"Diaa, ahh nanti ada saat nya lo tau sendiri Ra." jawab Pratiwi kemudian melenggang mendahului ku.
Sedangkan aku hanya mengedik kan bahuku acuh, kemudian aku mulai menyusul langkah kaki Pratiwi.
"cuci muka lo Ra, biar ngga putek." ujar nya saat kita sudah berada tepat di depan toilet.
Byurr
"ahh seger." kata ku setelah membasuh wajah.
"ayok ke kelas lagi." kata ku pada Pratiwi.
Aku mengerutkan keningku saat pandangan ku sama sekali tidak mendapati Pratiwi di sekitar toilet.
"lo jangan bercanda ah, ayok balik ke kelas." kata ku mulai kesal tapi tetap tidak ada sahutan.
Kemudian, aku mulai merasa jengah dan berfikir untuk meninggal kan toilet sendiri.
Pukk
Spontan aku menoleh ke bahuku karena aku merasa seperti ada orang yang menepuk nya.
"lo ngapain di sini?" tanya Nisa.
"gue abis cuci muka kok, ini juga mau balik kelas." jawab ku santai.
"tumben ke toilet ngga ajak kita, mana sendirian lagi." timpal Riska.
"gue tadi di tarik Pratiwi ke sini, dia yang ngajakin gue." kata ku jujur.
Sedangkan mereka masih saling pandang kemudian memasang wajah seolah ngeri, panik atau apalah itu.
"kenapa?" tanya ku penasaran.
"ah nga-ga papa, udah ayok ke kelas." jawab Nisa sedikit gugup kemudian menarik ku menjauh dari toilet.
Sesampai nya di kelas, mata ku langsung menangkap sosok pratiwi yang sedang duduk di tempat nya dengan santai.
"cihh orang ini, dia yang ngajakin ke toilet malah dia juga yang ninggal." sungut ku di dalam hati.
"Emm Ra, gue pingin ngomong." kata Nisa memecah lamunan ku.
"apaan? Ngomong ya ngomong aja, orang biasanya juga langsung ngoceh." jawab ku santai.
Pletakk
"tulul kenapa malah di jitak." kesal ku.
"ya itu Nisa mau ngomong serius lo malah ngajakin bercanda." jawab Riska mewakili Nisa.
"hehe iya iya ah maap, udah ngomong ada apa?"
"yaudah kita duduk dulu ya, sini."
"eh jangan di kursi itu lah bego, disitu ada Pratiwi Nis." kata ku setelah aku melihat Nisa ingin menduduki kursi Pratiwi.
Sedangkan Nisa dan Riska hanya menatap ku aneh, kemudian mereka duduk di kursi mereka masing".
"oke langsung aja ya, Ra lo sehat kan?" tanya Riska.
"sehat lah."
"Raa, gue sama Riska serius." timpal Nisa.
Aku mencoba mulai mencerna omongan mereka, tapi nihil. Aku tetap saja bingung dengan yang mereka katakan.
"iya gue sehat emang kenapa si?"
"em hupp hmm." kata mereka dengan mulut yang terkatup rapat.
"ck! Kalian ini buang buang waktu aja si, udah di dengerin malah bercanda." kesal ku melihat tingkah mereka.
Lagi lagi, mereka hanya saling pandang kemudian memandang ku dengan tatapan yang tidak bisa aku artikan.
"Raa!" suara Pratiwi membuat ku menoleh ke arah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI PSYCHOPATH KU
Mystery / ThrillerUpdate sesuai mood😁. Senyum seringai ku terlihat, tak lupa pisau yang aku genggam seakan ikut tertawa puas melihat tikus yang sudah lemah di depan mata. "hahaha dimana kau tikus kecil." aku tertawa penuh kemenangan. Srettt srekkk Sengaja aku buat s...