"Bagian 8"

23 7 0
                                    

Setelah kejadian tadi pagi di parkiran itu, aku sangat puas, pasal nya jam istirahat ini geng Novi tidak ada di kantin, mungkin mereka di panggil oleh BP.

Sekarang ini sudah waktunya istirahat, kantin juga sudah di penuhi oleh orang orang yang sedang menghamburkan uang nya:v.

Di kantin aku dan dua teman ku seperti biasa meluangkan waktu untuk ngobrol juga jajan yang pastinya.

"Nis, kok kita bertiga ngga ikut di panggil ya." kata ku.

Nisa hanya mengangkat bahu, yang artinya ntah lah.

"Yaudah sana pesen, gue mager." kata ku menyuruh Nisa memesan makan.

"kalian mu makan apa?" tanya Nisa pada ku juga Riska.

"gue batagor aja lah, yang pol pedes sama es jeruk ya." kataku.

"kalo gue jangan pedes, terus minum nya samain aja lah."

"oke deh, wait." Jawab nisa.

Kemudian Nisa langsung berdiri dan pergi untuk memesan makanan kita.

"eh kalo kita juga dapet masalah gimana ya." Riska membuka suara.

"ga lah, jelas jelas di CCTV itu kita yang di tampar." sahut Nisa yang sudah berada di belakang ku.

"kita liat nanti aja lah." lanjut ku.

Di sela acara menunggu makanan tiba, aku hanya melihat lihat hp yang dari semalem belum sempat aku hidupin lagi.

"orang gila  yang semalem udah ngga neror lagi, mungkin dia udah cape kali ya." gumam ku.

"lo ngomong apa Ra?" tanya Riska.

"ngga kok ngga."

Aku belum ada niatan buat cerita sama mereka, lagi pula ini palingan juga orang iseng doang kan.

"silahkan ciwi ciwi batagor siap." kata ibu kantin.

Kita akhirnya mengambil batagor itu kemudan memakan nya, tak butuh waktu lama untuk ku juga Nisa menyelesaikan acara makan.

Tapi, selalu walaupun kita udah selesai tetep aja harus duduk di kantin sekitar 5-10 menit lagi, nunggu cecenguk yang satu ngabisin makanan nya, emang lemot.

"cepetan Ris, kita kan mau liat geng Novi lo mah makan nya ga bisa menyesuaikan kondisi si." cerocos Nisa.

"iya ih, bayi aja ngga selama ini kalo makan" timpal ku.

"uhh kalian selalu bacot, kan emang gue makan nya pelan ngikutin sunah rosul." kata Riska.

Aku hanya memutar bola mataku malas, selalu saja kalo di suruh makan cepet yang ada malah ngedalili.

"ngga gitu juga pe'ak." kata ku kesal.

"bayar dulu aja lah Ra biar cepet." kata nisa sambil menyodorkan uang ke arah ku.

"itu sekalian ya gue juga biar nanti setelah gue selesai makan kita bisa langsung pergi." sahut Riska.

"ck itu mah mau lo aja, yaudah sana Ra." kata Nisa.

Aku pun beranjak dari tempat duduk ku dan menyodorkan uang yang tadi di kasih Nisa, setelah mengambil kembalian, aku duduk di sebelah Nisa lagi.

"astaghfirullah, belum selesai juga?"

"bentar si ya ampun." kata Riska lagi.

"udah ah nunggu lo mah lama, udah ga usah di habisin aja." kata nisa.

"mubazir kalo makanan di sia siain, inget di luar sana masih banyak orang yang kelaparan." kata kata bijak Riska kembali muncul.

"bacot yaudah sini ah." kataku kemudian menyendok batagor yang ada di piring riska.

SISI PSYCHOPATH KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang