Chapter 31

9.7K 976 201
                                    

Vote dan Komentar ya!
Follow noventyratnasari

-oOo-

"Land, tau nggak kenapa namaku Sea?" tanya Sea di sela-sela kesibukannya memandang beberapa gedung yang seolah berjalan menjauhinya.

Pagi ini Aland menjemputnya untuk datang ke sekolah bersama. Sebenarnya Sea sudah menolaknya beberapa kali tapi Aland tetap memaksa untuk menjemput, Aland hanya ingin memastikan Sea berangkat dengan selamat tanpa ada gangguan sedikitpun. Aland tidak ingin Sea nya terluka, Sea belum sembuh total. Bahkan pagi ini Sea mengenakan jaket yang sedikit tebal dari biasanya.

Andai saja sekolah mengizinkan untuk memakai pakaian hangat pasti Aland menyuruh Sea memakai celana saja daripada rok pendek seperti ini.

"Karna Mama kamu ngidam air laut," jawab Aland dengan entengnya.

Tok!

Sea mengetuk helm Aland menggunakan kepalan jari.

"Apa salahku coba?" cerca Aland tidak terima.

"Salah!"

"Terus kenapa Seayang? Karna kamu dilahirkan di laut?" tanya Aland lagi, ia memandang Sea yang menatapnya tajam melalui kaca spion. Sangat mengerikan dan menggemaskan dalam waktu yang bersaman. Aland kan jadi gemas!

"Karna laut bermanfaat bagi kehidupan, coba bayangin kalo laut nggak ada pasti kita mati." Jelas Sea.

Aland menganggukkan kepala, "Tapi Laos nggak punya laut. Gimana tuh?"

"Ih maksud aku itu seluruh dunia bukan negara!" gertak Sea, hampir saja ia gila menghadapi sikap menyebalkan Aland yang mendarah daging.

"Tapi kan nama kamu Ulvi Sea Negara."

"SYALAND! LO PROTES SEKALI LAGI GUE LONCAT NIH!" ancam Sea, benar-benar emosional nya tidak bisa lagi ia bendung.

"Iya Seayang iya," kata Aland.

"Papa juga berharap pengetahuanku sedalam lautan, pemikiran ku seluas lautan, dan mempunyai satu pasangan seperti lautan dan daratan." Lanjut Sea lagi.

"Tapi kamu manis nggak kayak lautan." Sahut Aland pula, ia mendapatkan cubitan kecil pada pinggang. Aland rasa gadis ini salah tingkah, melihat dari kaca spion pipinya memerah. Ah lucunya.

Membuat wanita bahagia memang gampang tapi bukan berarti para lelaki bisa menyakiti seenaknya.

"Terus nama Aland artinya apa?" tanya Sea pula, mungkin ada makna tersembunyi di balik nama Aland, pikir Sea.

"Nggak ada artinya." Jawab Aland pula.

"Tapi Aland berarti kok buat Sea," Aland terkekeh mendengarnya, Sea sangat menggemaskan. Apalagi saat kakinya menuruni motor dan berdiri mematung menunggu Aland membukakan helmnya.

Jaket pink yang membuat tubuhnya tenggelam akibat oversize itu mendukung Aland untuk mencubit pipi Sea.

Kemudian kedua tangan itu saling terkait, berjalan menuju kelas dengan tatapan setengah iri dari beberapa siswi. Beruntungnya Sea mendapat kasih sayang penuh dari seorang Aland.

Ini sudah mendekati ujian kelas 12, tentu saja mereka dalam masa sibuk-sibuknya. Mulai meninggalkan ekstrakurikuler karna fokus dengan pelajaran sekolah. Mungkin dari beberapa murid masih aktif dalam ekstrakurikuler tetapi tidak diperbolehkan lebih dari satu ekstrakurikuler sebab dapat mengganggu konsentrasi belajar. Sedih memang, seperti baru kemarin Aland bertemu dengan beruang madu seperti Sea.

SYALAND! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang