Oke ini kebanyakan bacot, yang ngga suka jauh-jauh yaw😬
Happy reading😀
Pagi yang cerah, hari yang cerah, suasana hati yang cerah. Ayna mengembangkan senyum. Dia menyibakkan selimut lalu beranjak segera menuju kamar mandi.
Gadis itu terus terkikik mengingat kejadian semalam.
Anka berjalan mendekati Ayna, dia mengulurkan tangan dan membelai rambut Ayna. Keringat dingin mulai mengucur dari pelipis gadis itu membuat Anka menghentikan aksinya.
"Kenapa?"
Ayna menengadah, tubuhnya digigil-gigilkan dan bibirnya digetar-getarkan. "Ka, gu-gue, kayaknya, gue meriang deh."
"Meriang?" Alis Anka bertautan, tangannya kembali terulur, tetapi bedanya kali ini dia menangkup pipi Ayna. "Kenapa bisa meriang?"
Ayna menggedikkan bahu. "Gak tahu. Ta-tapi kayaknya, gue gak bisa tidur berdua. Tidur sendiri aja yak gue di kamar sebelah?" Mata Ayna berubah memelas dengan pipi menggembung.
Melihat itu Anka menjadi bimbang, dia kembali meneliti wajah Ayna yang memang sangat pucat.
"Tapi lo gak pa-pa, kan?" tanya Anka memastikan seraya mengelus pipi Ayna lembut.
Anggukan kencang Ayna membuat Anka lega.
"Ya udah, tapi lo tidur di sini aja. Gue yang ke sebelah, soalnya disini kasurnya lebih besar."
Perkataan Anka barusan tak urung membuat Ayna mencak-mencak di tempat. "Yuhuuu, hehe makasih. Udah sana, hush-hush."
Ayna kembali terkikik geli, padahal meriang yang dia katakan hanya rekayasa. Dan Anka percaya-percaya saja. Lagipula apa boleh buat? Dia belum siap sport jantung hanya karena tidur berdua dengan Anka.
Belum lagi bayang-bayang cerita Nera--teman bejat sekampusnya dulu--yang mengatakan bahwa saat sudah menikah, maka malam pertama adalah yang ditunggu-tunggu. Ayna menggedikkan bahu ngeri, tak pernah sekalipun terbesit dalam pikirannya mengenai fakta tersebut.
Dia belum siap menerima kenyataan itu. Ayna harus menjadi mandiri terlebih dahulu baru pantas menjadi seorang Ibu. Oleh sebab itu, Ayna membulatkan tekad ingin mengubah diri ke arah yang lebih baik lagi.
Jika orang lain, maka akan mengubah diri sebelum menikah agar menjadi seorang Istri dan Ibu yang baik. Beda lainnya dengan Ayna, gadis itu malah melakukan perubahan diri usai menikah. Memang Ayna yang paling lain dari yang lain.
Selesai mencuci wajah dan menyikat gigi, langsung saja dia keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah, langkah kaki membawanya ke dapur saat hidungnya mencium harum-harum nasi goreng.
Dan benar saja, tepat di meja makan, sudah tersedia dua piring nasi goreng dengan telur mata sapi yang menghiasi keduanya. Harum bawang goreng membuat perut Ayna berbunyi, meronta minta diisi.
Anka yang sedang mengaduk susu mendongak saat Ayna sudah berada tepat di depan meja.
"Na, udah baikan? Udah gak meriang?" tanyanya sembari berjalan mendekati Ayna dan memegang kedua pipi gadis itu lembut.
Tatapan Anka memancarkan kekhawatiran yang membuat Ayna dirundung rasa bersalah karena telah menipu lelaki tersebut.
Anka menggiring Ayna duduk di kursi lalu menyodorkan sepiring nasi goreng yang baru dia siapkan. "Ini, Na. Makan dulu, gue ambilin susunya, ya." Anka kembali mendekati pantry lalu mengaduk susu dan membawanya pada Ayna.
Tangan Ayna terulur untuk menerima dan meminumnya. Namun baru seteguk, tiba-tiba Ayna tersedak. Dia terbatuk-batuk. Sontak Anka menepuk bahunya berulang-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Anka
RomantizmMenjalin rumah-tangga bersama musuh sendiri? Siapa takut. Aynaya Reskia, hanya mau hidup bersama seorang Anka Alfareza saja. ⚠15+ (Sequel My Enemy Ayna) Start: 7 Juli 2020 Finish: - ©sheyiu_