[20] Meet the last one

92 21 76
                                    

  Pagi ini, Sarang dan keluarganya pergi berjalan-jalan ke taman atas permintaan kedua adiknya. Jujur saja, setelah kemarin menghabiskan siangnya bersama wanita pekerja kafe itu karena alasan yang jelas, dia merasa sangat lelah. Dia pulang dan langsung ke kamarnya, tidur dari sekitar pukul lima lewat sedikit sampai jam delapan malam. Untungnya setelah bangun dia berniat mandi "dengan benar" karena jujur, tadi dia hanya mandi sekedarnya. 

  Ponselnya berbunyi dan memperdengarkannya suara seseorang, yaitu eomma-nya, entahlah sepertinya berkumur-kumur. Dia baru paham maksud dari aksi kumur-kumur di pagi hari itu saat eomma-nya berbagi lokasi. Jadilah dia berakhir disini dengan jaket sweater, celana olahraga panjang, dan sepatu hitam yang dia pakai kemarin.


"Eonni.... Eonni!!" 

"Hah...? Ya Macha...?" Sarang menunduk melihat adiknya.

"Ayo main!!" Adik kecilnya itu mengguncang-guncangkan tangannya yang dimasukkan ke saku.

"Iya... Ayo main...!" Kini adiknya yang lebih kecil, Gwiye, juga ikut mengguncang-guncangkan tangannya.

"Mau main apa emangnya?" Sarang berusaha sabar dengan kedua adiknya yang hiperaktif ini.

"Itu! Main kejer-kejeran disitu!" Macha menunjuk satu bagian taman yang luas, tempat untuk orang-orang bisa piknik.

"Ya sudah sana duluan, nanti eonni nyusul" Dengan cepat kedua anak kecil itu berlari.


  Bagimana pun caranya, dia harus mengulur waktu. Sungguh dia tidak masalah kejar-kejaran, jika itu dalam mimpi. Kenapa dia tidak menolaknya saja? Mungkin karena dia anak baik. Sarang tidak tega menolak permintaan seseorang, apalagi membuang permen. Lihatlah, dia sarapan dengan menertawai dirinya sendiri. 

  Sungguh mengenyangkan dan sangat lezat, sampai tidak berkata-kata. Gadis yang masih merindukan tempat tidurnya itu meminta izin untuk mengelilingi taman sebentar. Setelah mendapat izin, dia lantas segera pergi menjauh.

  Yoohyeon menggenggam erat tali kekang Pie. Dia berusaha membuat anjing manis itu mengikuti tempo larinya. Walau kecil, tenaga Pie cukup kuat untuk membuatnya terseret. Wanita berambut silver itu tampak senang sekali memperhatikan anjingnya yang juga sangat bahagia seperti dirinya. Sudah cukup lama sejak terakhir dia membawa Pie keluar untuk olahraga bersama. 

  Mungkin sudah berbulan-bulan lamanya. Pekerjaannya semakin lama semakin banyak, jadwalnya pun bertambah padat. Bahkan beberapa waktu lalu dia pernah menghabiskan satu hari penuh, dua puluh empat jam, mendengar suara kamera yang mengambil gambarnya. Itu sungguh membuatnya pusing dan menjadi sangat kelelahan.

"Setidaknya sudah bisa istirahat..... Baboya Kim Yoohyeon Jiu eonni sudah bilang akan membawa Pie..... BABOYA!"

GUK GUK!!

  Pie berbalik ke arah tuannya dan kemudian berusaha memanjat kaki jenjang Yoohyeon. Dengan senang hati Yoohyeon menggendong Pie. Anjing lucu itu langsung mendekatkan hidung hitamnya ke arah wajah Yoohyeon. Tapi saat wanita cantik itu mendekat, Pie malah menolak dan memalingkan wajah imutnya itu. 

  Yoohyeon menekuk ke bawah sedikit bibirnya. Tapi kemudian dia tersenyum dan menurunkan anjing berbulu coklat tersebut. Yoohyeon merapikan bajunya dan saat itu digunakan Pie untuk kabur dari tuannya. Sayangnya bagi anjing itu, dia tidak bisa berlari jauh. Yoohyeon dengan segera memungut ujung tali kekangnya.

"Ayo! Kau mau lari kemana??" Yoohyeon menanyai anjing kecilnya.

GUK GUK!!

  Belum sampai lima belas menit mereka berlari lagi, Pie mulai memperlambat langkahnya. Membuat sang pemilik lantas berhenti. Yoohyeon menyeka keringatnya sembari mencari tahu kenapa hewan kecil ini berhenti. Baiklah, sepertinya dia mengendus sesuatu, tapi tidak ada wangi apa pun yang tercium oleh model satu ini. 

Warm youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang