"Bagian 19"

19 9 0
                                    

Hari sudah semakin sore, sekolahan ku pun semakin sepi tapi aku masih menunggu Asyah di parkiran sekolah.

Flasback On

Setelah jam pelajaran terakhir di mulai, aku melihat Asyah yang sedikit gelisah dia terlihat kurang fokus bahkan beberapa alat terjatuh dari tangan nya tanpa sengaja.

Trangg (anggap suara kunci/obeng jatuh:v)

"elah lo kenapa si Syah." kata Akrom kesal.

"gapapa kok." kata Asyah langsung mengambil alat nya.

Aku pun terus memperhatikan raut cemas yang ada di wajah Asyah, tapi aku tidak bisa langsung bertanya, di samping karena kita sedang praktik, aku juga malu karena nanti bisa di kira yang ngga ngga.

Setelah itu aku melihat Asyah melepas sarung tangan nya dan seperti berpamitan sama Akrom.

Tak lama kemudian Asyah berjalan menghampiriku dan menarik tangan ku keluar dari bengkel praktik.

"Ra, aku ada urusan nanti pulang kamu nunggu aku di parkiran dulu ga papa kan?" tanha Asyah.

"gapapa kok Syah." jawab ku.

"oke, yaudah kamu masuk lagi, aku ada urusan dan harus pergi."

Aku hanya mengangguk, kemudian Asyah berjalan meninggal kan aku yang masih diam di depan pintu bengkel.

Benar saja, sampai jam pelajaran berakhir Asyah tidak juga kembali ke kelas, di parkiran juga tidak ada. Hanya ada mobil nya yang masih terparkir di tempat semula.

"ra lo mau pulang sama gue aja ngga dari pada nunggu Asyah lama." kata Nisa yang sudah menaiki motor nya.

"ngga ah Nis, gue udah janjian sama Asyah buat pulang bareng." kata ku jujur.

"ahhh cieee yang lagi PDKT mah harus nempel teroooss." goda Nisa.

"bacot amat si mbak nya, udah ah sana lo pergi gue udah mual liat muka lo." sungut ku kesal.

"ya deh ah, ati ati banyak setan. Daaaa."

Bukan nya takut aku hanya terkekeh mendengar ucapan Nisa, setan kata nya. Bahkan aku sudah pernah menghabisi nyawa orang, dia juga tidak menjadi setan atau sejenis nya.

Mungkin nanti aku bakal cerita ke Nisa tapi setelah semua urusan ku selesai, baru aku akan kembali menjadi aku yang dulu.

Flasback Off.

"ya ampun kemana si Asyah ini." gumam ku.

Aku semakin gelisah menunggu Asyah, bukan karena aku takut karena udah sore, tapi karena malam ini aku ada urusan yang sangat penting dan harus aku persiapkan matang matang.

Aku sudah mondar mandir di dekat mobil Asyah, Sekarang sudah pukul 17.15 aku semakin kesal.

Dorrrr

Bughhh

Refleks aku meninju asal ke arah suara yang mengagetkan ku.

"sittt aahhh, bangke sakitt." kata orang itu memegangi wajahnya.

"ehh maaf, lagian lo ngga kira kira si." kaya ku merasa tidak enak.

"ya kamu nya aja yang kasar, masak ngga ngenalin suara aku aahh memar kan." kata Asyah masih setia memegangi pipi nya.

"coba liat."

Aku memegang tangan Asyah pelan,untuk melihat apa benar pukulan ku se keras itu.

"ckk lebay lo mah, orang ga ada yang memar." ujar ku kemudian aku tekan pipi Asyah.

SISI PSYCHOPATH KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang