04

9.7K 950 602
                                    

Dorr!!!🔫

Jangan lupa Vote and Comment readers zheyeeennkk....❤❤❤

Actually, I'm so happy if you appreciate my stories : )

Selamat membaca!!!


🎬🎬

Sekitar lima judul film sudah kuhabiskan hingga sekarang menuju pukul delapan malam. Perutku juga terasa menggembung setelah makan makanan yang diantar oleh petugas hotel.

Apa yang kulakukan saat ini hanya berbaring layaknya pengangguran di atas sofa mahal yang terasa empuk sekali.

Tapi aku bukan pengangguran omong-omong. Aku bekerja kan. Bekerja sebagai istri Jeon Jungkook dengan bayaran luar biasa yang akan diterima ibu dan Jisung selama ia berpendidikan. Itu terasa adil bagiku, tidak tahu bagi Jungkook. Pastinya aku akan mengusahakan yang terbaik untuk membalas budi.

Nah, ngomong-ngomong soal itu, aku malah kepikiran jalan cerita film terakhir yang kutonton. Tentang gadis miskin yang dinikahi pria kaya untuk mendapatkan uang pengobatan ayahnya.

Tahu tidak, gadis itu diperlakukan seperti budak oleh sang suami. Katanya, itu setimpal dengan apa yang diberikan. Kalau dibilang mirip dengan kisahku, aku tak akan memungkiri.

Namun, film selalu mendramatisir. Mungkin di kehidupan beberapa orang yang senasib, itu berlaku. Buatku, impossible. Tidak. Karena Jeon Jungkook adalah pria baik yang bersahaja, tidak mungkin dia melakukan suatu hal dengan semena-mena tanpa memikirkan kemanusiaan hanya karena berkuasa.

Katakanlah hidupku memang telah dibeli oleh Jungkook, dan sejauh ini aku bersyukur perlakuannya padaku tak seperti suami di dalam film tadi. Dia memanusiakanku saja, aku sangat berterima kasih.

Jam menuju hari telah kulalui untuk menghilangkan rasa canggung agar terbiasa dengan status istri. Lagipula Jungkook terima-terima saja keberadaanku di sisinya.

Kemudian pikiranku justru menerawang jauh, bagaimana bila suatu saat Jungkook meminta itu padaku. Tahu, kan? Itu. Seketika tubuhku merinding. Aku seperti baru saja memegang ulat daun, menggelikan.

Pertanyaannya apa mungkin dia ingin, maksudku dari tatapannya, kuyakin Jungkook tak ada tertariknya padaku. Aku berharap hal itu tidak terjadi.

Di usiaku yang ke dua puluh ini, bukan berarti aku sudah sangat tahu. Justru aku menghindari yang begitu, hubungan fisik. Haduh, memikirkannya saja membuat bergidik.

Dan sebelum pikiranku lebih jauh lagi- karena aku tiba-tiba mengingat tubuh atletis Jungkook, aku pasti sudah gila- aku memutuskan untuk mengubungi ibu.

Memang sepertinya kebodohan sudah mendarah daging dalam diriku, baru berkata 'halo' saja, aku kehabisan pulsa dan baru ingat dimana keberadaanku sekarang. Seenaknya menelpon ke tanah air tercinta nan jauh disana tanpa memikirkan pulsaku yang dalam satu kedipan mata langsung lenyap. Aku merutuk sebal pada keadaanku saat ini.

Lenganku terkulai lemah menjatuhkan ponsel di lantai, tak ada yang bisa kulakukan selain memikirkan kemungkinan Jungkook memberiku uang untuk membeli kartu telepon internasional. Kuharap, karena Jungkook pria baik. Dia, pria yang baik.

Hingga jam menunjuk pukul sebelas malam, Jungkook belum pulang juga. Rasanya sangat mengantuk, tapi akan tidak sopan kalau aku tidur duluan tanpa menunggu Jungkook pulang. Aku berusaha terjaga dengan memainkan game di ponsel. TV sudah tak lagi menyala, acara malam tidak ada yang menarik bagiku. Kebanyakan film dewasa. Mulutku menguap begitu lebar hingga mataku berair.

Finally, I Found You [GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang