[37] First snow

58 13 20
                                    

"Sebentar lagi natal...."

  Gahyeon memeluk boneka kucing besar miliknya. Di luar jendela, butir-butir salju turun perlahan dalam jumlah banyak. Besok dia harus memakai baju yang lebih tebal. Gahyeon menatap kedua tangannya yang tertutup lengan jaket Sarang yang panjang. 

  Kalian tahu apa yang dia lakukan bukan? Menciumnya lagi, lagi, dan lagi. Bukan berarti aroma itu menggantikan oksigen, hanya saja, semakin sering dia menciumnya semakin suka dia dengan aroma khas kekasihnya tersebut.


"Tunggu.... Apa....?" Gahyeon tersadar dari lamunannya.

"Kau.... Mengatakan apa tadi Lee Gahyeon...."

BLUSH!

Pipi mocinya seketika merona, sangat merah. Wajahnya terbakar, sangat panas. Apa-apaan yang dia pikirkan ini?!

"Kau gila Lee Gahyeon!" Gahyeon membenamkan wajahnya ke boneka besar tersebut.


  Dia mengintip sedikit dari balik bulu-bulu boneka tersebut. Kalau diingat lagi, apa yang Sarang lakukan padanya, apakah ada yang spesial? Sarang sering menggenggam tangannya belakangan ini, apakah itu spesial? 

  Gadis itu juga sudah lebih sering mengirim pesan singkat bahkan tidak keberatan melakukan panggilan suara dengannya, itu termasuk perlakuan spesial? Jaket yang dia pinjamkan karena dia kedinginan, apakah itu hal yang wajar? Pasti ini hanya halusinasinya saja. Hanya pikiran yang berlebihan.


"Apa...." Gahyeon mulai berpikir setelah beberapa hari tidak berpikir.

"Aku coba saja...."

Iya, dia harus mencobanya. Semoga dia bisa paham.


"Kau belum tidur?"

Sarang membaca pesan yang baru saja masuk.

"Belum, eonni belum tidur?" 

"Belum. Kau lihat di luar ada apa sekarang?"

"Salju.... Salju pertama"

"Sepertinya aku harus memakai baju yang lebih tebal"

"Eonni boleh memakai jaketku itu"

Sarang tertawa kecil. Dia paham dengan maksud Gahyeon, itu bukanlah hal yang sulit untuk dipahami.

"Kalau begitu.... Aku akan tidur lebih dulu" 

"Aku akan pakai jaketmu supaya tetap hangat"

"Jaljayo eonni, mimpi indah"

"Bukan itu!"

"Lalu?"

"Yang lain, bukan itu"

"Good night eonni, have a nice dream"

"BUKAN JUGA!"

"Lalu apa?"

"Namamu...."


Gahyeon menutup matanya tidak berani melihat. Dia menunggu ponselnya berbunyi.

TRING!

Warm youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang