[2] One more

171 40 49
                                    

   Sarang memutuskan turun satu halte sebelum halte tempat biasa dia turun. Dia pikir tidak ada gunanya cepat-cepat sampai di rumah. Tidak ada orang, tidak ada makanan, dan tidak ada yang menarik disana. 

  Bahkan Sarang juga bingung, apakah tempat itu layak disebut rumah atau tidak. Musik yang pelan menemani dirinya berjalan menyusuri pertokoan. Ikut berlalu-lalang bersama orang lain. Menjadi salah satu orang yang menggunakan sarana yang disediakan untuk pejalan kaki.


"Ah.... Lapar, makan apa ya? Uangku cukup tidak ya?"


   Sarang menepuk perutnya yang ditutupi jaket. Dia terus melakukannya sambil berjalan. Mengedarkan pandangannya dari satu bangunan ke bangunan lain. Sampai akhirnya matanya melihat sebuah kafe yang cukup menarik. Tanpa berpikir lagi Sarang segera berjalan ke sana.

   Kafe itu terlihat nyaman. Kecil, dihiasi lampu-lampu gantung, dan bernuansa coklat gelap. Sarang memesan segelas ice cappucino dan es krim rasa vanila. Setelah membayar, Sarang mencari tempat duduk. Sarang memilih duduk di pojok ruangan, tepat di sebelah dinding kaca kafe tersebut. Disana dia bisa melihat orang yang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Semoga tidak ada yang mengenaliku disini, aku malas bicara"

^_^

   Seorang wanita berlari dengan cukup cepat. Sebisa mungkin dia tidak menabrak orang agar tidak membuatnya semakin terlambat. Dia sangat panik dan itu terlihat jelas di wajahnya. Keringat membasahi wajahnya tapi dia tidak peduli. Dia tidak bisa berhenti atau sekedar mengelap keringatnya dengan lengan baju. Dia berharap segera sampai.

   Wanita itu mendorong pintu dengan cukup keras. Dia menutupnya kembali dan bersandar di belakang pintu. Dia terduduk dengan mata terpejam dan nafas yang kacau. Wanita berwajah cantik itu meluruskan kakinya. Mulutnya terbuka berusaha memasukkan oksigen lebih banyak ke dalam tubuhnya.


"Dasar dosen tua sialan...."

Gahyeon menarik nafas panjang.

"Kalau dia tidak banyak bicara dan korupsi waktu, aku...." Gahyeon menggantung kalimatnya. Tubuhnya merosot ke lantai dan kini dia benar-benar terbaring di lantai.

"Aku... Tidak akan terlambat...." Dia menyelesaikan kalimatnya.

"Tidak terlambat" Harin muncul dari ruang loker.

"Kau datang tepat waktu, benar-benar tepat waktu" Sambung Harin.

"Aku berusaha untuk tepat waktu...." Gahyeon bangkit berdiri dan menepuk-nepuk bajunya.

"Terserah.... Semoga keringetmu tidak bau, kau bisa membuat pingsan pelanggan yang mencium baumu" Gadis berambut panjang itu memberitahu. Setelah itu dia berlalu pergi.

"Keringatku tidak bau! Keringatku wangi! Hanya sedikit dibawah standar aja!"


   Gahyeon menyeka keringatnya dan berjalan ke ruang loker. Dia membuka lokernya dan memasukkan tasnya ke dalam sana. Dia memakai celemek dan beralih ke cermin untuk melihat dirinya. Wanita itu merapikan penampilannya dan berjalan keluar dari sana. 

  Baru saja dia sampai, dia sudah harus langsung bertugas. Tugasnya adalah mengantarkan minuman pesanan pelanggan. Gahyeon membawa nampan tersebut, tapi baru satu langkah dia berhenti.

Warm youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang