"Bagian 34"

14 6 0
                                    

"engghhhh." aku mulai menggeliat karena mataku terganggu dengan cahaya matahari yang masuk dari balik jendela.

Kemudian aku mengerjapkan mata ku berkali kali, dan aku menoleh ke arah kiri juga kanan ku.

"dasar kebo." gumam ku karena aku masih mendapati dua manusia setengah jadi ini masih setia memejamkan matanya.

Aku pun segera beranjak dari ranjang ku, kemudian menuju ke arah kamar mandi untuk mandi dan bersiap ke sekolah.

"syala la laaa." senandung ku di kamar mandi.

Tak memerlukan waktu yang lama, aku pun keluar dari kamar mandi dengan seragam yang sudah menempel di tubuh ku.

"WOYYYYY BANGUN UDAH JAM 8!" teriak ku tepat di telinga mereka.

Brukkkk

"awwwh sakit." erang Nisa yang sudah terkapar di lantai.

"terlambat terlambat." panik Riska kemudian melompat lompat di ranjang.

"wahahahha, bangsat malah ngelawak." aku tertawa geli melihat kekonyolan mereka.

"bangsat emang lo Ra, arghh sakit kan punggung gue." umpat Nisa.

Sedangkan aku masih setia dengan tawa ku, bahkan perutku rasanya sudah kaku karena dari tadi aku tertawa sangat puas.

"sialll! Emang temen ga tau adab untung gue ga ada riwayat jantung." kesal Riska.

"yaudah maap maap lah, lagian ini udah jam 6 kok sana buru mandi abis itu turun sarapan." kata ku.

Kemudian aku mengangkat dua tangan ku dan membentuk huruf V dari jari tengah dan telunjuk, tak lupa dengan cengiran kuda.

Mereka menatap ku dengan pandangan yang sangat malas juga kesal.

"udah ih kan udah minta maap juga." ulang ku lagi.

"bacot ah!"

Bughhh

Jawab mereka bersamaan kemudian bantal pun melayang ke arah ku secara bersamaan.

"udah impas kan? Yaudah sana ah kalian mandi." kata ku kemudian aku melenggang keluar dari kamar.

Sebenarnya aku masih takut dengan kejadian semalam, aku berjalan menuruni tangga tanpa menoleh ke atas sama sekali.

"tapi ngga ada bekas darah, ah iya semalem emang gue cuma halusinasi aja." gumam ku.

Kemudian aku langsung berjalan agak cepat menuju ke halaman rumah untuk mengecek mobil ku.

"bagus sudah bersih." kagum ku setelah melihat mobil yang terparkir rapi juga bersih.

"makasih ya pak udah di cuci in." kata ku sopan.

"ha? Di cuci in apa nya non?" jawab pak Tono dengan wajah heran nya.

"kan mobil saya semalem bapak yang cuci in." kata ku lagi.

"ah non ini, jangan bercanda semalem kan saya jaga di gerbang depan non, saya malah tidak tau sama sekali kalo mobil non itu kotor." jelas Pak Tono lagi.

Seketika wajah ku menjadi kaku, aku mulai membayangkan hal hal aneh lagi.

"jelas jelas semalem gue liat pak Tono yang nyuci mobil gue." batin ku.

"apa jangan jangan setan keparat lagi yang nyamar jadi Pak Tono ya."

Aku terus berdebat dengan pikiran ku sendiri, rasanya banyak hal yang aneh akhir akhir ini yang aku alami.

SISI PSYCHOPATH KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang