kau sudah makan? Baik-baik saja disana kan? Tuan Jeon memperlakukanmu dengan baik?" dan banyak lagi yang sejenis.
Jimin lantas menjawabnya dengan mantap,
"Aku malah merasa gendutan sekarang, aku makan enak terus disini. Ibu tidak dengar dari suaraku, eoh? Suaraku bahkan lebih semangat dari suporter sepak bola. Bu, jangan memanggil Jungkook begitu. Dia kan menantumu. Jungkook sangat baik tahu, aku diajak jalan-jalan hampir tiap malam. Pokoknya jangan cemaskan apapun. Ibu sudah menjodohkanku dengan pria yang hebat. Jangan pikirkan hal lain lagi." Kata Jimin lebih tegas di kalimat terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Finally, I Found You [GS]
RomansaSummary : Park Jimin adalah gadis dua puluh tahun yang dilamar untuk seorang pria penyandang tunawicara serta tunarungu bernama Jeon Jungkook. Title : Finally, I Found You Desclaimer : Para pemain milik Tuhan Yang Maha Esa, Orang Tuanya, Agensi mas...