PART 17

4.2K 133 3
                                    

setelah dokter memeriksa kembali, dia tampak ragu untuk menjelaskan apa yang sedang dialami leah saat ini. Karena tidak sabar melihat keterdiaman dokter aksa pun segera menuntut penjelasan.

"Jelaskan apa yang terjadi dok, kenapa istriku bisa mengingat orang lain tapi malah melupakanku," tanya aksa dengan tergesa.

Belum sempat dokter memberi penjelasan leah sudah lebih dulu menyangkal. "Aku bukan melupakanmu, tapi aku merasa tidak pernah mengenalmu!" nada bicara leah sedikit meninggi.

Akhirnya dokter pun memberikan penjelasan untuk menyudahi perdebatan antara suami dan istri itu.

"Sepertinya nona leah mengalami seleksi amnesia. Dia melupakan segala kenangan yang singkat dan hanya mengingat kenangan panjang lainya."

Seketika aksa merasakan sesak di dada nya seakan terhimpit sesuatu. Jelas saja aksa melupakanya karena pria itu hanyalah kenangan yang singkat dan pahit untuk leah. Bahkan mungkin mereka tidak memiliki kenangan sama sekali karena sikap aksa yang selalu mengabaikan leah selama ini.

"Lakukan apapun untuk memulihkan ingatan putriku, tolong kami dokter," ucap dengan memohon pada dokter itu.

Dokter itu hanya mampu menghela napas dan berkata, "maaf tuan, saya hanya dokter biasa bukan dokter ahli syaraf."  Namun dokter itu memberi saran pada dehan. "Tapi saya tahu dokter terbaik yang bisa membantu putri saya untuk membantu memulihkan ingatan putri anda."

"Siapa itu?"  Tanya dehan dan aksa secara bersamaan.

"Namanya dokter bayu, dia adalah dokter muda yang ahli dalam pemulihan amnesia."

Anya yang sudah banyak diam kini buka suara. " biarkan saja jika leah melupakan pria seperti aksa. Untuk apa juga mengingat orang yang telah menyakiti hatinya." Ucapan Anya terdengar ketus membuat aksa sedikit tersinggung.

"Kita tidak pernah tau apakah leah ingin melupakan kenanganya bersama aksa ataupun tidak. Yang terpenting adalah kita harus mengembalikan ingatanya tentang apapun itu," tukas dehan tanpa bisa dibantah oleh Anya.

"Jadi apakah kalian setuju? Jika saya meminta dokter bayu untuk membantu nona leah?"

Aksa segera menyetujuinya "ya, saya setuju. Apapun itu akan saya lakukan demi leah."

Leah mendengar semua ucapan mereka hanya diam tanpa mau berkomentar sedikitpun. Berkali-kali leah mencoba mengingat siapa sebenarnya aksa namun tidak ada satu kenangan pun yang mampu leah ingat, karena mereka memang tidak memiliki kenangan itu.

"Aku tidak setuju!"  Talak leah sembari menatap tajam kearah aksa. "Jika kamu memang suamiku, maka kenangan kita pasti cukup kuat untuk mengembalikan ingatanku."

Aksa sempat terdiam melihat sikap dingin leah padanya namun kembali pada ekspresi semula. "Aku tidak membutuhkan izinmu. Karena ingat ataupun lupa aku tetaplah suamimu dan aku berhak mengembalikan kenangan kita." Sebenarnya aksa juga bingung kenangan mana yang aksa miliki bersama leah.

"Terserahmu tuan aksa, dan aku tidak peduli!"

***

Pagi ini aksa dan leah sedang membuang waktu mereka untuk perdebatan yang cuma-cuma karena aksa memaksa untuk menyuapi leah. Sudah bekali-kali leah menolak namun sifat arogan aksa terus memaksanya.

"Makanlah sedikit saja leah." Bujuk aksa.

Leah masih setia menutup mulut dengan kedua tanganya. "Aku bisa makan sendiri tanpa kamu suapi, aku bukanlah anak kecil!"

Aksa memutar malas kedua bola matanya karena usaha pria itu selalu gagal setiap kali dia ingin memperbaiki hubungannya dengan leah. Bahkan leah tidak memberikan kesempatan untuk aksa menunjukkan perhatianya.

"Kalau kamu mau makan aku akan menuruti semua permintaanmu." Tawar aksa pada leah.

"Benarkah?" Tanya leah antusias.

"Hmm," jawab aksa dengan malas.

"baikalah aku akan makan dan setelah selesai makan aku meminta mu untuk pergi, bagaimana?"

Aksa meletakkan kasar mangkuk bubur yang ada di tanganya lalu menatap tajam kepada leah yang terlihat santai. Aksa merasa tidak percaya dengan usaha leah yang begitu keras untuk menjauhi dirinya.

Aksa mencubit kesal hidung leah. "Aku akan menuruti semua permintaanmu kecuali untuk mengusirku!"

Tanpa mereka sadari ternyata seorang pria berpakaian dokter sudah berada di ujung pintu mengamati perdebatan antara kucing dan tikus itu.

"Sepertinya kalian berdua pasangan yang sangat serasi," ucap dokter itu menghentikan keributan diantara aksa dan juga leah.

"Saya adalah dokter bayu, yang akan membantu nona leah untuk mengembalikan ingatanya." Dokter itu tersenyum begitu ramah. "Semoga tuan aksa tidak keberatan jika saya harus meminta waktu berdua dengan nona leah." Ucapnya kembali.

Kini aksa berdiri tepat di depan dokter itu dengan segala keangkuhanya. "Kenapa kalian harus berdua? Aku harus tetap disini untuk melihat kualitas kerjamu!" Ketus aksa. Jujur saja bukan itu yang ingin aksa ketahui, tapi ia merasa tidak rela jika harus meninggalkan leah berdua dengan pria lain.

Masih dengan senyuman yang sama bayu menunjukkan ketenangan untuk menghadapi ucapan aksa. Senyuman ramah itu tentu saya membuat aksa merasa kesal ditambah lagi dengan leah yang kini memandang penuh kagum ke dokter itu.

"Sepertinya saya harus meminta izin kepada nona leah untuk meminta waktu kami berdua. Bagaimana nona?" Tanya bayu beralih kepada leah.

"Tentu saja, lebih baik kita melakukan terapi berdua tanpa harus ada pengganggu." Mata leah melirik sekilas pada aksa yang semakin kesal. "Tolong tinggalkan aku bersama dokter bayu," ujar leah.

"Kamu mengusirku? Sayangnya aku tidak akan pergi jadi lakukan saja tugasmu pak dokter. Aku akan tetap berada disini mengawasi istriku yang tempranental," ucap aksa membalas ejekan leah.

"Jika terus berdebat maka akan semakin lama proses nona leah untuk mengingat kembali. Saya mohon tuan aksa demi kesembuhan nona leah bisakah anda keluar?" Akhirnya aksa pun mengalah memilih untuk keluar dari ruangan leah.

Bukannya pergi, aksa malah sibuk mondar mandir depan pintu kamarnya sesekali mencoba mendengarkan apa yang sedang di katakan oleh dokter bayu pada istrinya.

"Awas saja jika dokter kurang ajar itu berani mengganggu leah." Aksa ketawa melihat dirinya sendiri. "Tunggu dulu! Apa aku baru saja cemburu dengan pria culun seperti itu?" Aksa menggerutu kesal.

Hubungan baru yang terjalin antara leah dan bayu sepertinya mulai mempengaruhi kecemburuan aksa. Mungkinkah dugaan aksa benar jika bayu tidak hanya berniat untuk mengembalikan ingatan leah atau ada maksud lain? Tidak ada yang tau.

Jangan jadi dark readers ya..
Tinggalkan vote dan komen untuk karya ini.

Penyesalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang