"Bagian 22"

17 7 0
                                    

"udah selesai?" tanya Nisa saat aku keluar dari kamar mandi.

"ya udah lah bego, kalo belum ngapain gue keluar." ucap ku ketus.

"bangke emang ah, eh btw lo kemana dulu kok sampe sini malem banget?"

"tadi gue ada urusan Nis." jawab ku santai.

"Nis gue laper ih, pesen makanan kek." lanjut ku lagi.

"gila aja si malem malem gini minta makan, ga ah males. Kalo mau lo bikin omelette sendiri sana atau masak mie aja."

"ah lo mah jahat, masakin ya ya plisss." mohon ku tak lupa membentuk puppy eyes.

"dah lah iya gue bikinin deh, nyusahin aja si." ketus Nisa kemudian meninggal kan aku yang masih duduk di ruang tamu.

Setelah Nisa pergi memasak makanan untuk ku, aku hanya melihat lihat aku sosmed ku sambil bersantai di kursi ruang tamu Nisa.

Kemudian aku mengingat tiga hp yang aku ambil dari mangsaku baru saja, setelah itu aku bergegas ke mobil untuk mengambil nya.

Seperti sebelum nya, aku sudah membuka password dari masing masing hp sebelum kematian si pemiliknya.

Pertama aku melihat hp polisi gila itu, tidak ada apa apa yang bisa aku temukan, room chat nya pun tidak ada yang menjuru ke arah yang aneh aneh.

Setelah melihat segala sosmed aku bosan karena tidak menemukan bukti apa apa, kemudian aku mengalihkan fokus ku pada Galeri.

"keluarga yang harmonis." gumam ku.

Hal pertama yang aku liat di sana adalah foto keluarga yang begitu lengkap juga terlihat bahagia.

Namun, mataku tertuju pada sosok balita laki laki yang terlihat begitu lucu sedang di gendong oleh polisi gila itu.

"manis" gumam ku lagi.

"Ra ini mie nya." tiba tiba suara Nisa menghentikan aktifitas ku.

"makasih Nis, lo emang yang terbaik." kata ku di iringi dengan senyum terbaik.

"bicit lah, udah makan buru setelah itu tidur udah malem gue ngga mau besok di hukum gara gara terlambat ya." cerocos Nisa.

Aku memutar bola mataku malas kemudian mulai memakan mie yang masih hangat.

"itu hp siapa yang lo begal ra, terus korban nya ngga lo bunuh kan?"

Uhuk uhukk

Sontak saja pertanyaan Nisa membuat ku tersedak.

"eh lo kenapa si Ra, gue bercanda kali ah." kata Nisa lagi dengan senyum yang sok di manis manisin.

"udah ah diem kenapa, gue mau fokus makan ini lo tidur dulu aja sana." kata ku malas.

Nisa hanya tersenyum kemudian mengangguk dan berlalu dari samping tempat duduk ku.

"mulut nya pengen gue potong aja itu, kalo ngomong suka seenaknya." gumam ku.

"lo ngomong apa ra!" teriak Nisa dari balik gorden.

"ngga ah, sana tidur ga usah kebanyakan bacot."

Akhirnya aku sudah tidak mendengar suara Nisa lagi, mungkin dia sudah bener bener masuk ke kamar.

Cukup lama aku menyelesaikan acara makan ku karena aku menyelingi nya dengan melihat lihat isi galeri polisi gila itu.

Setelah aku menyelesaikan acara makan ku, kemudian aku kembali keluar rumah untuk mengambil kapak juga pisau yang belum aku cuci.

SISI PSYCHOPATH KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang