"Oppa... Keluarlah, setidaknya kau harus makan dulu"
"Aku baik - baik saja, Juhyun"
"Oppa..."
"Aku hanya ingin sendiri"
Seorang Bae Juhyun, tidak pernah dihadapkan pada situasi seperti saat ini. Ia terbiasa mendapat perlindungan dari kakak sepupunya sejak mereka kecil, walaupun sekarang ia bisa melindungi diri sendiri, kakaknya selalu menjadi tameng kokoh yang akan menerima serangan pertama kali. Dan apa yang dihadapinya saat ini, adalah sesuatu yang berbeda. Kyuhyun mengunci diri didalam kamar selama seharian penuh. Semua berawal sejak pemuda itu kembali dari pengejarannya yang sukses besar kemarin. Ia berencana akan meminta traktiran pada pemuda itu ke toko eskrim yang baru buka didekat kantor mereka, namun niatannya tersebut langsung terlupakan setelah melihat kondisi Kyuhyun. Kakaknya yang memang memiliki kulit putih cenderung pucat, tampak semakin pucat, seakan nyawanya tidak berada didalam raga. Pandangan pemuda itu tak fokus saat duduk didepan meja kerjanya. Seperti menerawang jauh, kosong dan dingin. Hal itu cukup untuk membuat Juhyun khawatir setengah mati.
Juhyun berinisiatif untuk menghampiri kakaknya itu. Segera saja ia mengambil segelas air dingin, sebelum berjalan kearah yang lebih tua. Betapa terkejutnya ia ketika melihat kedua netra pemuda tersebut mengalirkan kristal bening. Ia sangat mengenal sang kakak, Kyuhyun bukanlah orang yang mudah menangis, dan saat pemuda itu menangis, sesuatu yang sangat buruk pasti baru saja terjadi. Ia menutup pintu ruang kantor pemuda tersebut dengan cepat lalu menguncinya, tidak ingin jika sampai ada seorang pun yang melihat dan menjadikan hal ini sebagai bahan gunjingan. Cukup sudah rumor tak masuk akal mengenai kakaknya yang beredar karena para penyidik senior dikantor mereka yang dengki, ia tidak akan memberi mereka celah untuk membuat bahan hinaan baru. Ia pun sedikit terkejut saat Kyuhyun mendorongnya yang berusaha menenangkan pemuda itu dengan pelukan. Nyaris saja Juhyun ikut menangis saat sang kakak berlari dan terduduk disudut ruangan sembari memeluk kedua lututnya, memohon untuk tidak disakiti.
Kakak sepupunya yang ia anggap bagaikan kakaknya sendiri, saat itu tampak sangat rapuh dan ketakutan. Mata itu melihat awas ke sekeliling, sebelum menyembunyikan wajah yang basah dengan air mata itu dibalik kedua lutut. Juhyun mendekat perlahan lalu mendudukkan diri didepan kakaknya itu, menyentuh tangan yang gemetar itu dengan lembut dan mencoba memanggil sang kakak. Namun, ia gagal menahan tangisannya saat Kyuhyun menggeleng keras. Mereka berada diposisi itu cukup lama, hingga akhirnya ia mendengar namanya diucapkan pelan, nyaris seperti bisikan. Melihat wajah sang kakak yang sudah terangkat dengan gurat penyesalan yang kentara, jujur sangat menghancurkan hatinya. Bukan salah kakaknya saat trauma pemuda tersebut tiba - tiba kembali datang. Segera saja ia merengkuh pemuda itu dalam pelukannya, mengatakan agar sang kakak tidak perlu mengkhawatirkannya dan membantu Kyuhyun untuk mengemasi barang. Ia mengantarkan pemuda tersebut pulang.
Kembali ke saat ini. Ia menatap pintu kamar didepannya dengan sendu, sedikit tersentak saat merasakan tepukan dibahunya. "Eomma..."
"Hyunnie, apa yang terjadi pada kakak mu? Hyun-ah tidak keluar dari kamarnya sejak kemarin. Dia belum makan apapun, bagaimana kalau dia sakit?", wanita yang berusia diawal lima puluh itu, bertanya dengan nada pelan. Berusaha agar sang pemilik kamar tidak terganggu dengan kehadirannya.
"Aku juga tidak tahu pasti apa sebabnya, eomma. Kemarin saat dia kembali ke kantor, keadaannya sudah seperti itu"
Juhyun menuntun sang ibu agar menjauh dari kamar kakak sepupunya itu, tidak ingin jika pemuda tersebut merasa terbebani dengan kehadiran banyak orang. Ia dapat melihat raut khawatir diwajah sang ibu. Kedua orangtuanya memang sangat menyayangi Kyuhyun, terlebih pemuda itu sudah menjaganya bagaikan adik sendiri. Setelah bibi Cho meninggal, sekitar enam tahun yang lalu, pemuda itu ikut tinggal bersama keluarganya atas tawaran sang ayah. Ayah dan bibinya yang mengerti tentang kondisi pemuda tersebut, mereka berdua bekerja di lembaga yang sama, Komisi Perlindungan Anak. Bahkan, ayahnya lah yang bersi keras agar Kyuhyun tinggal bersama mereka. Sepertinya, ayahnya berjaga - jaga jika suatu saat trauma kakak sepupunya itu kembali. Seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Story of Hide and Seek Series
Fanfiction"Pria tolol mana yang tahan mengejar satu orang dan melamar hingga tujuh kali?" - Cho Kyuhyun "Itu aku. Tapi aku ingin membela diri. Aku menjadi seperti itu bukan tanpa alasan. Ini semua karena dirimu yang sangat memabukkan" - Choi Siwon *** Awal...