1. Menempuh Hidup Baru

984 109 13
                                    

•••••••••••

Selamat menempuh hidup baru, sayang.

-A-

•••••••••••


Anka menyematkan cincin berbandul berlian yang dia pegang ke tangan mungil Ayna.

Perlahan demi perlahan hingga cincin tersebut terpasang indah di jemari manis Ayna. Lelaki itu tersenyum tipis diikuti Ayna yang menyengir lebar.

Sekarang giliran Ayna. Gadis itu mengambil cincin berbandul berlian yang bertempat di beludru besar lalu menyematkannya di jemari manis Anka.

Suara tepuk tangan terdengar tatkala Ayna telah selesai memasangkan cincin.

"Kalian sudah resmi menjadi sepasang suami-istri."

Ayna tersenyum simpul, menatap Anka yang juga menatapnya lekat.

Prok prok prok

Ratusan tepuk tangan mengisi ruangan, memberikan apresiasi atas hidup baru yang akan ditempuh oleh Anka dan Ayna.

Ayna tersenyum bahagia, dia menatap Anka dengan sumrigah.

"CIUM! CIUM! CIUM!"

Ayna melotot, menyorot pada kursi paling depan di sebelah kanan. Itu seluruh teman-temannya semasa SMA, namun yang paling semangat berteriak adalah Nafia dan Rudi.

Sialan.

"CIUM! CIUM! CIUM!" sorak mereka lagi. Ayna membuka mulut ingin protes namun Anka sudah duluan mengecup keningnya.

Ayna tertegun. Dalam pikiran Ayna, Anka akan mencium bibirnya. Namun kenyataannya tidak begitu, lagipula tidak mungkin, apalagi di depan banyak tamu. Dasar Ayna mesum.

Ayna meringis mengingat pikiran joroknya.

"WUUUUUU!!!!" sorak semua teman Ayna. Ayna mendelik kesal, gara-gara mereka Ayna memiliki pikiran buruk.

Anka tersenyum geli, dia mengusap rambut Ayna yang tertata rapi menggunakan mahkota bunga dengan lembut. Lelaki itu menatap Ayna bahagia, Ayna yang merasa ditatap mulai mendongak, ikut menerbitkan bulan sabit di bibirnya.

"Selamat menempuh hidup baru, Aynaya Alfareza," tutur Anka pelan.

Ayna mengembangkan senyum. Merasa bahagia bukan main telah menjadi milik Anka seutuhnya.

"Selamat menempuh hidup baru juga, Anka Alfareza."

Anka tersenyum, terus-menerus mengusap kepala Ayna lembut. Pipi Ayna merona merah, dia terkekeh sambil terus memandang Anka.

"Woy! Udah pandang-pandangannya! Ini kita mau kasi selamat!" teriak Nafia di depan para tamu.

Ayna memberenggut kesal, dia memicingkan mata tak suka. "DASAR MAFIA GAK ADA AKHLAK!"

-----------------------

Anka mengangkat koper Ayna dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil. Diduga barang kepemilikan Ayna banyaknya bukan main. Oleh sebab itu dia terus berkutat dengan koper-koper tersebut dan tas Ayna yang padatnya luar biasa.

Ayna keluar dari rumah bersama Roni, menghampiri Anka yang masih sibuk bergelut mengangkat barang. Ayna menunduk murung, melirik Roni dengan raut sedih lalu kembali memeluk Ayahnya.

Roni balas memeluk Ayna erat. "Jangan sedih, Ayna. Kamu kan masih bisa sering berkunjung ke rumah."

Ayna sesenggukan di dalam pelukan Roni. "Tapi ... tapi Ayna sedih, harus pisah sama Ayah lagi."

My Lovely AnkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang