HOME |04

252 131 48
                                    

Happy Reading🐰

---

4.Bagas.










Hari ini Senja memutuskan untuk berangkat dengan sang kakak. Senja sudah terlebih dahulu memberi tau Chika dengan mengechat nya.

Senja menatap dirinya di pantulan cermin yang ada di kamar nya, ia berusaha menutupi mata bengkak nya dengan mengoleska make-up secukupnya.

"Adekk..buruan sarapan, nanti di tinggal kakak loh" Suruh mamah dari luar kamar Senja. Senja pun keluar kamar dan bergabung di ruang makan bersama keluarga nya.

"Pagi mah, pah, ka-" Ucapan Senja terpotong saat ia melihat Fero yang masih memejamkan kedua matanya, tetapi mulutnya tidak berhenti mengunyah nasi goreng yang di siapkan mamah. Imut!

Dengan iseng Senja pun menghampiri Fero dan mencium pipinya. Reflek, Fero pun langsung membuka kedua matanya dan mendapati adiknya tersenyum.

"Kok cuman sebelah?" Protes Fero

"Dicium baru melek" Cibir Senja.

Mamah dan papahnya pun hanya terkekeh melihat tingkah laku kedua anaknya.

Setelah sarapan, Senja dan Fero pun pamit kepada kedua orang tuanya.

Sebelum berangkat, Senja nungguin Fero manasin si merah, katanya kalo nggak di panasin merah bakal sakit. Hareudang!

Setelah selesai manasin merah, Senja pun naik dan merah pun segera melaju.

"Dek, tau nggak?" Tanya Fero di balik helm.

"Mana Senja tau, Senja kan nggak tau" Sahut Senja dengan sedikit teriak, karena mereka lagi di jalan jadi sedikit berisik.

"Semalam nih yah, masa kakak denger suara tangisan?". Sebenarnya Fero sudah tau bila yang menangis semalam adalah sang adik, tapi Fero hanya ingin melihat seberapa terbukanya Senja pada Fero.

"Ishh! Kak Fero denger lagi!". Batin Senja

"Apa kak?!Senja nggak denger!" Senja yang tak ingin ketahuan pun pura-pura tak mendengarnya.

Tiba-tiba Fero meminggirkan motor nya.

"Kok berhenti?nanti telat nih!" Kata senja yang mengetahui Fero turun dari motor.

"Semalam kakak denger tangisan seseorang" Sahut Fero dengan melepaskan helm.

"Terus?" Ucap Senja yang masih duduk manis di atas motor dan memalingkan wajahnya ke arah jalan.

"Masa lo gak denger sih?" Senja pun menggeleng sebagai jawaban.

"Padahal asal suaranya dari kamar lo" Senja yang mendengar itu pun seketika seluruh badannya menegang.

"Jujur ajalah, kaya sama siapa aja sih" Dengan mengamati wajah tegang Senja.

"Jujur apasih, udah ah ayo berangkat!" Kesal senja dengan Menarik-narik kemeja Fero.

"Gak mau sebelum lo jujur sama kakak" Kukuh Fero.

"Kakkk! Ayolah" Fero tetap menggeleng membuat Senja mau tak mau harus jujur.

Fero memang sudah tau hubungan Senja dan Gerald, bahkan dulu Fero sempat akrab dengan Gerald. Sampai waktu dimana Gerald menghilang dan membuat Senja Uling-ulingan.

Fero sempat ingin mencari sosok Gerald waktu itu tapi Senja tahan karena Senja fikir itu adalah masalahnya dengan Gerald dan tak ada sangkut pautnya dengan kakaknya tsb. Akhirnya Fero pun mengerti apa yang Senja maksud.

HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang