"Emang rumah Zania dimana?" tanya Mulan.
"Dekat pasar," jawabku.
"Hmm oke."
Pasar sudah terlewati. Rumah Zaniapun sudah terlihat oleh indra penglihatan kami. Dengan sontak pandanganku melirik ke arah Anggi, aku merasa dia memandang tempat ini bagaikan sudah tak asing lagi.
"Kamu fokus banget, lagi liat apa?" tanyaku.
"Sepertinya aku merasa familiar dengan tempat ini," jawabnya.
"Familiar?" tanyaku.
Tiba-tiba dia memegang kepalanya dan berkata,"Aku, uh ..."
"Kamu kenapa?" tanya Mulan.
"Aku tidak enak badan, aku mau pulang saja." Dia tetap memegang kepalanya.
"Yaudah, kita antar ya ke rumah bu Sifa," tawarku.
"Tidak usah, aku bisa sendiri," tolaknya.
"Kamu ini sedang sakit, kami antar ya. Kami tidak mau terjadi apa-apa sama kamu," tawar Mulan.
"Tapi ...." Anggi menatap kita dengan sedikit iba.
"Udah tidak apa-apa, yang penting kamu selamat," jawabku.
Akhirnya kami kembali ke rumah bu Sifa.
~ • ~
Aku merasa sedikit kebingungan dengan hal yang barusan terjadi. Kenapa pada saat Anggi melihat tempat ini dia merasa sudah tidak asing lagi. Padahal sebelumnya kita tidak pernah ke tempat ini.
Dan yang membuatku lebih bertanya-tanya, kenapa tiba-tiba kepala Anggi menjadi pusing dan sontak badannya menjadi lemas. Padahal tadi dia dalam keadaan sehat wal'afiat dan sangat bersemangat.
Apakah mungkin ada terjadi pada saat aku tak bersama Anggi?
~ • ~
Aku dan Mulan kembali melangkahkan kaki menuju rumah Zania.
"Mul, kira-kira Anggi kenapa ya?" tanyaku penasaran.
"Mungkin dia kecapean," jawabnya.
"Aku bingung saat dia berkata, 'tempat ini familiar'."
"Ya mungkin dia pernah main ke tempat ini."
"Tanpa kita?"
"Mungkin," jawabnya.
Akupun terus berjalan tanpa menghiraukan pertanyaan tadi.
~ • ~
"Assalamualaikum," salamku.
"Iya bentar, waalaikumsalam." Dia membuka pintu rumahnya.
"Oiya kalian, ayo masuk," ajaknya.
Kamipun menuruti ajakan Zania. Ruang gudang buku atau mirip dengan perpustakaan, itulah tempat kami belajar bersamanya.
"Eh sebentar ya," ucap Zania.
"Iya boleh," jawabku.
Aku sangat terpukau melihat hamparan buku yang tersusun rapi pada almari jati yang sudah tua dan sedikit rimpuh.
Pandanganku sontak melirik pada majalah sekolah yang berada pada rak sebelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang di Ujung Senja
General FictionIni bukan cerita cinta ataupun yang berbau romantis. Tapi semoga saja kalian suka dengan cerita ini. Ini adalah cerita tentang seorang gadis jalanan yang selalu ingin menggapai bintangnya. "Aku memang tidak tahu apa makna dan wujud dari cita-cita...