Sam dan Bill tidak saling bicara selama perjalanan di motor sampai mereka tiba di perhentian berikutnya setelah Fish 'N Chips, sekitar dua puluh menit kemudian. Itu adalah studio lama tempat Bill dulu biasa latihan dengan teman-teman bandnya, yang ternyata tidak banyak berubah. Dan Sam cukup terkejut karena saat ini, seluruh anggota band sudah menunggu di dalam. Ketika Bill dan Sam masuk, langsung terjadi kehebohan.
"Bill!" seru salah satu cowok yang hampir setinggi, sekurus, dan secanggih Bill, Michael Schwartz.
Cowok-cowok itu, Sam perhatikan, hanya memiliki dua jenis perubahan pada diri masing-masing. Entah itu berubah menjadi semakin keren—seperti Bill—atau malah semakin parah hingga Sam tidak akan terlalu kaget bila salah satu dari mereka ternyata pengedar obat-obatan.
Michael, contohnya, adalah vokalis sekaligus lead guitarist band ini yang dulu sering teler. Dan sekarang kelihatannya dia teler setiap saat.
"Sayangku!" kata Michael pada Bill.
Mereka bersalaman ala cowok keren. Tahu kan, meremas tangan lalu saling membenturkan bahu dan segala macamnya?
"Hei, Mike. Lama nggak mendengar teriakanmu cukup bikin stres juga." canda Bill. Michael terbahak, lalu dia menggeleng-geleng.
"Jangan pernah sepelekan aku, man. Jangan pernah sepelekan."
"Aku rindu kau, sobat!" kata salah satu cowok yang paling sipit dan paling nyentrik di antara yang lain. Peto Yoshida, setengah Amerika, setengah Jepang. Gitaris tak terkendali yang paling muda di antara mereka itu kemudian memeluk dan mengacak-acak rambut Bill. Rambutnya masih oranye terang dan tingkahnya masih saja kekanakkan, "Aku terus mengigau 'Where's my bill? Where's my bill?' selama kau pergi hingga ibuku sampai mengira aku belum bayar tagihan makan di restoran..."
"Apa kabarmu?" sapa cowok yang Sam kenal sebagai Reagan Dunnell, si drummer yang berpenampilan paling 'waras' di antara yang lainnya—rambut ikal cokelat gelap, mata cokelat gelap, dan tubuh yang dulu sedang-sedang saja, tapi sekarang sudah lebih atletis—berhigh-five dengan Bill. "Senang melihatmu kembali, man."
"Dia menginap di tempatku untuk sementara waktu." Lance Harrison membuka suara. Dulu dia gondrong dan culun seperti hippie, sekarang dia telah mencukur cepak rambutnya. Dan entah bagaimana dia berhasil membuat badannya sedikit lebih berisi dan kekar. "Kalian bisa datang kapan saja."
"Dan pesta tengah malam lagi di atap mansionmu?!" Peto langsung sumringah, "Apakah jacuzzi-nya masih ada? Aku nggak bisa melupakan malam ketika cewek-cewek dari rekaman yang ayahmu undang itu pesta seatap dengan kita..."
Terdengar dehaman memperingatkan. Yang rupanya datang dari Lance.
"Ada cewek lho di sini." katanya, "Lama nggak ketemu, Sam."
"Hai, Lance." Sam nyengir, masih berdiri di ambang pintu.
"SAM!" Peto dan Michael berseru senang. Tanpa ba-bi-bu Peto langsung menyerbu Sam dan memeluknya erat, hingga Sam terangkat dari lantai sedikit.
"Kau sudah besar!"
"Tutup mulut, Peto... turunkan aku!"
Perlu sedikit waktu untuk membuat euforia Peto sedikit mereda. Lance juga memeluk Sam. Reagan hanya melayangkan senyuman pada Sam dari balik drumnya, sementara Michael mengatakan betapa 'sepi'nya Memaze tanpa Sam.
Apakah Sam sudah bilang bahwa nama aneh Memaze itu berasal dari Menad Mazetizo? Dan bahwa itu adalah nama band mereka?
Pokoknya, tidak hanya untuk Bill, ini juga menjadi semacam reuni bagi Sam. Mengingat dia mengenal Bill dan Michael dan Reagan dan Peto dan Lance sejak pertama kali menonton debut Memaze pada sebuah konser mini band indie-rock kawasan lokal, ketika dirinya masih duduk di kelas tujuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Citrus
Teen FictionSamantha Feather satu-satunya cewek yang bersepeda dari rumah ke sekolah, makan sendirian di tangga darurat, dan jenius Matematika. Karena itu dia menjalani hari-hari di Dartville High sebagai 'Kaum Hantu'; terkucil, tidak penting, tidak terlihat. H...