Vote dan Komentar ya!
Follow noventyratnasari-oOo-
Bau rumah rakit tercium di hidung Aland. Tidak begitu banyak pasien yang berdatangan sebab ini sudah larut. Aland terduduk di bangku depan ruang Intensive Care Unit (ICU), dengan raut khawatir yang belum hilang dari petang tadi. Aland menunduk, kepalanya sangat berat, pikirannya kacau dan badannya sangat lemas. Tapi, Aland harus kuat untuk keluarganya. Aland harus memperbaiki apa yang di rusak oleh orang tidak bertanggung jawab.
Aland menatap jam tangannya, pukul 1 malam. Ia tidak bisa tidur jika dokter belum juga keluar dan memberi tahu keadaan Daddy. Aland tahu Daddy tidak sepenuhnya salah di sini. Daddy adalah korban. Tapi sangat mengejutkan jika Daddy nekat self-harm demi Bunda.
Apakah sebesar itu cinta Daddy pada Bunda?
Aland berdiri dari duduknya ketika melihat pintu kaca itu bergeser dan gorden di dalamnya di buka. Satu dokter dan lebih dari tiga perawat keluar dari ruangan.
"Dokter, bagaimana?" tanya Aland tergesa-gesa.
Dokter itu menepuk bahu Aland berkali-kali, "tidak usah khawatir, ayahmu berhasil kami selamatkan. Tapi, keadaannya benar-benar lemah. Bahkan, sangat lemah. Perutnya kosong mendukung lemah pada tubuhnya serta ia kehilangan lumayan banyak darah. Boleh di jenguk tetapi jangan di usik dulu ya?" pria tua yang berprofesi sebagai dokter itu pergi meninggalkan Aland.
Langkah kaki Aland tidak bisa di cegah lagi, segera saja Aland memasuki ruangan dominasi warna putih dan penuh dengan suara alat Elektrokardiogram (EKG) yang sangat mengusik telinga dengan suaranya yang tidak teratur.
Aland berhenti di samping brankar, menatap keadaan Daddy yang lemah. Bertahan hidup bersama dengan alat-alat yang memenuhi tubuhnya.
"Segitu lemah kah Daddy?" lirih Aland dengan air matanya.
Ia tidak kuat menatap Daddy yang tidak berdaya di ranjang rumah sakit.
"Kalau Daddy sayang sama Bunda, buktikan! Menyakiti diri sendiri sama saja Daddy menyakiti Bunda lagi."
Agra masih diam bersama bibir pucat yang menemani. Sosok Agra yang kuat dan tegar hancur karna sebuah cinta. Sosok Agra yang dahulu segan membunuh siapapun yang mengusiknya, berani membunuh dirinya sendiri karna telah menyakiti ratunya. Zara, bukankah semuanya adil? Bahkan apa yang Agra rasakan saat ini tidak sepadan dengan apa yang ia lakukan pada Zara sebelumnya.
"Daddy, bertahanlah. Aland akan mencari Bunda, untuk Daddy."
Aland keluar dari ruangan dengan wajahnya yang diambang kematian. Aland sudah tidak tahu lagi harus bagaimana. Aland ingin sekali menyerah dan mengangkat tangan pasrah, namun Aland bukan sosok lemah.
Aland terduduk di kursi tunggu. Ia benar-benar sendiri.
Ia menelpon seseorang, beberapa kali hingga suara yang menenangkan hatinya menyapa telinga.
'Aland, apa kamu baik-baik saja?'
Aland sedikit tersenyum kecut, Sea sangat mengkhawatirkannya. Aland tahu gadis itu memikirkannya sebab tidak menghubungi selepas pulang dari rumahnya.
"Aku baik-baik aja kamu nggak usah khawatir, aku ganggu ya?"
'Engga, Land. Justru aku nunggu kabar dari kamu!'
KAMU SEDANG MEMBACA
SYALAND! [END]
Teen FictionKenal Zio Agraham? Pria yang berharap mewariskan segala sifat buruknya terhadap anak. Masa lalunya sebagai pria terkejam dengan satu kali tampar mampu melayangkan nyawa manusia, ia harap sang anak mampu berjalan menuruni jejaknya yang sadis. Zio Ray...