Chapter 37

8.6K 931 244
                                    

Vote dan Komentar ya!
Follow noventyratnasari

-oOo-

Meza menghitung detik demi detik jam di dinding yang menggantung di ruangan putih bersih ini. Aroma khas rumah sakit tercium di hidungnya yang mancung.

Sudah pukul 10 malam dan ia terlalu bosan berada di ruangan sebesar ini. Matanya bergulir ke papan nama di atas pintu masuk.

Kamar rawat Kenanga 1

Sudah hampir satu jam ia terbangun dan menyadari dia di sini seorang diri. Sebenarnya ia sedih menghadapi nasibnya yang selalu buruk. Mami yang selalu berfoya-foya dan menikmati kesenangan tersendiri dengan banyak pria serta melupakan kehadiran Meza, seolah Meza tidak pernah hadir di dunia. Sedangkan, Papi tidak pernah mengurus Meza sejak sekitar 6 tahun yang lalu. Jangankan mengunjungi Meza dan melihat keadaannya, mengingat Meza pun sepertinya tidak pernah.

Rasanya, Meza adalah orang ter-menyedihkan di dunia.

Tok tok tok

Pintu terbuka sebelum Meza mempersilakan, seseorang datang dengan menenteng kantong plastik berwarna putih. Ia berjalan mendekat, sungguh Meza tidak menyangka dengan fakta ini.

"Aland?" sambutnya setengah terkejut dan senang.

"Lo udah siuman ternyata." Jawabnya kemudian meletakkan kantong plastik itu di atas nakas samping kanan brankar Meza.

"Lo ngapain ke sini?" tanya Meza, ia tidak tahu harus berkata apa lagi melihat Aland kini duduk menemaninya yang hanya sanggup berbaring.

Aland menunjuk pada kantong plastik di atas nakas, "Gue bawain cake buat lo, di makan ya?" kata Aland membuat Meza mengangguk.

Gimana gue bisa berpaling dari lo, Land? Lo berparas pangeran dan berhati malaikat. - Ucap Meza dalam hati.

"Jadi, lo yang bawa gue ke sini?"

Aland menggeleng, "Bukan gue, tapi Bu Tiyan yang bawa lo ke sini. Gue cuma nemenin," ujarnya yang sibuk memperhatikan keadaan Meza terkulai di atas brankar.

Begitu pun Meza juga memperhatikan penampilan Aland yang tidak luput dengan hoodie nya, Aland sangat tampan. Meza sudah jatuh dalam pesonanya berkali-kali.

"Land?" panggil Meza.

"Iya kenapa?"

"Makasih ya?"

"Cepet sembuh, sekarang lo nggak punya beban lagi. Jadi, jangan pernah berfikir untuk menyakiti diri sendiri. Buat diri lo sebahagia mungkin," ujar Aland.

Meza mengernyitkan dahinya bingung, "Maksud lo?" tanya nya kemudian.

Seperti kehilangan nafasnya, Aland menghirup udara secara dalam-dalam. Sebelum ia mengatakan sesuatu yang entah akan membuat Meza bahagia atau sedih.

"Lo keguguran."

Secara refleks Meza menutup mulutnya dengan sebelah tangan, "Lo... Lo serius?"

Aland hanya mengangguk sebagai jawaban, cukup membuat Meza percaya bahwa ia benar-benar kehilangan janinnya. Ia menyentuh perut bagian bawahnya, kemudian mengusapnya secara perlahan. Mengakibatkan perutnya sedikit hangat akibat usapan lembut dari dirinya sendiri.

Aland hanya menatapnya sekilas lalu menunduk, apa saat ini Meza merasa kehilangan janinnya?

"Tugas gue udah selesai, kan?" tanya Aland, pertanyaan yang ia suguhkan ternyata membuat Meza bingung.

SYALAND! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang