Hingga jam sepuluh malam, Joshua masih berkutat di depan laptop. Sibuk mengedit video yang akan dia unggah esok. Ditemani si cacat yang terlentang di ranjang dan baru saja menyelesaikan ceritanya. Menceritakan apa saja yang tidak bisa dilihat Joshua. Menceritakan siapa saja kecuali tentang dirinya, papa, mama dan wanita simpanan itu.
Sejak Joshua memutuskan untuk menerima si cacat sebagai bagian dari dirinya, mereka menjadi kompak. Jonathan akan dengan senang hati menceritakan rangkaian benang kehidupan yang mampu dilihatnya. Joshua menyimpan informasi tersebut, menggunakannya nanti saat diperlukan. Bahkan sesekali, si cacat itu bisa melihat yang akan terjadi.
"Jadi, meskipun kamu udah nggak bareng Achazia, kamu bakal tetep ikut kompetisi itu, Jo."
"Submit Your Music?"
Submit Your Music adalah apa yang ingin Pak Guntur menangkan selama ini, tujuan band Achazia dan Ephraim dibentuk. Kompetisi impian Putri Pelangi, impian musisi mana pun agar bisa berdiri di festival musik terbesa se Asia Tenggara. Kesempatan besar untuk band indie, penyanyi baru, atau mereka yang baru tetapi berbakat di bidang musik. Berdiri di atas panggung yang sama dengan musisi dunia ternama. Menandatangi kontrak dengan label musik dan melakukan rekaman. Menjadi terkenal kemudian. Alasan mengapa mantan teman satu band-nya bisa menjadi gila hanya karena satu kesalahan saat mereka sedang manggung atau pun latihan.
"Kenapa gue ikut Submit Your Music?"
"Karena Putri Pelangi."
"Gue nggak sepengen itu rekaman dan jadi penyanyi beneran cuma karena mereka. Gue kayak gini karena gabut. Gara-gara elo."
Jonathan di belakangnya cekikikan. Joshua tidak menanggapi lagi, fokus menunggu hasil export video editannya selesai.
Kau selalu meminta terus kutemani
Dan kau s'lalu bercanda andai wajahku diganti
Melarangku pergi karena tak sanggup sendiriNamun tak kau lihat
Terkadang malaikat tak bersayap
Tak cemerlang, tak rupawan
Namun kasih ini, silakan kau adu
Malaikat juga tahu
Siapa yang jadi juaranyaHasil video cover lagu Malaikat Juga Tahu milik Glenn Fredly itu baru selesai Joshua tinjau. Entah mengapa ia teringat si cacat. Sambil berpura-pura menyibukkan diri, Joshua menyeletuk, "Kapan lo pergi?"
"Kamu mau aku pergi, Jo?"
"Iya. Lebih cepat lebih baik."
"Sayangnya nggak bisa. Nggak sekarang. Urusanku masih belum selesai."
"Lo mau apa lagi emang?"
"Banyak, Jo. Salah satunya aku harus mastiin, kamu baik-baik aja tanpa aku."
Gerakan tangan Joshua yang sedang mengetik nama file itu terhenti.
Ada perasaan aneh.
Hingga ia terbangun esok pagi, Joshua masih tidak mengerti jenis perasaan apa yang membuatnya tidak nyaman semalaman.
***
Siang ini, Joshua kembali menemani Lindi makan siang di kantin, dan Aimee—teman dekat Linda—tiba-tiba datang, meletakkan jus mangga di depan mereka dengan kasar. Wajah perempuan keturunan bule itu memerah menahan marah.
"Linda sakit apa?"
Linda masih absen dari sekolah dengan keterangan sakit. Padahal Lindi yang juga absen sakit bersamaan dengannya sudah lebih dulu masuk.
"Lo nggak punya mulut ya untuk ngomong?"
Baiklah. Joshua sudah sering bertengkar dengan teman-temannya. Namun, menyaksikan sendiri dua perempuan yang bertengkar di depan mata ... itu cukup menakutkan. Terlebih, saat Aimee sudah menarik sendok di tangan Lindi karena diabaikan. Memindahkan piring makan siangnya ke meja sebelah. Sedangkan Joshua masih melanjutkan makan, sambil diam-diam memperhatikan.
"Kenapa lo nggak tanya sendiri dengan orangnya?"
Baiklah. Selama ini yang Joshua tahu, Lindi adalah orang yang lemah lembut, dan ucapan barusan, membuatnya terlihat seperti Linda.
"Kalo nomor dia aktif, kalo gue tau di mana dia dan bisa ketemu orangnya langsung, gue nggak akan tanya sama lo!"
Selama Linda sakit, tidak ada satu pun dari teman-temannya yang bisa menjenguk. Terlebih ponsel Linda mati, dan Aimee sudah muak dengan Lindi yang terus bungkam dan bersikap tidak peduli. Terlihat seperti musuh dari kakak kembarnya sendiri.
"Itu masalah lo. Bukan masalah gue."
Joshua benar-benar tidak menyangka, Linda bisa memberikan efek besar untuk orang-orang di sekitarnya. Termasuk membuat Aimee menumpahkan jus mangganya ke rok Lindi, Lindi menumpahkan es teh milik seseorang di meja sebelah ke kepala Aimee, dan keduanya langsung berakhir di ruang BK.
Namun, orang lain yang juga terkena efek paling besar dari absennya Linda hingga saat ini adalah Mezian. Ketua OSIS yang selalu memiliki matahari bersinar di atas kepala itu kini terlihat seperti orang frustasi. Tak ada senyuman. Tak ada sisa-sisa keramahan. Dan ternyata, melihat Mezian yang seperti itu bagi Joshua lebih menyebalkan dibanding Mezian yang bertingkah seolah menjai lelaki paling tampan di dunia.
Jika dia yang berada di posisi Mezian, mungkin Joshua akan sama gilanya.
Mau tak mau, Joshua harus menyelamatkan laki-laki itu.
Atas perasaan sedih, khawatir dan rindunya.
***
Joshua berhasil membuat Lindi membawanya masuk ke rumah dengan alasan mereka harus merekam duet cover mereka seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya—demi menolong Mezian. Joshua bahkan berhasil, memastikan bahwa pembantu Putri Pelangi itu memang sedang tidak ada. Sekarang, dia hanya perlu menemukan di mana kamar Linda.
"Di lantai dua, Jo. Pintu sebelah kanan."
Joshua yang sedang duduk di ruang tamu sendirian, dan sedang menunggu Lindi bersiap itu menoleh ke arah lantai dua. Sedetik kemudian bangkit, berjalan menuju anak tangga.
"Kondisinya nggak bagus, Jo. Biarin Mezian aja."
Joshua mengela napas. Baiklah. Joshua tidak tahu separah apa kondisi Linda hingga perempuan itu harus menemui seorang psikiater. Namun, Joshua yakin, Linda pasti merasa sangat buruk saat ini. Karena harus menerima semua perasaan buruk Lindi terhadap dirinya, karena dia mulai kehilangan diri sendiri.
Semoga perempuan itu tidak sampai depresi dan berniat bunuh diri.
Sudahlah.
Segera Joshua mengeluarkan ponsel, mencari nama Mezian, dan mengirim pesan, pintu sebelah kanan, lantai dua.
Sekarang, dia serahkan semuanya kepada Mezian.
***
Perkataan si cacat itu terbukti.
Joshua mengiakan ajakan Lindi yang memintanya bergabung membentuk band untuk mengikuti kompetisi Submit Your Music karena duo grup Putri Pelangi bubar. Di hari yang sama, Linda kembali ke sekolah seperti adegan epik dalam sebuah laga aksi. Penampilan barunya--rambut pendek--membuat Linda terlihat lebih segar, meskipun ia sudah kehilangan banyak berat badan. Cukup melegakan bagi Joshua karena perempuan itu kini baik-baik saja.
Sepertinya Joshua berlebihan karena sempat membayangkan Linda akan bunuh diri seperti si cacat.
"Dia cewek kuat, Jo."
Joshua melirik ke arah Jonathan yang sedang mengulum senyum menatap Linda yang sedang dikerumuni teman-temannya di tengah lapangan.
"Karena Linda punya banyak orang yang sayang dengan dia. Di sisi lain, Lindi justru sebaliknya. Kayak kamu dan aku 'kan, Jo?"
Joshua melengos. Posisi mereka tidak bisa dibandingan dengan Linda dan Lindi. Pertama, mereka bukan kembar identik seperti Putri Pelangi. Kedua, mereka tidak memiliki ikatan aneh seperti mereka. Ketiga, Joshua sudah membenci Jonathan sejak kecil dan hubungan mereka sudah buruk sejak dulu. Sedangkan Lindi adalah orang yang menyimpan rasa iri pada Linda dan hubungan mereka menjadi buruk baru-baru ini setelah remaja.
"Kalo kamu pikir aku nggak pernah iri sama kamu, kamu salah, Jo. Kalo kamu pikir kita nggak punya ikatan apapun, kamu sekarang nggak bisa liat aku."
3 Juli 2020
Terima kasih sudah membaca!
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU SAMUDRA (SELESAI)
Mistério / SuspenseTeenfiction/Mistery Jonathan, kakak kembar Joshua itu cukup aneh. Gelagatnya seperti ada maksud lain. Sungguh tidak biasa melihat laki-laki yang kakinya cacat itu berdiri di depan pintu, menyambut Joshua pulang dengan wajah semringah. Beruntung, k...