"Bagian 38"

23 7 2
                                    

"ehh hidung lo berdarah." kata ku kaget melihat hidung Pratiwi.

"udah biasa kok, gapapa." jawab nya santai.

*

*

*

*

Jam pelajaran pun akhirnya usai, sekarang aku sedang berjalan di koridor sekolahan dengan santai, tentunya tanpa mereka berdua.

Tap tap tap

Aku menghentikan langkah ku saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah ku.

Brughh

Tiba tiba aku mendengar suara gaduh di belakang ku, aku pun langsung menolehkan arah pandang ku ke belakang.

"kok ngga ada apa apa si." gumam ku.

Dengan ragu, aku melanjutkan langkahku kembali untuk menuju keluar dari koridor sekolahan yang sudah sepi dari siswa siswi ini.

Tap tap tap

Lagi lagi aku mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arah ku.

"ah siapa si yang iseng." kata ku sedikit keras.

Aku mencoba bersikap se tenang mungkin, untuk membuat orang yang sedang mengerjaiku merasa bosan karena mereka tidak berhasil membuatku takut.

Srettt

Sial, semakin aku berusaha biasa saja malah bunyi bunyi itu semakin menggoyahkan keberanian ku.

"jangan main main, siapa aja yang lagi ngerjain gue keluar sekarang!!" teriak ku karena sudah tersulut emosi.

Tapi nihil, setiap kali aku menoleh ke belakang atau mengatakan sesuatu di sana tidak ada orang sama sekali.

Aku pun memutuskan untuk melanjutkan langkah ku lagi.

Tes tes tes

"sial, darah lagi." umpat ku kesal.

Suasana di sekelilingku mendadak dingin, angin angin seakan berhembus mengelilingiku dan menerjang tubuh ku.

Aku tidak berani menolehkan kepalaku ke atas, karena aku yakin saat ini di atas ku ada hantu kepala gila itu lagi.

Srettt kreekk

Sial, di belakangku kembali ada suara suara aneh yang semakin mengikis sisa sisa keberanian ku.

Tanpa aba aba, aku langsung berlari sekuat tenaga ku untuk menjauh dari tempat terkutuk ini.

Brukkk

"awwhh." aku mengaduh kesakitan saat tubuh ku menabrak seseorang.

"kamu ngga papa kan?" tanya Asyah sambil menjulurkan tangan nya padaku.

"ga-ga papa kok." jawab ku.

Aku hanya menunduk menahan pinggangku yang sedikit sakit, di tambah lagi dengan rasa malu yang sekarang menguasai batin ku.

"kenapa juga si pake lari lari?" tanya Asyah lagi.

"ng-ga papa kok, yaudah gue pulang dulu ya." kata ku kemudian sedikit berlari meninggal kan tempat dimana Asyah yang masih berdiri.

"ahh sial, tadi kan mobil gue di bawa Nisa sama Riska."

Tak lama, aku melihat Pratiwi yang menaiki mobil nya menuju ke arah ku.

"butuh tumpangan?" kata nya sambil tersenyum.

"ehh kok lo masih di sekolahan, gue kira lo udah cabut dari tadi."

SISI PSYCHOPATH KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang