Sore berganti petang, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke ruang tamu sekedar ngobrol sama ayah juga ibu.
"yah, Aira udah tidur?" tanya ku karena tidak melihat Aira di sana.
"udah kaya nya sama ibu."
Aku hanya ber ohh saja menanggapi jawaban dari ayah, tidak seperti ayah biasa nya yang cenderung santai, tapi ini ayah terlihat memikirkan sesuatu.
"yah!?"
"hmm." kata ayah masih tetap memandangi ponsel nya.
"yang tadi itu kan yah, surat itu isi apa?"
Ayah terlihat menegang, ekspresinya tergambar jelas aku bisa melihat nya walaupun sepersekian detik ayah berusaha me normalkan ekspresinya lagi.
"ah kamu, ngga kak ngga papa itu palingan orang iseng." kata ayah.
"masak orang iseng tapi ayah pake kantongin segala kertas nya." kata ku penuh selidik.
"udah si kak ga usah bahas lagi ya ngga penting kok." ucap ayah mencoba mengalihkan kan pembicaraan.
Aku yang tidak ingin mendapat omelan dari ayah akhirnya memilih menyudahi pembicaraan kami.
"aku akan cari tau sendiri yah." batin ku.
Aku maupun ayah sama sama diam, aku mencoba mengalihkan perhatian pada tv di depan ku tapi tetap saja gagal.
Pandangan ku selalu tertuju pada ayah, wajah ayah terlihat mencoba memikirkan sesuatu sampe terlihat gusar.
Tak lama aku melihat ibu yang tengah menuruni anak tangga, sama hal nya ayah, ibu juga tidak terlihat baik.
"buk, sini." kata ku memanggil ibu yang mau beranjak ke dapur.
Ibu tersenyum padaku kemudian berjalan ke arah ku.
"ada apa ini, ibu dan ayah terlihat tegang dari tadi pas surat itu di temukan." gumam ku.
"iya kak?" kata ibu yang sudah duduk di sebelah ku.
"emm ibu baik baik aja kan?" tanya ku.
Ibu seolah menyadari ke arah mana pertanyaan ku sebenarnya, ibu terlihat langsung memalingkan wajah.
"iya ibu bak kok." kata ibu datar.
"ohh ayolah, ada apa ini sebenarnya ibu dan ayah terlihat tidak baik,kalian kenapa?" kata ku dengan nada yang sedikit kesal.
"ngga papa sayang udah ya, tidur aja udah malem. Ohh ya satu lagi, minggu kita pergi ke rumah nenek mungkin beberapa hari di sana." kata ayah ku tegas.
"ha? Kenapa dadakan si yah."
"udah sayang jangan banyak tanya, ikut aja lah." kata ibu seolah mendukung ayah.
"kalian itu aneh, kalo ada apa apa harusnya aku berhak tau, aku kan anak kalian." kata ku kemudian melenggang pergi.
Aku berjalan ke kamar ku dengan kesal, jelas sekali ayah dan ibu sedang menyembunyikan sesuatu.
Sesampai nya di kamar, aku tidak langsung tidur karena merasa kesal akhirnya aku mencari angin segar dengan cara membuka jendela kamar.
Sedikit tenang saat aku berada di balkon, aku bisa menghirup udara segar dari sini.
Setelah cukup lama akhirnya kantuk mulai menyerang mata ku, aku pun memutus kan pergi ke dalam kamar.
Tapi, apa itu di balik pohon besar depan rumah aku seperti melihat sesuatu.
Iya, bener itu orang yang memakai pakaian hitam tadi sore itu kan, dia terlihat berdiri disana dan tatapan dia seolah mengamati rumah ku.
Aku memutuskan untuk mengambil teropong, supaya lebih jelas lagi melihat dia sedang melakukan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI PSYCHOPATH KU
Gizem / GerilimUpdate sesuai mood😁. Senyum seringai ku terlihat, tak lupa pisau yang aku genggam seakan ikut tertawa puas melihat tikus yang sudah lemah di depan mata. "hahaha dimana kau tikus kecil." aku tertawa penuh kemenangan. Srettt srekkk Sengaja aku buat s...