Kyuhyun mengetik laporan bulanan divisinya dalam diam, ruang kantor tersebut hanya diisi dengan suara jemarinya yang menekan papan ketik dengan cepat. Ia mengerjap beberapa kali saat selesai dengan pekerjaannya, lalu menghela nafas lega sembari memasukkan data tersebut dalam flashdisk untuk dicetak pada kertas. Kakinya melangkah ringan keluar dari ruang kantornya, mengangguk pelan menanggapi beberapa penyidik yang berpapasan dengannya saat menuju sudut ruangan, dimana mesin cetak terletak. Ia bersandar pada dinding dan menonton kehebohan yang selalu terjadi setiap pagi di divisinya sembari menunggu mesin cetak menyelesaikan pekerjaannya. Ia terkekeh saat melihat Juhyun dan Minseok yang sedang adu argumen ditengah ruangan perihal pembagian kasus, para penyidik wanita yang menyoraki keduanya, dan penyidik pria yang hanya bisa menggeleng sebelum kembali tenggelam dalam kubikel mereka. Jangan lupakan, penyidik senior yang hanya berjumlah lima orang, menatap tak suka pada keributan tersebut. Sesekali melempar pandangan menusuk padanya, yang langsung ia tepis.
Mengambil laporan yang sudah dicetak dalam kertas, ia pun segera melangkah menuju ruangan Kepala Kepolisian Seoul untuk menyerahkan data tersebut. Kyuhyun berjalan cepat melewati beberapa orang, tidak begitu peduli dengan sekitarnya maupun dengan pandangan aneh yang orang - orang lemparkan padanya. Sudah dua minggu sejak kejadian malam itu, dimana traumanya muncul karena perkataan dari seorang Choi Siwon, namun hingga saat ini, pria tersebut tidak pernah mengganggunya lagi. Ia menggerutu saat hati kecilnya berbisik kecewa, mengumpat pada sisi lemahnya itu, dan segera melupakan perasaan tersebut yang sedari kemarin mengganggunya. Lehernya masih dibalut dengan perban, karena ada beberapa luka cakaran yang cukup dalam dan akan memakan waktu lebih dari dua minggu untuk memudarkan bekasnya. Setelah kejadian malam itu, Juhyun merawatnya dan tidak pernah pergi dari sisinya selama tiga hari ia cuti kerja.
Ya, adik sepupunya itu ikut mengambil cuti untuk merawatnya, menangani lukanya, memastikan ia makan teratur, bahkan mengantarnya menemui dokter Seohyun, psikiater yang menanganinya. Seohyun, atau Seo Joohyun, merupakan anak dari dokter Seo. Setelah pria itu pensiun, ia beralih datang ke tempat praktek Seohyun, hanya di saat ia mendapat mimpi buruk dan itu untuk membantunya kembali berdiri tegak. Namun, akhir - akhir ini, ia semakin tidak nyaman untuk menemui wanita tersebut sendirian, karena ia menyadari bagaimana wanita itu memandangnya. Mereka berdua sudah lama kenal, lebih tepatnya sejak ia melakukan terapi dengan dokter Seo, namun Kyuhyun yang memilih untuk menjaga jarak. Ia mulai menyadari perhatian berlebih Seohyun padanya sekitar empat bulan yang lalu, tetapi ia menepis hal itu. Puncaknya adalah satu minggu yang lalu, wanita tersebut datang mengunjungi rumah keluarganya dan menempel padanya sepanjang waktu.
Mungkin, paman dan bibinya sangat bahagia melihat 'kedekatan' mereka berdua sehingga keduanya semakin didekatkan. Pasangan suami istri itu menempatkan mereka berdua untuk duduk bersampingan diatas sebuah sofa panjang, sembari berbincang hangat dengan secangkir teh. Lagi pula, siapa yang akan menolak wanita seperti Seohyun? Dia adalah sosok yang sangat anggun, cantik, pintar, dan juga berasal dari keluarga baik - baik. Pria normal mana pun pasti akan terpikat oleh wanita itu, dan sayangnya, Kyuhyun bukanlah salah satu dari pria yang dikategorikan 'normal'. Ia masih terlalu kaku dan canggung dengan setiap orang yang mencoba mendekatinya, dan memiliki niat untuk menjalin hubungan romantis dengannya. Itu merupakan alasan utama mengapa ia tidak pernah punya kekasih hingga saat ini. Beruntung Juhyun menangkap raut tak nyaman diwajahnya dan segera duduk diantara ia dan Seohyun. Adik sepupunya itu bergelayut manja padanya dengan alasan merasa tersisihkan, dan dengan mudahnya menarik ia pergi dari sana, menghindari situasi canggung yang tiba - tiba terjadi.
"Letnan Cho tidak bisa ditemui saat ini. Dia sibuk dengan rapat akhir bulan dan juga laporan. Lebih baik, anda kembali di lain waktu, tidak usah menunggunya"
Kyuhyun mengernyit saat mendengar suara Juhyun yang sarat akan amarah, dan hal itu sukses memutus lamunannya tadi. Ia berdiri didepan pintu masuk ruang divisinya, beberapa orang sedang memegangi bahu adik sepupunya itu. Sedangkan yang lain, berada di kubikel mereka masing - masing, menundukkan kepala sebagai tanda tidak ingin terlibat dalam keributan kecil tersebut. Ia sedikit tersentak saat mendapat tepukan dibahunya, lalu segera menoleh untuk melihat Ryeowook yang menatapnya dengan pandangan bertanya. Mengedikkan bahunya, mereka berdua sedikit terkejut saat mendengar nada suara Juhyun yang meninggi dan kalimat kasar yang wanita tersebut lontarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Story of Hide and Seek Series
Fanfiction"Pria tolol mana yang tahan mengejar satu orang dan melamar hingga tujuh kali?" - Cho Kyuhyun "Itu aku. Tapi aku ingin membela diri. Aku menjadi seperti itu bukan tanpa alasan. Ini semua karena dirimu yang sangat memabukkan" - Choi Siwon *** Awal...