Vacation to Japan

1.5K 77 68
                                    

Note: continuation of Epilogue from Your Sick Game of Hide and Seek

Read the Epilogue before you read this part!

.

-*-

.

Osaka sebenarnya adalah kota yang menyenangkan. Namun, ada bagian suram dari kota tersebut, dimana orang – orang akan berjalan dengan kepala menunduk dan tatapan mereka was – was pada sekeliling. Dari kejauhan terdengar suara teriakan kasar penjudi yang kalah, tawa gila dari pemabuk yang hilang akal, dan tangisan bayi yang kelaparan. Kamagasaki, salah satu wilayah di distrik Nishinari, adalah tempatnya. Jalanan ini sangat membekas dikepalanya, tidak mungkin ia melupakan pemukiman kumuh di sudut kota ini, daerah yang pernah menjadi tempat tinggalnya. Matanya awas menangkap beberapa pasang mata yang mengintai dari dalam gang – gang sempit yang kotor, seperti mengincar dirinya dan apapun barang berharga yang dimilikinya. Mereka adalah anak - anak terlantar yang terpaksa mencari makan sendiri, karena ayah mereka seorang pemabuk dan penjudi, menghabiskan waktu menganggur dan hanya memikirkan perut sendiri. Sedangkan ibu mereka, sibuk menggoda para lelaki berpenampilan rapi.

"Sayang, kau terlalu tegang. Apa kau sangat merindukannya?"

Mendecih pelan, ia melirik pada sang suami yang berjalan disampingnya. Netra kelam itu berkilat jahil, sedikit membuatnya kesal. "Aku kesini hanya untuk melihat apa pria brengsek itu masih hidup atau sudah mati"

"Dia ayah mu, Baby"

"Apa peduli ku? Bukannya karena si brengsek itu aku jadi –"

"Sayang...", menautkan jemari mereka, ia mengecup punggung tangan pucat itu perlahan. Walau saat ini sang istri tidak begitu mempermasalahkan masa lalunya untuk diungkit, Siwon tetap tidak menyukai saat getaran itu mampir di kedua netra milik yang lebih muda. "Lupakanlah, jangan mengingat hal itu lagi"

Kyuhyun menghela nafas pelan, sebelum mengangguk dan melempar fokusnya pada jalan yang mereka lewati. Tampilan keduanya mungkin tampak sedikit mencolok, wajar jika dapat menarik minat dari berpasang - pasang mata yang mengintai. Namun, anak - anak itu berlarian kabur ketika langkah kakinya berhenti tepat didepan sebuah rumah, sebagian dibangun dari bebatuan dan sisanya dari papan. Bukan, rumah tersebut bukanlah tempat tinggalnya semasa kecil dulu, tetapi ia menghabiskan cukup banyak waktu disana, sehingga terkesan hangat dan familiar dimatanya. Rumah itu adalah tempat tinggal dari seseorang yang dulunya terkenal sebagai 'ketua bandit' di kalangan anak terlantar, selalu berhasil mendapat barang curian walau harus mengorbankan salah satu anggotanya. Anak - anak disana pastilah sangat takut pada orang itu, apa lagi kawasan tersebut mengandalkan informasi mulut ke mulut, yang sewaktu - waktu berkembang menjadi semakin hiperbola.

Alasannya datang kesana bukanlah untuk bertemu sosok tersebut, melainkan wanita yang melahirkan si licik itu. Tangannya terangkat, mengetuk beberapa kali pada pintu geser kayu tersebut. Kyuhyun berhati - hati untuk tidak mengeluarkan banyak tenaga, rumah didepannya ini seakan bisa ambruk kapan saja saat ia menyentuhnya. Beberapa detik berlalu, hingga seorang pria berperawakan pendek, membuka pintu geser rumah tersebut, tatapan tajam tak bersahabat dilemparkan padanya. Ia mengenal figur itu, selalu membekas di memorinya bagaimana pria itu memaki dirinya, rasa kecemburuan pekat di kedua netra tersebut saat keduanya masih seorang anak kecil. Si licik yang tak pernah menyukai dirinya, hanya karena kasih ibu yang terbagi untuk anak terlantar seperti dirinya. Seorang pria yang semasa kecilnya selalu dipanggil 'Aniki' oleh anak - anak di kawasan tersebut. Ia menatap datar pria itu, lalu membuka percakapan, tanpa basa - basi.

"Apa Nyonya Kurosada Tatsumi masih tinggal disini?"

"Kau siapa?"

"Aku Choi Kyuhyun. Ada sesuatu yang ingin ku tanyakan padanya"

Side Story of Hide and Seek SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang