"buk, aku takut." kata ku membalas pelukan ibu.
"husstt takut kenapa?" tanya ibu ku heran.
"itu." tunjuk ku pada kertas semalam.
Ibu terlihat mendekati kertas itu kemudian membacanya, wajah ibu terlihat seketika menegang.
"buk." panggil ku.
"i iya kak, ga papa kakak sekarang mandi aja ya, ini nanti ibu yang beresin." kata ibu sambil berdiri dari tempat surat itu.
"ada lagi buk." kataku sambil menunjuk kan pesan masuk di hp ku.
"iya gapapa tenang kak, ancaman ini ngga bakal terjadi sana kaka mandi aja." kata ibuku lagi.
"berangkat sekolah seperti biasa, orang itu pasti akan semakin gencar kalo melihat kita lemah." lanjut ibu ku kemudian meninggal kan kamar.
Aku pun bangkit dari tempat tidur, benar juga kata ibu kalo kami terlihat lemah maka si peneror itu akan semakin gencar.
Pertama aku membereskan ranjang ku kemudian aku beranjak ke kamar mandi dengan tetap membawa pisau kesayangan ku.
Setelah selesai mandi aku keluar dari kamar mandi sudah memakai seragam praktik lengkap.
Kemudian aku langsung mengambil tas dan keluar kamar, tak lupa pisau itu aku masuk kan di saku celana praktik milik ku.
"kak udah siap?" tanya ayah.
Sesampai nya di meja makan ayah langsung menyapa ku dan tersenyum padaku.
"udah kok yah." aku menjawab dengan senyum juga.
"kak, masalah tadi malem jangan kamu pikirin ya nanti ayah yang urus." kata ayah ku lagi sambil mengusap kepalaku.
Aku hanya mengangguk menanggapi ucapan ayah, tak lama aku melihat Aira yang berjalan ke arah ku.
"pagi kak." senyum aira begitu menghangat kan.
"pagi juga adek gempal." kata ku sambil mencubit pipi nya.
Aira hanya terlihat senyum kepadaku kemudian aku pun beralih melihat ibu yang tengah sibuk di dapur.
Pagi ini ada rasa yang berbeda, seakan aku tidak mau jauh dari keluargaku. Mulai dari ayah, Aira juga ibu aku memperhatikan mereka satu persatu.
"kak ambilin itu." suara Aira membuyar kan lamunan ku.
"ohh iya sebentar." jawab ku, kemudian mengambil roti yang Aira minta.
"ini."
"makasih kak, hari ini Aira sayang sama kakak." kata Aira lagi.
"ha? Hari ini doang berati biasa nya ngga ya." aku menunjuk kan ekspresi merajuk yang aku buat buat.
Cup
"ngga lah, Aira selalu sayang kakak kok." kata Aira setelah mencium pipiku.
Aku hanya tersenyum sambil memperhatikan Aira lekat lekat, ntah ada perasaan apa yang jelas aku merasa sebentar lagi akan jauh dari Aira.
"udah jadi sarapan nya." kata ibu kemudian meletak kan nasi telor mata sapi dan acar.
Aku,ayah juga ibu langsung mengambil sarapan itu ke piring kami masing masing.
Setelah sarapan aku langsung beranjak dari kursi, aku menjabat tangan ibu kemudian seperti biasa ibu mengecup pipi dan kening ku.
Tak lupa aku menghampiri Aira kemudian aku mencium juga memeluk Aira.
"kak, maaf in adek ya kalo adek sering nakal." kata Aira sembari melepas kan pelukan ku.
"iya dek, ih ngapain ngomong gitu si kan emang kamu ngeselin." ledek ku kemudian aku kembali mencubit pipi Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI PSYCHOPATH KU
Mystery / ThrillerUpdate sesuai mood😁. Senyum seringai ku terlihat, tak lupa pisau yang aku genggam seakan ikut tertawa puas melihat tikus yang sudah lemah di depan mata. "hahaha dimana kau tikus kecil." aku tertawa penuh kemenangan. Srettt srekkk Sengaja aku buat s...